Hubungan antara Mobilitas Horisontal dan Kriminalitas
Salah satu di antara sejumlah kecenderungan manusia, adalah kecenderungan untuk melakukan mobilitas, yaitu suatu gerak dari keadaan tertentu menuju pada keadaan yang lain, suatu gerak dari posisi tertentu maupun posisi yang lain. Dalam kaitannya dengan struktur sosial, mobilitas ini bisa berujud perpindahan tempat tinggal, pergantian jenis pekerjaan, perpindahan keanggotaan kelompok maupun partai.
Mobilitas horisontal semacam ini pada suatu kondisi tertentu dapat menimbulkan terjadinya tindak kriminalitas, terutama ketika mobilitas tersebut ternyata mengguncang kedudukan fihak lain yang sudah ada di temtpat tertentu. Misalnya seseorang yang membuka usaha di tempat tertentu, kemudian pindah ke tempat lain, sementara di tempat yang baru ternyata telah ada jenis usaha yang akan dilakukannya, maka bukan barang mustahil bahwa orang yang merasa tersaingi ini akan merasa terancam usahanya, dan kemudian terpacu untuk menghamabta usaha pendatang itu dengan cara yang tidak sehat atau kriminalitas.
Hubungan antara Mobilitas Vertikal dan Kriminalitas
Mobilitas yang dialami seseorang atau sejumlah orang, tidak selalu berdimensi horisontal, melainkan juga vertikal. Kenaikan status seseorang atau stratifikasi seseorang, tidak jarang juga melahirkan kondisi persaingan yang tidak sehat atau iri hari yang tidak sehat di kalangan fihak lain di sekitar kehidupan seseorang yang mengalami mobilitas vertikal tersebut.
Hubungan anatara Mobilitas Horisontal-Vertikal dan Kriminalitas
Mobilitas yang dialami manusia kadangkala tidak sekedar horisontal, atau vertikal saja, akan tetapi bisa juga kedua-duanya, yaitu horisontal dan sekaligus vertikal. Misalnya seseorang yang mengalami kenaikan pangkat atau gaji, maka ia kemudian pindah rumah ke tempat yang lebih baik. Perubahan semacam inipun tidak jarang pula melahirkan irihati yang bermuara pada tindak kriminal.