1. Teori Pelat (plate theory)
Teori Pelat diketengahkan oleh Martin dan Synge (1941)
Konsep teori ini berasal dari teori distilasi, kemudian pada kromatografi dibayangkan bahwa didalam kolom kromatografi terdapat pelat tipis dimana terjadi kesetimbangan partisi (distribusi) komponen diantara ke dua fase.
(satu pelat tipis ini identik dengan satu tabung pada Craig counter current extraction). (Dijelaskan kilas balik teori distilasi dan kesetimbangan distribusi Craig counter current extraction) dengan diagram pada gambar 1.
Gambar 1: Diagram ekstraksi counter current dari Craig
Pada tabling no l(satu) berisi 1000 bagian solute, 500 di fase atas dan 500 bagian difase bawah. Pada tabling no 1, fase atas dipindahkan ke no tabling no 2 yang telah berisi pelarut segar fase bawah. Untuk gantinya pada tabling no 1 ditambah pelarut fase atas segar sebanyak volume sama dengan yang dipindahkan tadi.
Pada tabling no 2 akan berisi fase atas yang mengandung 500 bagian solute. Semua tabling digojog sehingga terjadi kesetimbangan. Tahap berikutnya adalah memindahkan fase atas tabung no 2 ke tabung no 3 yang telah berisi cairan segar fasebawah, memindahkan fase atas tabung no 1 ke no tabung 2 dan menambah lagi fase atas segar pada tabung no 1.
Tabung digojog lagi hingga terjadi kesetimbangan. Sekarang distribusi solute menjadi: tabung no 1 mengandung 250 bagian, tabung no 2 mengandung 500 bagian dan tabung no 3 mengandung 250 bagian. Demikian seterusnya sehingga pemindahan ke 4 pada diagram tersebut, nampak bahwa konsentrasi tertinggi solute ada pada tabung no 3 (tiga), yaitu 375 dari 1000 solute, sedang no tabung sebelahnya konsentrasinya lebih rendah.
Bila pemindahan setelah terjadinya equilibrium 100 kali maka pada tabung no 1 (satu) tidak dijumpai lagi solute yang ada di no tabung tersebut. Pada kromatografi partisi mekanisme pemisahan adalah seperti ini, molekul sample dibawa oleh fase gerak setelah terjadi kesetimbangan menelusuri kolom.
Maka senyawa-senyawa yang mempunyai perbedaan nilai Ka akan dapat dipisahkan. Kolom yang mempunyai jumlah pelat teori banyak akan lebih mampu memisahkan senyawa-senyawa yang mempunyai perbedaan Ka kecil.
2. Teori Kecepatan (rate theory kinetic theory)
Sedangkan teori kecepatan ditemukan oleh van Deemter (1956) yaitu mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi melebarnya puncak yang secara tidak langsung mempengaruhi HETP (Height Equivalent of a Theoretical Plate). HETP ini merupakan ukuran efisiensi kolom. Kolom yang efisien mempunyai N besar, HETP kecil dan lebar alas puncak yang sempit. (Dijelaskan ulang dan lebih terinci nanti pada kromatografi gas).