Perubahan merupakan suatu gejala yang tidak mungkin dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Perubahan yang melanda kehidupan manusia itu, dapat bersifat progresif menuju pada keadaan lebih baik dan dapat pula bersifat regresif menuju pada keadaan lebih buruk. Perubahan yang terjadi di dalam kehidupan manusia dapat terpro ses secara terencana atau planned dan dapat pula terjadi tanpa rencana atau unplanned.
Apabila dilihat dari aspek dimensinya, perubahan bisa berdimensi stniktural atau pada aspek tatanan kehidupan manusia dan berdimensi kultural atau budaya yang dimiliki oleh manusia.
Berkenaan dengan adanya kemungkinan terjadi perubahan sosial yang bersifat regresif dan terlebih lagi yang tak terencana maka kehidupan manusia perlu melakukan pencermatan dan kewaspadaan agar perubahan yang terjadi di dalamnya tidak sampai menimbulkan tindakan-tindakan kriminalitas yang merugikan mayarakat.
Pengertian, Sifat dan Dimensi Perubahan Sosial
Di dunia ini tidak ada satupun gejala yang bersifat kekal, kecuali Perubahan. Artinya bahwa cepat ataukah lambat, kehidupan manusia pasti akan mengalami perubah an. Baik perubahan yang bersifat progresif maupun yang bersifat regresif. Baik perubahan yang datang dan disebabkan oleh faktor-faktor internal atau dating dari dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan maupun perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang datang dari luar lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, ada yang diproses secara terencana melalui program-program pembangunan, namun banyak juga yang terjadi tanpa rencana.
Pengertian perubahan sosial
Perubahan sosial didefinisikan sebagai suatu proses yang memperlihatkan, bahwa di dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur, yang ter jadi dalam kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, suatu masyarakat dan atau suatu sistem sosial, bani dapat dinyatakan sebagai mengalami perubahan sosial, apabila di dalam kehidupannya didapati perbedaan-perbedaan, dan perbedaan-perbedaan itti dapat diukur dalam suatu kurun waktu tertentu.
Sifat Perubahan Sosial
Perubahan yang melanda kehidupan manusia itu dapat bersifat progresif atau menuju pada keadaan yang baik, atau menuju pada kemajuan. Misalnya kehidupan masyarakat yang semula masih pra sejahtera, kini berubah menjadi sejahtera.
Masyarakat desa yang semula memasak dengan kayu, sekarang telah banyak yang memasak dengan menggunakan kompor gas. Contoh lain dapat dikemukakan bahwa masyarakat yang semula menggunakan sarana transportasi sepeda, kini telah banyak yang menggunakan kendaraan bermotor.
Selain sifat yang progfesif sebagaimana disebut di atas ini, perubahan social dapat pula bersifat regresif atau menuju pada keadaan yang lebih buruk atau mennuju pada kemunduran. Misalnya kehidupan masyarakat pengrajin industry
meubel yang semula memiliki tingkat pendapatan yang relatif tinggi, tiba-tiba menurun dratis karena ada krisis ekonomi yang melanda kehidupan bangsa Indonesia. Demikian juga misalnya kehidupan para penyelenggara industri wisata yang semula memiliki pendapatan yang lumayan, kini menurun karena para wisatawan yang datang ke Indonesia sedang menyusust drastis.
Sifat lain dari perubahan sosial dapat dilihat dari sisi gejala terjadinya. Maksud nya adalah ada penibahan-perubaham sosial yang gejalanya dapat diamati, biasanya disebut sebagai perubahan yang bersifat manifes, yaitu suatu penibahan yang dapat diamati prosesnya. Misalnya pembuatan jamban umum bagi masyarakat yang semula membuang air besar di sungai, kegiatan gotong royong pengerasan jalan, pembangunan jembatan, penyuluhan kesehatan dan lain-lain.
Gerakan-gerakan sebagaimana disebutkan di atas itu jelas dapat diamati prosesnya dan pada saatnya akan nampak adanya suatu perubahan ke arah lebih baik bagi masyarakat yang bersangkutan, yaitu misalnya makin sehatnya lingkungan kawasan sungai, karena jumlah anggota masyarakat yang membuang air besar di sungai telah berkurang, makin banyaknya jalan yang sudah dikeraskan, didapatinya jembatan penghubung antara tempat yang satu dengan yang lain, yang berdampak memperlancar mobilitas penduduk dari satu tempat ketempat yang lain, makin banyaknya warga berperilaku sehat dan terhindar dari penyakit, berkenaan dengan adanya penyuluhan kesehatan dan lain-lain.
