Uji pirogenitas yaitu: uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu Sediaan Uji Steril bebas pirogen atau tidak
Cara pengujian: dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci yang disebabkan penyuntikan intravena sediaan uji steril
Hewan percobaan: kelinci (syarat: seminggu sebelum pengujian tidak menunjukkan penurunan bobot badan)
Hewan percobaan tidak dapat digunakan jika:
a. Tiga hari sebelumnya dipakai untuk pengujian pirogenitas, hasil negative
b. Tiga minggu sebelumnya digunakan untuk pengujian pirogenitas sediaan uji tidak memenuhi syarat
c. Telah digunakan kapan saja untuk pengujian pirogenitas tetapi respon rata-rata kelompok kelinci melebihi 1,2°
– Alat: 1. Termometer atau termometer listrik
– ketelitian skala 0,1°
– dapat dimasukkan ke dalam rektum kelinci sedalam ± 5 cm
2. Alat suntik (terbuat dan kaca atau bahan lain yang cocok, tahan pemanasan pada suhu 25°
– Sediaan uji: dibuat dari zat uji dengan melarutkan atau mengencerkannya menggunakan larutan natrium klorida P steril bebas pirogen atau jika zat uji berupa larutan yang sesuai dapat langsung digunakan
– Pengujian, pengujian meliputi dua tahap yaitu:
1. Pendahuluan: hewan uji disuntik dengan larutan NaCI P steril bebas pirogen (10 mlIkgBB, Lv.) 1-3 han sebelum pengujian
2. Pengujian Utama: sediaan uji (dihangatkan, ± 38,5°) Disuntikkan perlahan ke dalam vena auricularis tiap kelinci dan dilakukan evaluasi
– Penafsiran hasil ( penafsiran hasil dilakukan menurut Farmakope Indonesia Edisi Ill atau IV). Penafsiran hasil dibedakan untuk:
1. hewan percobaan (kelinci)
2. sediaan uji
Persyaratan penafsiran hasil pembacaan suhu (respon) dibaca sesuai petunjuk dan dibandingkan dengan daftar pada tabel dibawah :
Tabel 1
