Faktor produksi adalah input yang dibutuhkan untuk menciptakan barang atau jasa, dan faktor produksi meliputi tanah, tenaga kerja, kewirausahaan, dan modal. Definisi faktor-faktor produksi terutama berasal dari pandangan ekonomi neoklasik. Ini menggabungkan pendekatan masa lalu terhadap teori ekonomi, seperti konsep tenaga kerja sebagai faktor produksi dari sosialisme, ke dalam satu definisi.
Tanah, tenaga kerja, dan modal sebagai faktor produksi awalnya diidentifikasi oleh ekonom politik awal seperti Adam Smith, David Ricardo, dan Karl Marx. Saat ini, modal dan tenaga kerja tetap menjadi dua input utama untuk proses dan keuntungan. Produksi, seperti manufaktur, dapat dilacak dengan indeks tertentu.
Faktor Faktor Produksi
1. Faktor Tanah
Tanah memiliki definisi yang luas sebagai faktor produksi dan dapat mengambil berbagai bentuk, dari lahan pertanian hingga real estat komersial hingga sumber daya yang tersedia dari sebidang tanah tertentu. Sumber daya alam, seperti minyak dan emas, dapat diekstraksi dan dimurnikan untuk konsumsi manusia dari tanah.
Budidaya tanaman di lahan oleh petani meningkatkan nilai dan kegunaannya. Untuk sekelompok ekonom Prancis awal yang disebut “para fisiokrat,” yang mendahului ekonom politik klasik, tanah bertanggung jawab untuk menghasilkan nilai ekonomi.
2. Faktor Tenaga Kerja
Tenaga kerja mengacu pada upaya yang dikeluarkan oleh seorang individu untuk membawa produk atau layanan ke pasar. Sekali lagi, itu dapat mengambil berbagai bentuk. Misalnya, pekerja konstruksi di lokasi hotel adalah bagian dari tenaga kerja, seperti pelayan yang melayani tamu atau resepsionis yang mendaftarkan mereka ke hotel.
Dalam industri perangkat lunak, tenaga kerja mengacu pada pekerjaan yang dilakukan oleh manajer proyek dan pengembang dalam membangun produk akhir. Bahkan seorang seniman yang terlibat dalam pembuatan seni, apakah itu lukisan atau simfoni, dianggap sebagai pekerja. Untuk ekonom politik awal, tenaga kerja adalah pendorong utama nilai ekonomi. Pekerja produksi dibayar untuk waktu dan usaha mereka dalam upah yang bergantung pada keterampilan dan pelatihan mereka. Tenaga kerja oleh pekerja yang tidak berpendidikan dan tidak terlatih biasanya dibayar dengan harga rendah. Pekerja terampil dan terlatih disebut “modal manusia” dan dibayar dengan upah lebih tinggi karena mereka membawa lebih dari kapasitas fisik mereka untuk tugas itu.
3. Faktor Modal
Dalam ilmu ekonomi, modal biasanya mengacu pada uang. Namun, uang bukan merupakan faktor produksi karena tidak terlibat langsung dalam menghasilkan barang atau jasa. Sebaliknya, memfasilitasi proses yang digunakan dalam produksi dengan memungkinkan pengusaha dan pemilik perusahaan untuk membeli barang modal atau tanah atau membayar upah. Bagi para ekonom arus utama (neoklasik) modern, modal adalah penggerak utama nilai.
Penting untuk membedakan modal pribadi dan modal pribadi dalam faktor-faktor produksi. Kendaraan pribadi yang digunakan untuk mengangkut keluarga tidak dianggap sebagai barang modal, tetapi kendaraan niaga yang digunakan secara tegas untuk keperluan dinas. Selama kontraksi ekonomi atau ketika mereka menderita kerugian, perusahaan mengurangi pengeluaran modal untuk memastikan keuntungan. Namun, selama periode ekspansi ekonomi, mereka berinvestasi dalam mesin dan peralatan baru untuk membawa produk baru ke pasar.
4. Faktor Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah bumbu rahasia yang menggabungkan semua faktor produksi lainnya menjadi produk atau layanan untuk pasar konsumen. Contoh kewirausahaan adalah evolusi raksasa media sosial Meta (FB), sebelumnya Facebook.
Mark Zuckerberg mengambil risiko atas keberhasilan atau kegagalan jaringan media sosialnya ketika ia mulai mengalokasikan waktu dari jadwal hariannya untuk aktivitas itu. Ketika dia mengkodekan sendiri produk minimum yang layak, tenaga kerja Zuckerberg adalah satu-satunya faktor produksi. Setelah Facebook, situs media sosial, menjadi populer dan tersebar di kampus-kampus, disadari perlu untuk merekrut karyawan tambahan. Dia mempekerjakan dua orang, seorang insinyur (Dustin Moskovitz) dan seorang juru bicara (Chris Hughes), yang keduanya mengalokasikan jam untuk proyek, yang berarti bahwa waktu yang mereka investasikan menjadi faktor produksi.
5. Faktor Kepemilikan
Definisi faktor-faktor produksi dalam sistem ekonomi mengandaikan bahwa kepemilikan terletak pada rumah tangga, yang meminjamkan atau menyewakannya kepada pengusaha dan organisasi. Tapi itu adalah konstruksi teoretis dan jarang terjadi dalam praktik. Kecuali tenaga kerja, kepemilikan faktor-faktor produksi bervariasi berdasarkan industri dan sistem ekonomi.
Misalnya, sebuah perusahaan yang beroperasi di industri real estat biasanya memiliki sebidang tanah yang signifikan, sementara perusahaan ritel dan toko menyewakan tanah untuk jangka waktu yang lama. Modal juga mengikuti model serupa karena dapat dimiliki atau disewa dari pihak lain. Namun, dalam situasi apa pun, tenaga kerja tidak dimiliki oleh perusahaan. Transaksi buruh dengan perusahaan didasarkan pada upah.
6. Faktor Pertimbangan Khusus
Meskipun tidak secara langsung terdaftar sebagai faktor, teknologi memainkan peran penting dalam mempengaruhi produksi. Dalam konteks ini, teknologi memiliki definisi yang cukup luas dan dapat merujuk pada perangkat lunak, perangkat keras, atau kombinasi keduanya yang digunakan untuk mengefektifkan proses organisasi atau manufaktur.