Proses dalam memahami suatu bahasa sering disebut dengan pemahaman bahasa, yang meliputi penggunaan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk mengungkapkan/menginterpretasikan informasi yang baru masuk.
A. Speech Perception (Persepsi Pembicaraan)
Ada beberapa aspek dalam speech perception :
a. Suara yang diterima pendengar diteruskan secara paralel.
b. Hubungan kata-kata membuat pendengar mengisi sendiri suara-suara yang hilang.
c. Isyarat visual drai mulut pembicara dapat membantu menginterpretasikan suara- suara yang ambigu.
d. Pendengar dapat membuat batas-batas antar kata.
B. Teori-teori persepsi pembicaraan
1. Parallel Transmission
Ketika kita membaca huruf dalam suatu kalimat, huruf-hurufnya mengikuti satu sama lain.
2. Context and Speech Perception (hubungan antar kata dengan persepsi bahasa)
Manusia adalah pendengar yang aktif, mereka dapat menggunakan hubungan antar kata untuk membantu dalam menggambarkan dan melengkapi kata dalam suatu kalimat melalui suara/bunyi.
C. Isyarat visual yang membantu pada persepsi bahasa
Informasi dari gerakan bibir dan mimik muka dari pembicara membantu memecahkan bahasa ambigu yang tidak dimengerti.
D. Pembatasan-pembatasan pada kata
Dalam memahami bahasa diperlukan sebuah batasan-batasan kata sehingga arti dari kata itu sendiri menjadi jelas.
E. Teori-teori persepsi bahasa
1. Pendekatan Mekanisme Spesial
2. Pendekatan mekanisme general
D. Struktur Konstituen
Jika kita ingin memahami suatu kalimat, kita membutuhkan suatu master syntaks, yaitu bentuk gramatikal atau kalimat terstruktur. Syntaks menyediakan cara di mana kata-kata disusun menjadi sebuah kalimat.
a. Konstituen alami
Konstituen adalah phrase atau unit dasar dalam suatu kalimat, biasanya terdiri atas satu kata tapi tidak satu paragraf.
b. Konstituen dan Pemahaman
Memahami kalimat mengandung beberapa proses penting, yaitu :
1. untuk mendengarkan suara bahasa
2. menyimpan representasi dari speech sounds dalam short term memory.
3. Menyimpan arti kata ke dalam memori semantik.
4. Membagi representasi dari speech sound ke dalam konstitusi.
5. Menentukan makna konstitusi.
6. Mengkombinasikan konstitusi untuk menampakkan keseluruhan arti kalimat.
7. Melupakan susunan kata konstituen yang tepat, mengulang intisari.
c. Strategi mengidentifikasi konstituen
1. membagi kata-kata dalam kalimat berdasarkan fungsinya, seperti adanya konjungsi dan preposisi.
2. Menentukan isi dari kata-kata tersebut (pola kalimat) seperti subjek, predikat dan objek.
3. Dengan mengidentifikasi imbuhan-imbuhan yang ada dapat mengetahui strukturnya.
Strategi dalam memahami bahasa disebut juga heuristic. Strategi ini tidak mutlak.
E. Tranformational Grammar
Orang-orang biasanya berpikir suatu kalimat sebagai urutan kata-kata yang tersusun rapi, secara umum yang ditulis berbaris berturut-turut pada secarik kertas. Menurut Chomsky, kemampuan bahasa manusia hanya dapat dijelaskan dalam suatu sistem kompleks aturan dan prinsip mewakili pikiran para pembicara.
Kalimat yang sulit dimengerti seperti mengandung kata :
1. Jika mengandung kalimat negatif, seperti kata tidak.
2. Jika kalimat tersebut memiliki arti kata yang ambigu.
F. Proses persepsi
Jika kita sedang membaca tanpa sadar pegerakan mata kita mengikuti baris yang kita baca. Hal ini disebut pergerakan saccadic, yaitu pergerakan yang cepat pada mata dari satu titik ke titik lainnya. Fiksasi (perasaan mendalam) terjadi selama proses pergerakan saccadic; selama fiksasi sistem penglihatan menerima informasi penting untuki dibaca.
G. Teori Rekognisi Kata
– Hipotesis pertama yaitu direct-access hipotesis, yang mengemukakan bahwa pembaca dapat dengan baik merekognisi setiap kata-kata yang mereka baca pada suatu kalimat.
– Hipotesis kedua yaitu indirect-access hipotesis, yang mengemukakan bahwa ada suatu keharusan dalam menerjemahkan dari tinta hitam pada kertas menjadi suatu bentuk kode bahasa agar dapat memahami makna dari kata tersebut saat membaca.
