Menurut Sartain, North, Strange, Chapman (1973, hal. 324-326) beberapa cara untuk memotivasi orang lain adalah sebagai berikut:
1. Memotivasi dengan kekerasan/motivating by force.
Cara ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan, namun biasanya menimbulkan perasaan tidak senang bagi subjek yang terkena. Di dalam masyarakat yang demokratis cara semacam ini kurang begitu tepat, sebab orang akan memiliki sifat ketergantungan yang besar, dan kurang mampu membutuhkan kesadaran.
2. Memotivasi dengan bujukan/motivating by enticement.
Cara yang kedua adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu.bujukan atau hadiah itu dapat berupa:
• Untuk buruh atau pekerja akan diberikan tambahan upah.
• Untuk para pelajar akan memberian nilai yang baik.
• Dapat juga berupa status.
Cara ini mungkin akan berhasil. Seperti halnya dengan cara yang pertama maka cara yang kedua ini juga menimbulkan sifat ketergantungan. Para buruh tergantung pada majikan, murid pada gurunya.
3. Memotivasi dengan identifikasi/motivating by identivication/ Ego – Involvement.
Ini merupakan cara yang terbaik untuk memotivasi orang lain.. Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam. Contohnya seorang murid belajar bukan karena bujukan guru, tetapi murid belajar karena memang mereka ingin memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.