Lompat ke konten
Kategori Home » Ilmu Psikologi » Pengertian Sensasi Dalam Ilmu Psikologi

Pengertian Sensasi Dalam Ilmu Psikologi

  • oleh

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. “Bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa ‘yang difahami oleh (‘komputer’) otak – maka terjadilah proses sensasi, “kata  Dennis  Coon”.  Sensasi  adalah  pengalaman  elementer  yang  segera,  tidak memerlukan  penguraian  verbal,  simbolis,  atau  konseptual,  dan  terutama  sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera,” tulis Benyamin B. Wolman.

Apapun definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dan lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dan itu, melalui alat inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk  berinteraksi  dengan  dunianya.  Tanpa  alat  indera  manusia  sama,  bahkan mungkin Iebih dan rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindera cahaya dan humiditas.

Mungkin benar anggapan filusuf John Locke bahwa “there is nothing in the mind except what was first in the senses” (tidak ada apa-apa dalam jiwa kita kecuali harus lebih dulu lewat alat indera). Dan benar juga anggapan filusuf lain, Berkeley, bahwa andaikan kita tidak mempunyai alat indera, dunia ini tidak akan ada. Anda tidak tahu ada harum rambut yang baru disemprot hairspray, bila tidak ada indera pencium. Sentuhan lembut isteri Anda tidak akan disadari, kalau indera peraba Anda sudah mati.

Lalu anda tidak mendengar ada yang membisikan ucapan kasih ditelinga Anda, tidak melihat senyuman manis yang dialamatkan kepada Anda. Dunia Anda tidak teraba, terdengar, tercium, terlihat – artinya tidak ada sama sekali.

Kita mengenal lima alat indera atau pencaindera. Psikologi menyebut sembilan (bahkan  ada   yang  menyebut   sebelas)  alat  indera;  penglihatan,   pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Kita dapat mengelompokkannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (Ekternal) atau dari dalam diri individu sendiri (internal).

 Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dan dalam diindera oleh interoseptor (misalnya, sistem peredaran darah). Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor (misalnya, organ vestibular). Stimuli terbagi atas dua macam, yakni stimuli eksternal dan stimuli internal.

Saat kita sedang membaca tulisan ini (stimuli eksternal), kita juga memikirkan penjanjian utang yang habis waktu hari ini (stimuli internal). Anda senentak menenima dua macam stimuli. Alat penerima Anda segera mengubah stimuli ini menjadi  energi  saraf  untuk  disampaikan  melalui  proses  tnansduksi.  Agar  dapat diterima pada alat indera Anda, stimuli hanus cukup kuat.

Selain faktor situasional seperti diatas, ketajaman sensasi juga ditentukan oleh faktor  personal.  Pada  tahun 30-an,  beberapa  orang  peneliti  menemukan  bahwa

phenyithiocanbomide (ptc) yang terasa pahit bagi sebagian orang, tidak pahit bagi yang lain. “We live in thfferent taste wolds”.kata Blkesley, salah seorang diantana peneliti tersebut. Sebetulnya, ia bukan hal yang aneh; banyak orang mengetahui bahwa masakan Padang yang sangat pedas bagi orang Jawa, ternyata biasa-biasa saja bagi orang Sumatra Barat. Perbedaan sensasi, dengan begitu, dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman atau Iinkungan budaya, di samping kapasitas alat indera yang berbeda. Sebagaimana kacamata menunjukan berbagai ukuran, seperti itu pula alat indera yang lain (walaupun tidak ada kaca lidah, kaca kulit, atau kaca kuping).  Pada intinya sensasi mempengaruhi persepsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *