Lompat ke konten
Kategori Home » Ilmu Psikologi » Jenis Jenis Teori Komunikasi Massa

Jenis Jenis Teori Komunikasi Massa

  • oleh

Beberapa jenis dari teori komunikasi massa menurut Dennis McQuail (1987) :

1. Teori ilmu pengetahuan sosial (Social Scientific Theory)

Teoriberdasarkan pemyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa, yang bersumber dari obseryasi sistematis yang sedapat mungkin diupayakan bersifat objektif. Teori ini bersumber pada kenyataan tentang media dan pada penerapannya sering bergantung pada pada ilmu sosial lainnya. Contoh hubungan antara televisi dan perilaku manusia.

2. Teori Normatif (Normative Theory)

Teori ini berkenaan dengan masalah bagaiamana seharusnya media berperan ketika serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai sesuai dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut. Jenis teori ini begitu penting karena berperan dalam membentuk institusi media.

3. Teori Praktis (Operational Theory)

Teori ini bersifat praktis karena membantu menemukan masalah.

4. Teori akal sehat (Commonsense Theory)

Teori ini merupakan pengetahuan (gagasan) yang dimiliki oleh setiap orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat. Masing-masing orang mempunyai teori sendiri berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya begitu saja tanpa ada usaha atau lewat pengalamannya sehari-hari.

Stanley J Baran dan Dennis K. Davis (2003) menambahkan jenis teori dalam perkembangan ilmu sosial yaitu teori kritis ( Critical Theory). Sebagian besar dan teori kritis membahas tentang conflict of interest (konflik kepentingan) di dalam masyrakat dan dominasi yang terns menerus dilakukan oleh sebuah kelompok atas yang lainnya. Teori ini ingin membongkar sesuatu yang dianggap tidak adil karena tiadanya kesamaan dan semakin munculnya ketertindasan. Penganjur teori ini merasa punya tanggung jawab tidak sekedar mengkritik, tetapi juga bekerja sebagai agen aktif perubahan dan kalau perlu dilakukan secara radikal.

Sebuah teori komunikasi massa paling tidak berisi seperangkat pernyataan yang didefinisikan dalam kata kunci, menspesifikasikan hubungan antar konsep iti, mendeskripsikan fenomena yang menggunakan konsep itu, menawarkan presisi tentang fenomena, dan menyarankan penjelasan terhadap suatu kejadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *