Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi sosial adalah konstruksi multidimensi yang dapat didefinisikan sebagai sejauh mana individu berpartisipasi dalam berbagai hubungan sosial, termasuk keterlibatan dalam aktivitas atau hubungan sosial dan rasa komunalitas dan identifikasi dengan peran sosial seseorang (Holt-Lunstad dan Uchino 2015; Brissette dkk. 2000). Integrasi sosial dan dukungan sosial sering digunakan secara bergantian tetapi mewakili pendekatan konseptual yang berbeda untuk memahami pengaruh hubungan sosial.
Sebagai contoh, makalah klasik oleh Cohen dan Wills (1985) menggambarkan perbedaan antara aspek struktural dan fungsional dari dukungan sosial. Integrasi sosial dipandang sebagai struktural, karena mewakili ada atau tidak adanya dukungan, sedangkan dukungan sosial yang dirasakan dan dukungan sosial yang diterima dipandang sebagai aspek fungsional dari hubungan (misalnya, Holt-Lunstad et al.
Bagaimana orang-orang dari kelompok berbeda dalam masyarakat berkumpul? Dan bagaimana ini dipertahankan? Dalam sosiologi, konsep integrasi sosial mengacu pada situasi dimana kelompok minoritas berkumpul atau tergabung dalam masyarakat arus utama. Padahal, kita harus mencatat, ini tidak berarti dengan cara yang memaksa.
Integrasi sosial juga mengacu pada proses persetujuan besar-besaran pada sistem makna, bahasa, budaya, dan sejenisnya bersama. Ini tidak berarti tidak ada perbedaan, tetapi kami setuju untuk hidup bersama dan, setidaknya sampai batas tertentu, merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Integrasi sosial yang meningkat membantu mengurangi konflik dalam masyarakat, dan itu dapat membantu kita merasa lebih terhubung dengan komunitas kita. Mari kita bicara tentang beberapa cara berpikir para sosiolog berpengaruh tentang integrasi sosial.
Durkheim dan Sosiologi Awal
Émile Durkheim, yang dianggap sebagai salah satu pendiri sosiologi modern, banyak berbicara tentang integrasi sosial. Dia adalah salah satu orang pertama yang mengeksplorasi konsep tersebut dalam sebuah buku berjudul The Division of Labour in Society, yang ditulis pada tahun 1892. Durkheim menganggap masyarakat sebagai kesadaran kolektif orang. Dengan kata lain, cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku sangat dipengaruhi oleh masyarakat. Tetapi, bagaimana kita tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dan menghindari terlalu banyak konflik? Durkheim muncul dengan beberapa jenis integrasi sosial, yang ia sebut sebagai jenis solidaritas.
Pertama, solidaritas mekanis adalah apa yang mengikat masyarakat yang lebih primitif, atau lebih kecil, menjadi satu. Dalam solidaritas semacam ini, hal-hal seperti kekeluargaan dan kepercayaan bersama itulah yang menyatukan kita. Kami terintegrasi karena kami semua sangat mirip. Dalam masyarakat yang lebih maju, kita melihat munculnya solidaritas organik. Dalam masyarakat yang lebih kompleks, pembagian kerja yang kompleks menuntut kita untuk lebih mengandalkan satu sama lain. Saling ketergantungan semacam ini menciptakan peningkatan integrasi sosial, bukan sekadar kesamaan kita.
Tetapi bagaimana jika kita tidak mencapai integrasi ini? Dalam pandangan Durkheim, ini mengarah pada masalah yang dikenal sebagai anomie, atau perasaan sangat terputus dari orang lain dan dari komunitas kita. Integrasi sosial yang menurun mengarah pada anomi dan, berpotensi, konflik. Sekarang setelah kita mengetahui sedikit tentang dasar dari teori integrasi sosial, mari kita bicara tentang pandangan yang lebih kontemporer.