Lompat ke konten
Kategori Home » Farmasi » Pembuatan Vaksin dalam Aspek Farmasi

Pembuatan Vaksin dalam Aspek Farmasi

  • oleh

Kecuali   untuk   peptida   sintetik,   vaksin   dapat   diturunkan   dari mikroorganisme atau sel binatang. Untuk ekspresi yang optimal dari komponen vaksin  yang  diperlukan,  mikroorganisme  atau  sel  binatang  tersebut  dapat dimodifikasi secara genetik. Sel binatang digunakan untuk kultivasi virus dan untuk produksi beberapa subunit komponen vaksin.

Ada tiga tahap pembuatan vaksin :

1)  Kultivasi,

2)  proses pembuatan,

3)  formulasi  Pada  produksi  vaksin  modern,  konsistensi  produksi  adalah yang paling penting. Artinya, variasi antara lot satu dengan lot lainnya, harus minimal. Juga kondisi GMP lainnya seperti : kontrol dan validasi setiap tahap produksi, catatan yang baik tentang standar prosedur operating, pengumpulan data produksi, dll.

Bakteri dan yeast, relative mudah untuk dikultivasi di bioreactor. Kultivasi sel binatang lebih sulit, sebab mereka sangat sensitive terhadap factor-faktor lingkungan, seperti alat potong dan konsentrasi oksigen yang tinggi.

Setelah kultivasi, komponen vaksin harus dipisahkan dari bakteri, yeast, atau sel binatang, dan dari sel komponen suspense yang tidak dikehandaki.

Formulasi.

Aditif,  penggunaanya   harus   tidak   mempengaruhi   komponen   vaksin, penyimpanan, dan pemakaian.

Pengawet yang digunakan : thimerosal, phenoxyethanol, phenol, dan antibiotik. Stabilizer yang digunakan : protein, karbohidrat, gula alkohol, formaldehid.

Adjuvan dan delivery sistem.

Suksesnya  imunisasi,  tidak  hanya  tergantung  pada  asal  dari  komponen imunogenik saja, juga tergantung pada bentuk presentasinya.

Penyimpanan.

Tergantung pada karakteristik yang spesifik dari mereka, vaksi disimpan dalam larutan atau dalam formulasi freeze-dried, biasanya pada 2-8 °C.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *