Lompat ke konten
Kategori Home » Arsitektur » Dasar-dasar Pemrograman Model Moleski

Dasar-dasar Pemrograman Model Moleski

  • oleh

Walter H. Moleski menggunakan sekuen aktivitas empat fase oleh klien, arsitek dan programer yang bekerja secara bersama di terjemahkan dan dijadwalkan reviewnya. Pernrogramannyc ditindak-lanjuti oleh programer pada fase rancangan dalam bentuk konsultasj dan evaluasi bersama dengan klien dan arsitek selalma proses perancangan berlangsung.

Moleski menan~ahkan fase evaluasi pada model pernrogramannya yang dilaksanakan setelah rancangan diselesaikan dan setelah fasilitas dibangun. Fase evaluasi ini guna mengukur keefektivan baik program waupun rancangan dan memastikan apakah fasilitas tersebut memuaskan dalam kegunaan dan sesuai dengan maksud yang hendak dicapai. Moleski menyarankan agar fase evaluasi tersebut keduanya dilaksanakan segera setelah pembangunan selesai dan setelah dua tahun penghunian.

Empat fase pemrograman yang dipergunakan oleh Moleski adalah:

a. Awareness,

fase identifikasi permasalahan, isu -isu, dan tujuan yang meliputi

(i) mengidentifikasi partisipan dan perannya dalam pemrograman, (ii) mereview laporan latar belakang yang diberikan oleh klien,

(iii) mengatur interview secara tak langsung dengan mereka yang terpilih untuk mengetahuil dengan pasti .

osifat dasar dan image (organisasi) klien

ofungsi organisasi dan proses komunikasi

okepuasanpada fasilitas yang tengah ditempati

opermasalahan ketidakefisiennan dan ketidakberfungsian, (iv)    mereview proyek yang mirip,

(v)     area   permasalahan   dibuat   garis   besamya   untuk   investigasi   lebih lanjut.

b. Diagnosisi

fase mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan data ; ( i)

mengumpulkan data melalui :

  • wawancara terstruktur dengan personil kunci
  • observasi sistematik terhadap area terpilih
  • kuisoner terperinci untuk para pengguna,

(ii) rnenganalisa data untuk rnenentukan dan rnendokurnentasikan :

  • kegiatan, karakteristik pengguna, hubungan, letak dan citra
  • isu perrnasalahan dan kebutuhan klien,

(iii) rnengorganisasikan untuk rnenernukan dan membangun konsep untuk menemukan dan membangun konsep untuk pemecahan masalah dan memenuhi kebutuhan klien.

c. Review/i;

{i)  mendiskusikan  pra-pernyataan  masalah  dan konsep  solusi  bersama  klien

(perwakilan) dan perancang,

(ii) memilih konsep -konsep menuju fase selanjutnya.

d. Strategy

fase merumuskan kriteria performansi;

(i)   mengorganisasi kebutuhnn rancangan yang khusus yang ditemukan pada rancangan,

(ii) mengembangkan  rekomendasi karakteristik  yang mewadahi pola  aktivitas dan setting pengguna yang meliputi:

okarakteistik spasial

okondisi fisik

oatriibut simbolis

opengaturan ruang. e. Review II,

(i)   bertemu dengan perwakilan perancang untuk nendiskusikan program yang direkomendasi-kan,

(ii)   menyepakati program,

(iv) menetapkan tujuah arsitektural dari fasilitas.

f. Action, merupakan fase tindak-lanjut keputusan yang telah diambil;

(i)   berkonsultasi  dengan  arsitek  tentang  tujuan  program  dan  kemungkinan revisi,

(ii)   mengevaluasi racangan berkaitan dengan kepuasan berdasar kriteria- (iii)  mendiskusikan keputusan rancangan bersama klien dan arsitek

b. Dasar-dasar Model Pena

William  M.  Pena  bersama  firmanya  berpengalaman  lebih  dari  30  tahun  dalam mengembangkan  dan  meningkatkan  metode  pemrogramannya  pada  banyak  fasiltas

.Metode Pena dicirikan dengan, kejelasan, keefisieran dan keekonomisan baik pada proses maupun produk yang dihasilkan. Pada tahun 1978, model yang dipublikasikannya

dilengkapi hingga secara diagramatis berbentuk matrix. Secara .berurutan, pemrograman memiliki 5 langkah prosedural yaitu :

(i)  menentukan tujuan

(ii) mengumpulkan dan menganalisa data (fakta)

(iii) tidak menutup konsep dan mengujinya

(iv) menentukan kebutuhan

(v) menyatakan permasalahan.

Prosedur tersebut beroperasi pada 5 dasar rancangah berikut ini:

(a) fungsi (b) bentuk (c) ekonomi (d) waktu

(e) energi

Pena yakin bahwa. pemrograman merupakan proses terpisah dari proses perancangan.. Pemrograman harus mendahului perancangan, selain itu kepada perancang diantarkan dua program informasi berupa:

oprogram skematik untuk rancangan skematik

oprogram pengembangan untuk pengembangan rancangan.

