Lompat ke konten
Kategori Home » Kehutanan » Konsep dan Atribut Utama Ekosistem

Konsep dan Atribut Utama Ekosistem

  • oleh

Atas dasar beberapa definisi tersebut maka istilah ekosistem adalah lebih dari hanya sebuah konsep daripada sebuah entitas fisik yang nyata, yaitu sebuah konsep dengan enam atribut utama:

1. Atribut struktur.

Ekosistem dibangun oleh sub-komponen biotik dan abiotik. Suatu ekosistem daratan yang paling sedikit tentunya terdiri atas tumbuhan hijau, substrat dan atmosfir, sementara ekosistem yang paling lengkap tentunya akan terdiri atas campuran tumbuhan, hewan dan mikroba jika ekosistem adalah sebagai fungsi. Ekosistem daratan normalnya terdiri atas komunitas biotik yang kompleks, bersama dengan tanah dan atmosfir, sumber energi matahari, dan sumber suplai air.

2. Atribut fungsi.

Perubahan energi dan bahan yang berlangsung secara constant antara lingkungan fisik dan komunitas hidup. Oleh karena benda hidup dan hidup tersusun atas energi dan bahan, dank arena sulit untuk mendifinisikan kapan bahan organic itu hidup dan kapan mati, ada keuntungan yang dapat dipertimbangkan dalam melihat suatus ekosistem dalam hubungannya dengan entitas fisik-kimiawi. Di

3. Atribut kompleksitas.

Atribut yang dihasilkan dari integrasi biologi tingkat tinggi yang melekat di dalam suatu ekosistem. Semua peristiwa dan kondisi di dalam ekosistem ditentukan secara berlipat-ganda. Oleh karena itu hal tersebut sulit diprediksi tanpa pengetahuan yang memadai tentang struktur dan proses-proses fungsional dari ekosistem yang bersangkutan.

4. Atribut interaksi dan interdependensi.

Begitu lengkapnya peristiwa saling berhubungannya komponen hidup dan tidak hidup dari suatu ekosistem sehingga suatu perubahan dalam setiap komponen akan menghasilkan perubahan berikutnya pada hamper semua komponen lainnya. Luas dan kelengkapan interaksi dan interdependensi tersebut mendorong para ahli ekologi sebelumnya untuk berpikir contoh-contoh fisik dari konsep ekosistem (misalnya `satu hektar hutan’, `sebidang tanah pertanian’, atau sepetak kolam ikan’).

5. Atribut dimensi spasial terbatas yang tidak melekat.

Suatu orgnisme secara individu adalah sebuah entitas yang nyata (tangible). Individu tersebut memiliki ukuran fisik tertentu yang jelas. Populasi dan komunitas juga secara spasial merupakan entitas yang tertentu batasnya, walaupun kadang-kadang untuk menentukan ukurannya agak sulit. Sekawanan hewan atau burung merupakan populasi yang dapat dengan mudah diidentifikasi, tetapi akan sulit menentukan batas spasialnya karena ruang gerak yang mereka kuasai berubah-ubah secara periodik. Bagaimanapun, fokus perhatian terhadap istilah populasi dan komunitas adalah secara jelas pada entitas fisik yang nyata yang sering dapat dibatasi dengan cukup mudah. Istilah ekosistem, di sisi lain menekankan pada aspek struktur, kompleksitas organisasi, interaksi dan interdependensi, dan fungsi dari sistem, dan tidak pada batas geografis sistem.

6. Atribut perubahan temporal.

Ekosistem itu tidak statik, dan bukan sistem yang tidak berubah. Kelanjutan dari perubahan energi dan materi di dalam sistem, maka struktur dan fungsi sistem juga berubah sepanjang waktu. Pentingnya konsep ekosistem dalam hal ini terletak pada pengakuan secara eksplisit terhadap kompleksitas, interaksi dan proses-proses fungsional. Kelemahannya terletak pada kesulitan penggunaan konsep untuk identifi kasi, pemetaan, deskripsi, dan studi ekosistem yang spesifik karena kegagalan dalam penetapan batas fisiknya. Pilihan penggunaan istilah ekosistem ialah istilah BIOGEOCOENOSE (BIO = komunitas biotik, GEO = lingkungan abiotik; dan COENOSE = sistem). Jadi definisinya ialah: suatu kombinasi, pada kawasan yang spesifik di atas permukaan bumi, fenomena alami yang homogen (atmosfir, strata mineral, vegetasi, hewan, dan jasad renik, kondisis tanah dan air). Kombinasi ini dicirikan oleh suatu tipe yang spesifik dan perubahan timbal balik energi dan materi antara komponennya dan fenomena alami lainnya,

