1. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan sumberdaya alam yang mengandung unsur organik dan organik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah mempunyai kesuburan fisik, kimia, dan biologi, dimana kesuburan tanah dapat hilang karena menipisnya nutrisi tanaman. Kesuburan tanah dapat diteliti secara kualitatif dengan melihat kemampuan tanah untuk menumbuhkan suatu tanaman secara visual maupun secara kuantitatif dengan melakukan pengukuran maupun analisis di laboratori um.
Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Pencemaran secara langsung yaitu berupa penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida, dan pembuangan limbah berupa sampah padat yang tidak dapat diuraikan. Sedangkan pencemaran secara tidak langsung dapat melalui udara, dimana udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar sampai ke tanah maupun melalui air, dimana air yang mengandung bahan pencemaran akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad hidup di dalam atau di permukaan tanah.
2. Pengelolaan Sampah Padat
Pertambahan penduduk berdampak pada daerah pemukiman yang semakin lugs dan padat, sehingga tanah kosong di luar daerah pemukiman semakin langka , yang dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Jika sampah yang sedemikian banyaknya dikelola dengan cara dibakar akan menimbulkan masalah terutama terhadap kualitas udara di sekitar pemukiman. Jika digunakan teknologi tinggi dengan mesin pembakar memerlukan biaya yang sangat tinggi. Jika ditumpuk begitu saja selain mengurangi estetika, juga memerlukan waktu yang lama untuk proses dekomposisinya dan akan menjadi masalah jika sampah tersebuh sulit bahkan tidak bisa diuraikan.
Sampah padat yang bertumpuk banyak dan tidak dapat teruraikan oleh mahluk pengurai dalam waktu lama akan mencemarkan tanah. Yang dimaksudkan dengan sampah adalah bahan yang tidak dipakai lagi (refuse), karena telah telah diambil bagian utamanya dengan pengolahan, menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.
Ada beberapa pengelompokan sampah, diantaranya :
1. Berdasarkan SUMBER, sampah dibedakan menjadi :
- Domestik, misalnya sampah rumah, pasar, sekolah, dll.
- Non Domestik, misalnya sampah pabrik, pertanian, peternakan, industri, kehutanan, dll.
2. Berdasarkan KOMPOSISI, sampah dibedakan menjadi :
- Sejenis, misalnya sampah kertas, sampah plastik.
- Campuran, misalnya sampah pasar, sampah tempat umum lainnya.
3. Berdasarkan ASAL LOKASI, sampah dibedakan menjadi :
- Kota (urban)
- Daerah (pedesaan, pantai)
4. Berdasarkan JENIS, sampah dibedakan menjadi :
- Organik, misalnya daun-daunan, makanan, dll. yang dapat diuraikan.
- Anorganik, misalnya sampah hasil kegiatan manusia yang tidak dapat diuraikan.
5. Berdasarkan SIFAT, sampah dibedakan menjadi :
- Dapat diuraikan
- Tidak dapat diuraikan
6. Berdasarkan REAKSI TERHADAP API, sampah dibedakan menjadi :
- Mudah terbakar
- Tidak mudah terbakar
Jumlah sampah yang semakin hari semakin banyak dan beranekaragam jenis menjadikan pengelolaan sampah padat memerlukan biaya yang mahal, dan salah satunya dengan di daur ulang. Ada tiga tingkatan teknologi dalam pengelolaan sampah padat, yaitu :
Teknologi rendah
Contohnya kontainer minuman dapat dikembalikan (botol, kaleng), memisahkan sampah-sampah padat berdasarkan jenisnya.
Teknologi madya
- product design dengan melakokan perubahan konfigurasi produk atau pengepakan yang dapat menyebabkan konservasi sumber. Contohnya, perobahan jumlah kolom surat kabar dari format 8 kolom menjadi 5 kolom
- pemisahan yaitu sampah dipisahkan berdasarkan jenisnya kemudian di hancurkan.
Teknologi tinggi
Teknologi pada tingkat tinggi menggunkan mesin-mesin dan alat canggih. Misalnya, dimasukkan dalam mesin penghancur.
Penyelesaian permasalahan khususnya sampah padat ini dapat secara institusional maupun secara teknis. Secara institusional melalui jalur politik, legislatif maupun administratif. Sedangkan secara teknis dapat dilakukan dari segi pengumpulannya, transportasi, processing dan pembuangannya.
Untuk pengumpulan sampah perlu memperhatikan lokasi peletakan, frekuensi pengumpulan, alat yang digunakan agar kegiatan menjadi efisien dan efektif. Metode pengumpulan ada 3 cara, yaitu :
1. Curbside/alley, yaitu diletakkan di pinggir jalan.
2. Set out, set back collection, dengan membawa kontainer penuh ke curb
3. Backyard pick up, dimana pengumpul masuk ke daerah pemukiman, kemudian memasukkan kontainer ke tote barrel, kemudian memasukkan ke truk dan dibuang. Cara ini yeng terbaik untuk pemukiman tetapi cukup mahal.
Dalam penyeleksian lokasi perlu memperhatikan banyak yariabel seperti pendapat masyarakat, pembukaan jalan, batasan muatan, jembatan, jarak dan lain-lain. Ketentuan lainnya misalnay hams 30 m di kiri-kanan sungai, 100 m dari sumur, 65 m dari pemukiman, 3000 m dari airport runway.
Jadi, penanganan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Penimbunan (dumping)
2. Pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill), dengan pengisian tanah berlegok kemudian menutupnya dengan tanah.
3. Pencacahan (grinding), dengan memasukkan limbah organik ke dalam alat penggiling menjadi kecil-kecil
4. Pengkomposan (composting), pengolahan limbah untuk memperoleh kompos untuk menyuburkan tanah.
5. Pembakaran (incineration), dengan menghasilkan gas dan residu.
6. Pirolisis, mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa kimia pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna.