Ekosistem dicirikan oleh jaringan hubungan yang kompleks antara individu organisme (yang dibentuk melalui aliran energi dan hara), dan oleh suatu mosaik perputaran arus bolak batik perubahan pada satu sistem yang memungkinkan terjadinya reaksi pada banyak bagian dari sistem yang sama dan pada ekosistem tetangganya. Sudah disadari bersama bahwa ekosistem yang telah berlangsung lama akan mencapai kondisi mantap (steady-state) sebagai ciri sistem terbuka pada umumnya.
Pada jangka pendek, ekosistem yang konstan berubah pada basis musiman (sepeti gugurnya daun dan proses dekomposisi) dan berlangsung sepanjang tahun, hal ini akan menjadi fluktuasi ekosistem yang alami pada awal pembetukannya. Untuk jangka panjang, akan terbentuk kondisi mantap dari keseimbangan yang dinamis. Kesulitannya dalam ekologi ialah mengisolasi kedua periode jangka tersebut dan juga dalam mencirikan stabilitas.
Ada dua konsep stabilitas yang digunakan, yaitu stabilitas dipandang dari jumlah jenis dalam ekosistem yang konstan, atau jumlah individu suatu jenis di dalam suatu populasi. Konsep ini sering disebut sebagai `stabilitas tanpa goyangan’ (no-oscillation stability). Konsep yang lain ialah stabilitas dipandang sebagai kemampuan suatu sistem dalam memelihara, atau mengembalikan dirinya, pada kondisi orisinilnya setelah tejadi perubahan atau dampak karena faktor eksternal. Konsep ini sering disebut sebagai `stabilitas ketahanan’ (stability-resistance). Para ahli ekologi tidak pernah membedakan kedua konsep tersebut bahkan lebih menekankan pada istilah daya tenting (resilience) yang berkaitan dengan kemampauan suatu sistem untuk mengatur dirt terhadap tekanan dan hal ini sebagai property yang fundamental bagi stabilitas.
Banyak contoh yang melukiskan stabilitas eksistem dikaitkan dengan keaneka-ragaman ekologis. Ekosistem tundra misalnya, sangat sederhana dalam kaitannya dengan komunitas hewan dan kondisi ini sering memicu terjadinya goyangan populasi hanya karena pengaruh tekanan lingkungan yang kecil. Ekosistem hutan hujan tropika adalah sebagai sistem dengan daya tenting yang rendah terhadap gangguan dalam skala yang besar, karena jenis pohon primer tidak mampu untuk berkelompok dalam areal yang luas dari areal yang terbuka. Jadi konsep stabilitas lebih ditujukan kepada kemampuan sistem untuk kembali pada kondisi semula setelah terjadinya gangguan terhadap komunitas.
Banyak ekosistem mengalami perubahan berkaitan dengan pengaruh aktivitas manusia yang sering memicu terjadiya perubahan ekologis yang menyebabkan banyak organisme yang tidak mampu menyesuaikan diri. Contoh yang terjadi pada ekosistem hutan hujan tropika ang mengalami pembukaan areal yang cukup luas akan mengubah struktur tanah dan produktivitas lahan.