ini terjadi dalam perkembangan dan gerakan yang konstan. Definisi ini mencakup elemen penting dari defmisi yang dikemukakan oleh ODUM (1971) tentang ekosistem, yaitu adanya komponen biotik dan abiotik, interaksi antar komponen, dan perubahan energi dan materi.

Jadi, ekosistem sebagai konsep, sering dilukiskan sebagai unit dasar ekologi dan mencangkup semua tingkat organisasi. Suatu ekosistem tidak pernah stabil seluruhnya tetapi berada dalam keadaan yang seimbang. Cara untuk menggambarkannya ialah dengan memperhatikan siklus unsure esensial seperti karbon dan nitrogen yang lepas antara komponen hidup dan tidak hidup di dalam ekosistem.Unsur-unsur tersebut diambil dari dalam tanah atau atmosfir oleh tanaman yang sedang tumbuh untuk membentuk senyawa yang dibutuhkan, tetapi melalui rantai makanan unsur-unsur tersebut dimasukkan ke dalam hewan, melalui kematian dan bahannya yang membusuk, akhirnya unsur-unsur yang orisinil tersebut lepas ke daiam tanah dan udara. Pada tataran global dapat dikatakan bahwa biosfir secara utuh dapat menjadi sebuah ekosistem raksasa, yaitu biosfir sebagai bagian planet bumi dalam hal udara, radiasi matahari, tanah dan kulit bumi yang mendukung organisme hidup.

Jelaslah bahwa gambaran menyeluruh pengertian yang lengkap tentang struktur dan fungsi setiap ekosistem tampaknya menjadi sesuatu yang ideal yang masih harus dikejar. Secara alamiah, pendekatan yang logis adalah dengan mempelajari aspek-aspek ekosistem yang berbeda-beda secara terpisah. Mungkin dapat dimulai dengan mempelajari faktor energi dan mineral dari lingkungan tertentu, kemudian mempelajari tumbuhan dan hewan secara terpisah, sebelum mencoba menyatukan informasi dari sumberdaya tersebut. Dapat juga dengan mempelajari tingkatan ekologis yang berbeda, yaitu dari individu, populasi kemudian komunitas. Dengan demikian, batasan ekosistem menjadi lebih jelas yaitu tidak hanya merupakan organism-complex, tetapi merupakan whole-complex dari faktor-faktor fisik yang membentuk lingkungan (environment), seperti yang dinyatakan oleh Tansley pada tahun 1935 (Ewusie, 1980).

Konsep ekosistem saat ini telah diterima secara luas dan ekologi sebagian besar telah menjadi pengetahuan yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem. Salah satu cirri-ciri dasar ekosistem ialah bahwa ekosistem sifatnya bukn system yang tertutup, tetapi sebuah system yang terbuka dari energi maupun bahan yang secara terus menerushilang dan tergantikan; agar supaya system tersebut dapat berfungsi secara berkelanjutan. Oleh karena itu cukup sulit untuk membuat batas antara ekosistem satu dengan yang lain.

Aspek struktur yang berkenaan dengan ekosistem memiliki tiga komponen biologis, yaitu produser (autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu mengikat energi matahari; hewan (heterotrof) atau konsumer makro yang mengkonsumsi bahan organic; dan decomposer atau organisme pengurai yang terdiri atas organisme mikro yang memecah bahan organic dan melepaskan unsur-unsur hara tersedia bagi tumbuhan. Aspek fungsi suatu ekosistem meliputi kecepatan aliran energi biologis melalui ekosistem, yaitu kecepatan produksi dan respirasi populasi dan komunitas, kecepatan siklus hara atau bahan (siklus biogeokimia), dan aturan ekologis.

Referensi : Universitas Gadjah Mada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *