Kisah Genie yang terjadi pada tahun 1970 di California, merupakan suatu gambaran yang penting buat kita tentang dua hal. Pertama, komunikasi amat esensial buat pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli-ahli sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian (Davis, 1940; Wasserman, 1924). Antropolog terkenal, Ashley Montagu (1967: 450), dengan tegas menulis: “The most important agency through which the child learns to be human is communication, verbal also nonverbal”.
Kedua, komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Tidak mengherankan, bahwa komunikasi selalu menarik perhatian peneliti psikologi.
Dalam perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Tiga di antara empat orang Bapak ilmu komunikasi yang diakui oleh Schramm, adalah sarjanasarjana ilmu psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Ia memperoleh gelar doktornya dalam asuhan Koffka, Kohier, dan Wertheimer, tokoh-tokoh psikologi Gestalt.
Paul Lazarsfeld, pendiri ilmu komunikasi lainnya, adalah psikolog yang banyak dipengaruhi Sigmund Freud, bapak psikoanalisis. Carl I. Hovland, adalah seorang yang dididik dalam psikologi, dan selama hidupnya memilih karir psikologi. Ia pernah menjadi asisten Clark Hull, tokoh psikologi aliran behaviorisme. Menarik sekali bahwa semua aliran besar dalam psikologi diwakili oleh para peletak dasar ilmu komunikasi.
Walaupun demikian, komunikasi bukan subdisiplin dan psikologi. Sebagai Ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. Sebagai gejala perilaku, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi. Setiap ilmu mencoba melihat kontribusi komunikasi dalam disiplin ilmu mereka masingmasing. Hal mi terjadi pada psikologi komunikasi. Psikologi Komunikasi mencoba melihat dan mengamati fenomena komunikasi yang terjadi pada din manusia, dan perspektif ilmu psikologi.
Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
Telah banyak dibuat definisi komunikasi. Bila Kroeber dan Kluckhohn (1957) berhasil mengumpulkan 164 definisi kebudayaan, Dance (1970) menghimpun tidak kurang dan 98 definisi komunikasi. Definisi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai perspektif: mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis. Hoviand, Janis dan
Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by which an individual (the communicator), transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience,)” (1953: 12). Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli. Raymond S. Ross (1974:b7) mendefinisikan komunikasi sebagai: “proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dan pengalamannya sendiri arti atau respons yag sama dengan yang dimaksud oleh sumber”
Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan enam pengertian komunikasi:
1) Penyampaian perubahan energi dan satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombangsuara.
2) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
3) Pesan yang disampaikan.
4) (Teori Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.
5) (K. Lewin). Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
6) Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.)
Daftar pengertian di atas menunjukkan rentangan makna komunikasi sebagaimana digunakan dalam dunia psikologi. Bila diperhatikan, dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi.
Jadi psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dan alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme.
Ketika Anda membaca, retina mata Anda, yang terdiri dan 12 juta sel saraf lebih, bereaksi pada cahaya dan menyampaikan pesan pada cabang-cabang saraf yang menyambungkan mata dengan saraf optik. Saraf optik menyambungkan impuls-impuls saraf itu ke otak. Sepuluh sampai 14 juta sel saraf pada otak Anda, disebut neuron, dirangsang oleh impuls-impuls yang datang. Terjadilah proses persepsi yang menakjubkan. Bagian luar neuron, dendrit, adalah penenima informasi.
Sonia mengolah informasi dan menggabungkannya. Axon adalah kabel miniature yang menyampaikan informasi dan alat indera ke otak, otak ke otot, atau dari neuron yang satu kepada yang lain. Di ujung axon terdapatlah serangkaian knop (terminal knops) yang melanjutkan informasi itu. Psikolog menyebut proses ini komunikasi. Prosesnya memang tidak berbeda dengan sistem telekomunikasi dengan terminal-terminal relay dan dilengkapi dengan komputer.
Otak manusia sendiri adalah komputer yang mampu menyimpan 280 quintillion (280 ditambah 18 angka nol) bit informasi. (Hunt, 1982:85). Tetapi psikologi tidak hanya mengulas komunikasi di antara neuron. Psikolog mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi.Pada diri komunikan (Komunikan di sini diartikan setiap perserta komunikasi. Penulis buku, dan Anda yang membaca buku, sama-sama menjadi komunikan.
Komunikan dapat menjadi komunikator, yang memulai komunikasi, atau komunikate, yang menerima komunikasi), psikologi memberikan karaktenistik manusia komunikasi serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifatsifatnya dan bertanya: Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu: bagaimana pesan dan seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada individu yang lain. Psikologi bahkan meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi lambang, bentuk-bentuk lambang, dan pengaruh lambang terhadap perilaku manusia.
Pada saat pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat ke dalam proses penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhinya, dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam bentuk kelompok.
Akhir-akhir ini dunia psikoterapi, teknik penyembuhan jiwa, mengenal metode baru: komunikasi terapeutik (therapeutic communication). Dengan metode ini, seorang tenapis mengarahkan komunikasi begitu rupa sehingga pasien dihadapkan pada situasi dan pertukanan pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat.
Komunikasi terapeutik memandang gangguan jiwa bersumber pada gangguan komunikasi, pada ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan dirinya. Pendeknya, meluruskan jiwa orang diperoleh dengan meluruskan caranya berkomunikasi (Ruesch, 1973).
Akhirnya, komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau mempengaruhi. Yang ketiga, lazim disebut komunikasi persuasif, amat erat kaitannya dengan psikologi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.
Walaupun persuasif merupakan bidang yang memerlukan kajian tersendiri, kita akan membicarakan walupun tidak mendalam.
Ketika komunikasi dikenal sebagai proses mempengaruhi orang lain, disiplindisiplin yang lain menambah perhatian yang sama besarnya seperti psikologi. Para ilmuwan dengan berbagai latar belakang ilmunya, dilukiskan George A. Miller sebagai “participating in and contributing to one of thegreat intellectual adventures of the twentieth century” (ikut serta dalam dan bersama-sama memberikan sumbangan pada salah satu petualangan intelektual besar pada abad kedua puluh).
Komunikasi, begitu ujar George A. Miller selanjutnya, telah menjadi “one of the principal preoccupation of our time” (salah satu kesibukan utama pada zaman ini). Bila berbagai disiplin mempelajari komunikasi, apa yang membedakan pendekatan psikologis dengan pendekatan yang lain? Dengan kata lain, adakah ciri khas pendekatan psikologis, sehingga “psikologi komunikasi” dapat dipertanggungjawabkan?