– Hipotesis ketiga yaitu dual-cucoding hipotesis, yang mengemukakan bahwa memori semantik dapat dicapai secara langsung melewati rute visual, atau secara tidak langsung melewati rute bunyi.
H. Menemukan Arti dari suatu kata yang tidak biasa
Sternberg dan Powell menyatakan bahwa ketika kita membaca sering menemukan suatu kata yang artinya tidak familiar. Kemudian kita biasanya merasa
perlu menggunakan hubungan kata-kata di mana kata-kata tersebut bisa menunjukkan artinya. Konteks bisa menyediakan beberapa bentuk sinyal informasi tentang makna, diantaranya :
a. Tanda temporal yang mengindikasikan seberapa sering X (kata yang tidak biasa muncul serta berapa lama intensitas kemunculannya).
b. Tanda spatial mengidentifikasikan lokasi X.
c. Tanda nilai menunjukkan emosi di mana X itu muncul.
d. Tanda deskriptif statis fokus terhadap properti fisik X.
I. Membaca dan Cara Kerja Memori
Seseorang yang memiliki kapasitas memori yang besar tidak hanya baik dalam mengisyaratkan kata, tapi mereka juga ahli dalam mengisyaratkan kalimat. Serta pembaca yang memiliki kapasitas kerja memori yang lebih besar bisa mendapatkan potensi representasi sampai beberapa kata yang ada di kalimat berikutnya. Seseorang yang bisa mendapatkan banyak item dari memori, di samping mereka menyerap kalimat, mereka akan lebih cepat dan akurat dalam memahami kalimat yang rumit. Proses kognitif tidak beroperasi dalam situasi yang tertutup dan kemampuan membaca tergantung pada kapasitas memori.
J. Pemahaman Membaca (Reading Comprehension)
Kita akan membutuhkan suatu konseptual yang lebih tinggi dalam membaca, yaitu melebihi tingkatan kalimat. Faktor yang mempengaruhi :
a. latar belakang pengetahuan yang spesifik.
b. Membentuk representasi yang koheren dengan teks.
a. Pendalaman : Kesimpulan dalam Membaca
Seseorang akan mengkombinasikan informasi tentang dunia atau lingkungannya dengan informasi yang terdapat pada sebuah cerita. Kemudian mereka menarik suatu kesimpulan yang tepat yang berdasar pada kombinasi tersebut. Kita juga melihat bahwa kesimpulan bisa saja salah.
b. Naskah tulisan (skrip) dan kesimpulan
Suatu teks cerita yang mencetuskan skrip, biasanya mengispirasikan suatu kesimpulan tentang bagian lain dari skrip yang mungkin relevan.
c. Faktor yang mendorong kesimpulan
Khususnya pembaca lebih tertarik menarik kesimpulan jika cerita seperti tidak menunjukkan konteks yang sedang beredar. Faktor lainnya yang menentukan apakah kita menarik kesimpulan atau tidak adalah jenis dari kesimpulan yang diminta oleh cerita itu sendiri.
d. Level tertinggi suatu kesimpulan
Level tertinggi dalam kesimpulan terjadi saat kita membuat suatu kesimpulan dari cerita-cerita yang abstrak atau rumit, yang membutuhkan pengetahuan umum yang lebih luas lagi.
K. Meta Comprehensi
Meta comprehensi adalah pemikiran kita tentang reading comprehension, yang merupakan salah satu meta kognisi.
a. Keakuratan Meta Kognisi
Pada umumnya siswa sekolah tidak terlalu akurat dalam kemampuan meta comprehensinya. Contohnya, mereka akan berpikir bahwa mereka mengerti apa yang dibacanya karena mereka familiar denga topik umumnya, namun mereka tidak dapat mengulangi informasi spesifiknya.
b. Peningkatan Meta Comprehensi
Meta comprehensi meliputi penilaian yang akurat baik yang kita mengerti atau tidak mengerti sebuah teks cerit, juga meliputi peregulasian membaca sehingga kita mengetahui bagaimana cara membaca yang lebih efektif.
Salah satu cara untuk meningkatkan meta comprehensi adalah dengan membuat pretes, yang dapat memberikan pemahaman timbal balik sebelum berhadapan dengan ujian yang sebenarnya.
c. Inteligensi buatan dan membaca
Inteligensi buatan (artifisial Intelligence) adalah suatu cara sains computer yang berusaha untuk mengkonstruk computer agar bisa mengatur manusia seperti proses kognitif.