Di sainping gejala-gejala perubahan yang dapat diamati, ada pula perubahan sosial yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diketahui lebih dahulu proses terjadinya. Keadan ini biasa disebut Latent Misalnya tanpa diketahui dan direncana tiba-tiba terjadi bencana kebakaran, serangan hama tanaman di kalangan petani atau dapat juga tanpa diduga sebelumnya di sebuah desa terpencil, tiba-tiba muncul kampus perguruan tinggi, atau menjadi pusat perbelanjaan atau menjadi terminal, yang sudah barang tentu akan mengubah warganya dalam hal tingkat pendapatan, jenis usaha dan lain-lain.
Masih dalam lingkup sifat perubahan adalah proses terjadinya perubahan itu ada yang bersifat evolusioner atau perlahan-lahan dan ada pula yang bersifat revolusioner atau terjadi dalam waktu yang singkat dan bahkan ada yang bersifat radikal, yaitu suatu proses perubahan yang disamping terjadi dalam waktu singkat juga drastis dan bisa jadi akan mengejutkan warganya, karena akan membuat kehidupan warganya menjadi mengalami perbedaan yang sangat menyolok.
Dimensi Perubahan Sosial
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masvarakat ini dapat berdimensi struktural, artinya bahwa perubahan-perubahan itu menyangkut masalah komposisi para warga masyarakat, baik dalam dimensi horisontal, vertikal maupun diagonal, serta dimensicultural, menyangkut budaya yang dimiliki oleh masvarakat setempat, balk budaya material maupun imaterial, baik dalam arti pola perilaku maupun dalam arti hasil cipta, rasa karsa manusia.
Perubahan struktural horisontal dapat terjadi dalam bentuk perpindahan penduduk dari tempat yang satu ketempat yang lain atau perpindahan warga masvarakat dari kelompok yang satu kekelompok yang lain. Misalnya gejala bahwa masyarakat yang semula mengumpul di tengah kota, menjadi bergeser ke pinggiran dan bahkan keluar kota, atau masyarakat tertentu yang semula lebih menyukai pekerjaan sebagai pedagang, kini berubah menjadi menyukai pekerjaan sebagai buruh pabrik.
Sedangkan perubahan struktural vertikal, dapat terjadi dalam bentuk perpindah an warga masyarakat dari strata sosial tertentu ke srata sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Artinya di dalam lingkungan masyarakat tertentu telah banyak terjadi perubahan warganya yang semula berstatus sosial ekonomi rendah menjadi berubah menengah atau bahkan ke atas dan atau sebaliknya.
Sementara itu yang dimaksud dengan perubahan struktural diagonal, adalah suatu perubahan yang terjadi baik dalam hal perpindahan horisontal maupun vertikal, misalnya ada warga masyarakat yang berpindah tempat karena ia naik pangkat, atau sebaliknya, ia harus bergeser ke pinggiran kota karena ia mengalami gulung tikar dalam kegiatan dagangnya dan sebagainya.
Disamping perubahan-perubahan yang berdimensi struktural, kita mengenal pula dimensi lain yaitu perubahan berdimensi kultural, yaitu suatu perubahan yang terjadi baik pada pola-pola perilakunya, maupun pada hash cipta, rasa dan karsa manusia.
Sebagai contoh, sangat mungkin di dalam kehidupan masyarakat terjadi polapola kebiasaan yang semula para warga masyarakatnya mudah diajak untuk melakukan kerja bakti, kini menjadi sulit karena warga masyarakatnya makin lama makin memiliki kesi bukan yang berbeda-beda sehingga untuk melakukan pekerjaan tertentu bersama-sama menjadi sulit dilakukan.
Disamping itu bentuk dari partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan kerja bakti itu pun bisa berubah, dari bentuknya yang semula fisikal atau terlibat secara fisik, menjadi berbentuk material, yaitu diganti dengan uang atau material. Contoh lain, misalnya yang semula warga masyarakat selalu minta bantuan dalam bentuk uang, pada saat tertentu merasa perlu pula mendapat bantuan dalam bentuk saran, pendapat dan lain-lain.