Kromatografi berasal dari kata “chromo” dan ^graphf, yang berarti “berwarna” dan “menggambar”. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani asal Rusia pada tahun 1903. Ketika itu dia melewatkan ektrak tanaman dalam CaC0dan terjadilah pemisahan zat warna klorofil. Kemudian tahun 1931 Kuhn dan Lederer mengembangkan kromatografi cair untuk pemisahan karotenoid. Perkembangan kromatografi semakin pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua. Tahun 1960 James Lovelock menemukan Electrons Capture Detektor suatu alat pendeteksi senyawa organohalogen yang sangat sensitif dan selektif sehingga dapat digunakan untuk analisis pestisida dalam tanah, makanan, air serta gas halocarbon dalam atmosfer.
Klasifikasi Kromatografi
Kromatografi merupakan metode pemisahan dengan dasar partisi solut dalam dua fase yang tidak saling campur. Dua fase tersebut adalah fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Berdasarkan jenis fase gerak dan fase diamnya, serta mekanisme pemisahannya, kromatografi dapat diklasifikasikan menjadi:
Tabel Klasifikasi sistem kromatografi
Suatu campuran senyawa dapat dipisahkan dengan kromatografi, karena ada perbedaan interaksi masing-masing komponen penyusun campuran tersebut dalam kedua fase. Perbedaan interaksi ditentukan oleh sifat fisika dan kimia, dapat berupa perbedaan kekuatan adsorpsi permukaan, perbedaan kelarutan, perbedaan muatan, perbedaan ukuran partikel atau perbedaan tekanan uap. Solut yang memiliki interaksi kuat dengan fase diam akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk melewati sistem kromatografi. Proses migrasi solut yang dibawa oleh fase gerak melalui ujung awal fase diam hingga ujung akhir disebut elusi. Waktu yang dibutuhkan oleh solut untuk migrasi dari ujung awal fase diam hingga ujung akhi disebut waktu retensi. Dengan demikian solut yang berinteraksi kuat terhadap fase diam akan memiliki waktu retensi yang lebih lama.
Bila sistem kromatografi digabungkan dengan detektor, maka dapat dilakukan pemisahan campuran senyawa sekaligus dapat dilakukan analisis baik kuantitatif maupun kualitatif. Saat ini telah dikembangkan beragam detektor dengan sensitivitas tinggi, yang dapat digabungkan dengan kromatografi, sehingga analisis dapat dikerjakan secara cepat, valid, sensitif dan selektif.