Berdasar pengalamannya, Pena melakukan beberapa langkah dalam proses pemrogramannya sebagai berikut

(i) memulai pertemuan dengan klien (pemilik) untuk;

o mengidentifikasi pengambilan keputusan

o  menyediakan dan menjelaskan spesifikasi untuk data dari rekarnan yang telah ada ataupun dari survey terpisah.

(ii) memulai pertemuan dengan klien (pengguna) untuk;

o menjelaskan pendekatan

o menjelaskan apa dan mengetahui yang diperlukan pewawancara dan kapan.

a. Analisa di kantor;

(i) menganalisa data yang dikirimkan melalui surat

(ii) mempersiapkan presentasi sekitar wawancara.

b. Orang utama dalam wawancara;

(i) bersama klien (pemilik)

omengkonfirmasikan data sebelumnya

omengungkapkan data baru

(ii) bersama klien (pengguna) :

omengumpukan data spesifikasi

omerencanakan detail untuk tingkat berikutnya.

c. Analisa dan dokumentasi;

(i)   mengklasifikasi dan menghubungkan pendapat -pendapat

(ii)  mengidentifikasi konflik yang perlu direkonsiliasikan

(iii) menyimpulkan dokumen informasi.

d. Sesi kerja;

(i)  menyeimbangkan kebutuhan ruang, kualitas konstruksi dan total biaya

(ii) memberi umpan balik kepada klien balk pemilik maupun pengguna untuk konfirmasi dan keputusan.

e. Dokumentasi final;

(i) menghasilkan persetujuan formal tentang program dari klien dan pembiayaan agensi

(ii) memasok informasi kepada perancang, terutama dalam bentuk grafis.

c. Analisa Pemrograman

Pemrograman  model  Moleski  dan  Pena  dianalisa  berdasar  prosedur  dan  proses pengembangannya.

c.1. Analisa pemrograman .

Pemrograman model Moleski secara prosedural lebih panjang dan lebih rumit karena tiap fase mengandung kornpleksitas informasi yang tinggi. Pemrograrnannya .sangat berhubungan erat dengan proses perancangan secara pendekatan iriteraktiv yang tarnpak pada sekuen fese-fasenya yang saling merespon dengan adanya fase review. Moleski melibatkan perancang dalam pemrograrnannya secara stimultan dan memberi masukan dengan cara

serupa. Programer yang belum mahir lebih disarankan untuk menggunakan model ini yang lebih runut secara prosedural, selain programer tetap bertanggung jawab hingga proses perancangan yang memungkinkan adanya banyak antara programer dan perancang.

Pemroqrarnan Model Pena  tarnpak lebih singkat dan sederhana dalam prosedurnya. Pemrograrnannya terpisah dengan proses perancangan yang dilakukan setelah pemrograman  selesai  dikerjakan  karena  masing  –  masing  permasalahan  yang dihadapi  sangat  kornpleks  dan  membutuhkan  kapabilitas  mental  yang  berbeda dengan pelaku yang cenderung berbec’a pula. Pena tidak. melibatkan perancang dalam pemrogramannya atas anggapan bahwa perancangan merupakan proses yang terpisah dari proses pemrograman. Programer ahli tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menjalankan model yang perlu pengalaman ini selain prosedurnya lebih sE derhana.

c.2 Proses pengembangan program

Pemroqraman Model Moleski  berawal dari pencarian permasalahan yang dikernbangkan dari informasi balk dari klien maupun dari preseden fasilitas serupa yang  telah  ada.  Data  dan  informasi  dikumpulkan,  dianalisa  dan  diorganisasikan dengan dasar utama untuk menentukan dan membangun konsep yang dapat memenuhi kebutuhan klien kemudian dilihat kembali. Hasil dari review pertama tersebut dirumuskan dalam kriteria performansi yang selanjutnya direview kembali untuk inemperoleh kesepakatan akan tujuan arsitektural yang hendak dicapai untuk ditindak-lanjuti dalam proses perancangan. Sekuen tersebut. secara diagramatis berbentuk alur yang linear. Jadi konsep merupakan pola yang pengorganisasian dan pemvisualisasian kemajuan secara logis pada pengernbangan program.

Pemroqrarnan Model Pena dimulai  dengan mendalarni kliennya seperti halnya model Moleski. Yang menonjol adalah review secara khusus tidak  dilakukan, tetapi ada proses konfirrnasi dan umpan balik setelah phase analisa berlangsunq. Walaupun perancangan tidak dilibatkan dalam poses pemrograrnan, dasar -dasar perancangan seperti : fungsi , bentuk, ekonomi, dan energi dipakai sebagai pertimbangan untuk menljalankan 5 prosedurnya

secara skematik hingga diperoleh pernyataan permasalahan.Secara diagramatis proses pemrograman ini berbentuk matrix akibat 2 fungsi yang saling berhubungan sebagai data clan pemrosesannya atau dikenal sebagai dasar pertimbangan perancangan dan prosedur pemrograman. Pernyataan masalah tertuang dalam program skematik dan program pengembangan

merupakan hasil dari model pemrograman ini . c.3. Perbedaan

Secara ringkas kedua model pemrograman dapat dibedal:an sebagai berikut:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *