Dilihat dari perilaku seseorang dalam hubungan interpersonal, saya menyoroti masalah teman saya tadi sebagai akibat dari perilaku teman saya yang non-asertif, sedangkan suaminya agresif.
Perilaku asertif merupakan penangkal terhadap perilaku non-asertif dan perilaku agresif.
Perilaku asertif adalah perilaku yang merupakan ekspresi atau pernyataan dari minat, kebutuhan, pendapat, pikiran, dan perasaan, yang dilakukan secara bijaksana, adil, dan efektif, sehingga hak-hak kita bisa dipertahankan tanpa melanggar hak orang lain. Perilaku asertif membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa berharga, memiliki konsep diri yang tepat, meningkatkan pengendalian diri (self-control) dalam kehidupan sehari-hari, serta memperoleh hubungan yang adil dengan orang lain.
Pada saat kita menampilkan perilaku “manis”, “tidak menimbulkan masalah bagi orang lain”, lemah, pasif, mengorbankan diri sendiri, tidak bisa menolak, membiarkan kebutuhan, pendapat, pikiran, penilaian orang lain mendominasi kebutuhan, pendapat, pikiran, dan penilaian diri kita sendiri, maka kita sudah menampilkan perilaku non asertif.
Perilaku non asertif ini menimbulkan rasa terancam dan tersakiti, tidak puas, depresi, penyakit fisik, serta akan mengukuhkan keberadaan perilaku agresif orang lain.
Perilaku agresif adalah perilaku yang self-centered (hanya mengutamakan kepentingan, pendapat, kebutuhan, perasaan sendiri), tidak mempertimbangkan hak orang lain, berisi permusuhan dan kesombongan. Orang-orang yang agresif biasanya mengambil keuntungan dari orang-orang yang non asertif. Dari orang-orang agresif ini pulalah munculnya chauvinisme.