Lompat ke konten
Kategori Home » Arsitektur » Penyiapan Kayu Sebagai Bahan Bangunan

Penyiapan Kayu Sebagai Bahan Bangunan

  • oleh

Kayu sebagi bahan bngunan biologis, memiliki perilaku sebagaimana telah ditunjukkan pada sifat kimiawi, fisikalis dan mekanis. Secara kimiawi bahan kayu mengandung unsur pembentuk kayu yang menjadi bahan makanan bagi binatang/insekta. Sementara dari perilaku fisikalis dapat diketahui perilaku perubahan bentuk akan sangat erat berkaitan dengan faktor kembang susut dari kayunya. Begitu juga kekuatan kayu akan dapat mengalam perubahan; penurunan pada waktu kelembaban kayu mengalami perubahan, terutama naiknya kandungan kelembaban.

Oleh karena itu kayu perlu dipersiapkan jauh sebelum waktu sebelum dipergunakan sebagau bahan bangunan. Sehingga kestabilan bentuk dan susunan kimiawi tidak banyak menggangu selama dipergunakan sebagai konstruksi, dll.

Ada beberapa cara penyiapan kayu yang perlu diperhatikan:

a. Perlindungan kayu setelah ditebang

b. Di dalam penyimpanan

c. Pengeringan

Kayu yang baru saja ditebang memiliki kelembaban kayu antara 45 hingga 85%M. Setelah ditebang kayu akan kehilangan airnya, perubahan yang sangat cepat akan menjadikan kayu mengalami kerusakan atau pecah permukaan kayunya. Selain itu kayu yang memiliki kelembaban yang cukup tingggi akan menjadi media jamur. Perlakukan secara cepat perlu dilakukan, kalau waktu tebangnya kuran tepat mis.di musim banyak air, maka perubahan kelembaban itu perlu dijaga atau dihambat. Banyak dilakukan cara :

  • Mengelupas kulit pohonnya, untuk membuat penguapan secara merata
  • Menyiram/menyimprot dengan air untuk menghindari kekeringan yang tak terkontrol
  • Menyemprot dengan bahan kimia, untuk mengcegah tumbuhnya jamur biru dsb.
  • Secepatnya dipindahkan dari tempat penebangan dan dilindungi dari cuaca.

Di dalam penyimapanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: bahwa kayu merupakan bahan yang memiliki sifat absorsi. Kayu akan menyerap air yang ada disekitarnya. Peletakan atau penyimpanan kayu harus menjauhkan dari sumber kelembaban, baik dari atas atau dari sampin.

Namun tidak kalah pentingnya bahan kayu perlu dihindarkan dari pemanasan dari matahari atau sumber panas secara langsung. Penyusustan secara cepat akan memberikan dampak jelek pada kayu, kayu menjadi rusak: pecah, lengkung dsb. Cara menyimpan dan menghindarkan dari kerusakan secara tradisional telah dilakukan orang-2 di desa. Mereka menyimpan kayu di atas rak atau paya-2 dan dijauhkan dari pemanasan matahari atau hujan secara langsung. Ada juga yang menyimpan dengan meletakkan kayu dalam posisi berdiri.

Gambar: Perlindungan Kayu setelah Penebangan

Sumber: Holzschuz ohne Gift dan Expodach

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *