Lompat ke konten
Kategori Home » Kehutanan » Suksesi Ekologis

Suksesi Ekologis

  • oleh

Suksesi ekologis, proses perkembangan ekosistem, sebenarnya terjadi pada setiap tipe lingkungan yang ada di permukaan bumi, walaupun detilnya beragam menurut tipe ekosistemnya. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Suksesi primer dan Suksesi sekunder.

Suksesi primer terjadi bila mulai dari lingkungan yang kekurangan bahan organic dan belum pemah dirubah dengan cara apapun oleh organisme hidup. Tipe lingkungan yang mungkin dimulai adanya proses suksesi primer ini a.l. permukaan batuan induk yang terbuka karena tanah longsor, danu baru yang terjadi karena pembangunan dam, atau daratan baru akibat letusan gunung berapi.

Suksesi sekunder akan terjadi pada lingkungan dimana sebelumnya lebih kurang telah mengalami modifikasi oleh organisme hidup yang menguasai selama periode waktu sebelumnya. Sebagai contoh tipe lingkungan yangakan mengalami proes suksesi sekunder a.l. areal hutan yang ditebang habis dan lahan pertanian yang ditinggalkan sebagai bekas ladang berpindah.

Apabila suksesi sekunder terjadi pada lingkungan yang sangat kering (xeric) disebut xerarch succession; apabila pada lingkungan yang lembab (mesic) disebut mesarch succession dan sangat basah (hydric) disebut hydrarch succession. Tingkat suksesi yang terjadi oleh adanya perbedaan ketiga kondisi kelembaban tersebut menghasilkan xeroseres, mesoseres dan hydroseres. Yang terjadi pada gumuk pasir disebut psammoseres, dan pada lingkungan asin (bergaram) disebut halosere, yang lain lagi bila pada permukaa batuan disebut lithosere.

2. Suksesi oligotrofik, Suksesi mesotrofik dan Suksesi eutrofik.

Suksesi oligotrofik terjadi pada lingkungan yang miskin hara, sedang suksesi mesotrofik terjadi pada lingkungan yang cukup hara, dan uksesi eutrofik terjadi pada lingkungan yang subur dan kaya akan hara. Sebenarnya pola suksesi yang terjadi pada tanah yang oligotrofik umumnya sangat berbeda dengan yang terjadi pada tanah yang eurotrofik.

3. Suksesi autogenik dan Suksesi Allogenik.

Perbedaan suksesi ini dikarenakan adanya factor pengendali yang berperan terhadap terjadinya proses suksesi tersebut, yaitu terjadinya pergantian komunitas tumbuhan pada satu lingkungan tertentu yang telah mengalami perubahan akibat aktivitas organisme yang hidup sebelumnya di tempat yang sama. Proses ini disebut suksesi autogenik. Sebaliknya, disebut suksesi allogenik, yaitu terjadi ketika adanya proses geologis yang menyebabkan perubahan pada lingkungan fisik, yang menyebabkan terjadinya perubahan pada komunitas biotanya.

Walaupun perubahan yang terjadi pada komposisi biota selama kurun waktu tertentu adalah karakteristik yang fundamental untk semua ekosistem, kecepatan perubahannya ternyata sangat beragam di dalam sere dan antara tingkat sere tunggal yang berbeda. Dalam banyak kasus, perubahan terjadi dengan tidak terbatas. Komunitas akan berkembang bila kecepatan perubahan menjadi lebih lambat, atau dimana komposisi biota hampir menjadi konstan untuk waktu yang lama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *