Pada umumnya di setiap negara, pemetaan topografi ini ditangani oleh badan-badan pemerintah dan sering juga dibawah kontrol dari organisasi militer. Di Indonesia pemetaan ini dulu dikerjakan oleh Jawatan Topografi A.D. dengan koordinasi dari BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional).
Alasan utama adalah persoalan security negara, walaupun pada hakekatnya peta tersebut diproduksi untuk dapat dijual kepada umum juga. Produksi peta topografi yang bersifat nasional membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama. Pemetaan ini tidak pernah akan selesai karena perbaikan/revisi peta, periodic ataupun “cyclic”, selalu diperlukan.
Organisasi pemetaan topografi dapat dibagi atas seksi-seksi :
1. Pekerjaan /pengukuran lapangan yang memberi data dan hasil pengukuran jaringan dasar triangulasi, titik-titik kontrol untuk aerial fotogrametri, ukuranukuran detail, kompilasi dan checking.
2. Fotogrametri, yang memberikan data kuantitatif untuk triangulasi udara, ploting dan mosaik.
3. Kartografi, untuk penggambaran dan penyajian dari peta yang akan dihasilkan.
4. Keuangan, yang akan membiayai proyek pemetaan tersebut meskipun tujuan utamanya bukan untuk mengambil keuntungan.
5. Pengelolaan (managemen), yang akan mengelola dan bertanggung jawab atas rencana pemetaan ini serta mengkoordinasi seluruh pekerjaan, menjaga dan memelihara kerjasama yang baik antar seksi-seksi.
Pembagian seksi-seksi tersebut dapat bervariasi, yang penting dalam pemetaan topografi diperlukan suatu perencanaan, kerjasama, koordinasi dari semua unsur yang menangani pemetaan tersebut.
Produksi dari rangkaian peta topografi (peta seri) harus mengikuti suatu pola yang sama, terutama dalam penentuan proyeksi yang dipakai, spheroid yang dipakai, spesifikasi yang sudah ditetapkan, penyajian symbol-simbol, penggunaan warna dan sebagainya.
Perencanaan pemetaan topografi akan menghadapi persoalan-persoalan sebagai berikut :
1. Cara mendapatkan data, bisa dengan :
- Pengukuran lapangan
- Metoda fotogrametri
- Diturunkan dari peta yang ada
- Kombinasi dari hal-hal tersebut di atas.
2. Penyajian, meliputi :
- Desain symbol
- Menyiapkan gambar aslinya, “scribing” (penggoresan), masking, penempatan nama dan kombinasi dari hal-hal tersebut.
3. Reproduksi : dipilih cara yang efisien dalam usaha menunjang pemasaran peta-peta tersebut.
4. Pemasaran dan distribusi : hal ini ditujukan sipemakai peta
5. Perbaikan (revisi) : yang biasanya dimulai dari permulaan lagi.