Lompat ke konten
Kategori Home » Kehutanan » Perspektif Hubungan Kayu dan Air

Perspektif Hubungan Kayu dan Air

  • oleh

Hubungan antara air dan kayu dapat dilihat dari dua perspektif atau dua sudut pandang. Sudut pandang pertama dilakukan dengan menjadikan air sebagai titik tolah hubungan antara air dan kayu tersebut. Sebaliknya, sudut pandang yang kedua dilakukan dengan menjadikan kayu sebagai perspektive hubungan antar keduanya.

Dengan bertitik tolak dari substansi air dalam pandangan menurut sudut pandang yang pertama, maka hubungan itu akan terfokus pada air di dalam kayu. Topik ini akan mencakup pembahasan tentang beberapa sub-topik, yaitu asal air dalam kayu, keberadnan air di dalam kayu, jumlah air di dalam kayu, kondisi kebasahan/kekeringan kayu menurut jumlah air yang dikandungnya, kadar air kayu serta prosedur penentuan kadar air.

Sementara itu, bila substansi kayu yang digunakan sebagai titik tolak dalam memandang hubungan kedua hal tersebut, maka hubungan kayu dan air tersebut akan terfokus pada penyusutan kayu. Pokok bahasan tentang penyusutan ini akan mencakup: hubungan antara kandungan air dalam kayu dan penyusutan. jenis pemotongan papan kayu gergajian. awal terjadinya penyusutan, penyusutan arch tangensial, radial dan longitudinal, rumus umum penyusutan kayu, rumus penyusutan dari kondisi basah ke kondisi kering, penyusutan total, rumus penyusutan dari kondisi kering ke kondisi lebih kering, perhitungan penyusutan dan contoh perhitungannya, variabilitas penyusutan, pengaruh penyusutan terhadap sortimen kayu.

Substansi air sebagai titik tolak hubungan antara air dan kayu akan dibahas dalam bab ini, sedangkan substansi kayu sebagai titik tolak dalam memandang hubungan keduanya akan dibahas pada bab berikutnya.

Asal Air Yang Berada Di dalam Kayu

Kayu dari batang pohon yang baru saja ditebang, mengandung air dalam jumlah yang sangat banyak. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena pohon yang masih hidup secara biologis menggunakan akarnya untuk secara terus menerus menyerap air dan garam mineral, yang secara keseluruhan disebut sap. Air dan garam mineral tersebut di alirkan ke daun melalui kayu pada batang, terutama pada bagian kayu gubal. Sesampainya di daun, khususnya pada bagian khlorofil, sap tersebut bersama karbon dioksida dari Udara akan dijadikan bahan untuk membentuk karbohidrat dan oksigen melalui aktifitas fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.

Jumlah Air Di dalam Kayu

Keberadaan air di dalam kayu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air terikat dan air bebas. Air terikat adalah air yang berada di dalam dinding sel, yang molekul-molekulnya terikat oleh molekul-molekul selulosa dengan ikatan hidrogen. Sebaliknya, air bebas adalah air yang berada dalam rongga sel (lumen), yang molekul-molekul air tersebut bebas dari ikatan dinding sel.

Keadaan Kayu Menurut Banyak dan Sedikitnya Air yang Dikandungnya.

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa kayu mengandung air dalam jumlah yang sangat banyak. Kayu yang kondisinya demikian disebut sebagai kayu segar. Bila kayu itu dibedahkan pada lingkungan (udara dalam kondisi yang tidak jenuh), air yang ada di dalam kayu akan semakin berkurang karena proses penguapan. Air yang menguap pertama-tama adalah air bebas.

Proses penguapan itu berlangsung terus, sehingga pada saat tertentu, seluruh air bebas telah menguap meninggalkan rongga sel, sementara air terikat belum sedikit pun menguap dari kayu. Kayu yang mengalami kondisi demikian disebut sebagai kayu yang berkondisi titik jenuh serat. Penguapan selanjutnya akan terus berlangsung dan air yang divapkan adalah air terikat. Lama-kelamaan, jumlah air yang diupakan (didesorbsikan) dari kayu ke dalam udara yang melingkupinya akan sama besarnya dengan uap air dari udara yang diserap (diabsorbsi) kembali oleh kayu.

Kondisi kayu yang kandungan airnya tepat seimbang antara laju desorbsi dan laju absorbsi, disebut kayu yang berbeda dalam Kadar Air Seimbang (KAS). Kondisi keseimbangan yang demikian ini pada kayu yang telah berlangsung relatif lama dalam proses pengeringan alami, terutama melalui hembusan angin, disebut sebagai kondisi kayu kering angin.

Apabila kayu itu kemudian dikeringkan secara paksa dalam tanur pengering, sehingga seluruh air terikat telah menguap meninggalkan kayu, sehingga kayu tersebut sama sekali tidak mengandung air lagi, maka kondisi demikian disebut sebagai kondisi kayu kering tanur. Kondisi kayu kering tanur jugs disebut sebagai kondisi kering mutlak.

Dari uraian tersebut, maka dikenal kayu basah dan kayu kering, dengan berbagai nuansa kebasahan atau kekeringannya. Apabila kayu itu direndam dalam air dalam waktu yang cukup lama, maka kayu akan mempunyai kandungan yang maksimal. Kayu yang berkondisi demikian disebut kayu yang jenuh air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *