Dalam kultur sel sumber karbon utama berupa sukrosa dengan kadar 2-3 %. Selain sukrosa, juga digunakan glukosa, fruktosa, galaktosa, dan laktosa sebagai sumber karbon yang lain. Dengan membuat variasi kadar sukrosa diluar kisaran tersebut dapat diperkirakan akan menimbulkan ‘ stress’ pada biosintesis metabolit sekunder, di sini juga akan terjadi perubahan tekanan osmosis. Sebagai contoh dapat dikemukakan hasil penelitian Zenk dkk.(1977) bahwa pada variasi kadar sukrosa akan mengakibatkan naik-turun pertumbuhan sel pada kultur sel Catharanthus roseus. Contoh yang lain, penelitian yang dilaporkan oleh Knoblock dkk. (1984) bahwa kenaikan kadar sukrosa 4-10% akan menaikkan produksi antosianin dan alkaloid indol pada kultur suspensi sel Catharanthus roseus. Kemudian dilaporkan oleh Tal dkk. (1982) bahwa pemberian sukrosa 1,5 % pada kultur sel Dioscorea deltoidea akan menaikkan kadar diosgenin paling tinggi bila dibandingkan dengan pemberian fruktosa, galaktosa, laktosa, atau larutan amilum pada media.
Biosintesis senyawa fenolik juga dipengaaihi oleh kenaikan kadar sukrosa, sebagai contoh bahwa kenaikan kadar sukrosa menjadi 2 – 4% dalam kultur sel mawar ‘Paul Scarlet’ akan menaikkan kadar polifenol. Demikian pula, kadar fenolik dalam Acer pseudoplantus akan naik tiga kali lipat bila kadar karbohidrat 2 – 4%. Dilaporkan oleh Discomo dan Towers (1984)
bahwa kadar tanin dalam kultur jaringan Juniperus communis akan menaik bila kadar sukrosa dinaikkan menjadi 5%. Dalam kultur sel LJthospermum erythrorhizon senyawa sikonin akan menaik bila kadar sukrosa dinaikkan dan 1 % samapi 5 % dan mencapai kadar yang tetap bila kadar sukrosa dalam kisaran 7-10 %, akan tetapi pertumbuhan sel akan menurun pada kadar sukrosa 3 sampai 5 % akan merangsang aktivrtas enzim PAL (Phenylalanine Ammonia Lyase) dan produksi antosianin pada kalus Populus sp. akan menaik tetapi pertumbuhan sel tidak terpengaruh. Dilaporkan oleh Discomo dan Towers (1984) bahwa sukrosa akan menghambat sintesis klorofil pada sel Daucus carota, sedangkan glukosa dan fruktosa sendiri atau bersama tidak memiliki efek penghambatan Sintesis klorofil. Dilaporkan pula bahwa sukrosa juga menurunkan kadar karotenoid.
Untuk pertumbuhan bertaku konsensus bahwa sukrosa lebih baik daripada sumber karbohidrat yang lainnya. Kadar di atas 3 % sering mengakibatkan kenaikan biosintesis metabolit sekunder yang diproduksi oleh sel heterotropik. Memang pada beberapa sistem nampak bahwa kenaikan kadar sukrosa akan menaikkan pertumbuhan sel, tetapi tidak diikuti kenaikan kadar metabolit sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh ‘stress’.karbohidrat terhadap biosintesis metabolit sekunder dalam kultur sel tumbuhan adalah rumit.
Suatu terobosan dalam studi mengenai hal ini akan sangat berguna untuk menguak pengaturan biosintesis metabolrt sekunder oteh karbohidrat.