Lompat ke konten
Kategori Home » Farmasi » RADIO IMMUNOASSAY (RIA)

RADIO IMMUNOASSAY (RIA)

  • oleh

Metoda Radio Immunoassay (RIA) poertama dikembangkan oleh S.A. Berson dan RS.Yallow dalam akhir 1950 untuk menentukan insulin dalam serum albumin. Sekarang, metoda digunakan secara ekstensif untuk menentukan beberapa hormon, enzim, dan obat dalam jumlah kecil (10-9 — 10-12 M). Dalam plasma manusia agar supaya Assess berbagai kondisi penyakit. Term umum untuk metoda ini di dalam keduanya sistem immun dan non immun adalah penetapan kadar ikatan kompetitif (CBA)

Prinsip

Metoda RIA di dasarkan pada pembentukan kompleks antigen antibodi dan terutama prinsip  dari  teknik  pengenceran  isotop.  Antigen (Ag)  adalah  substansi (misalnya hormon) yang dapat menginduksi produksi antibodi dalam badan dan mengikat pada antibodi yang sangat spesifik. Sebaliknya, antibodi (Ab) umumnya adalah protein yang diproduksi dalam respon imunologik pada antigen dan membentuk kompleks spesifik dengan antigen.

metoda  RIA,  campuran  antigen  radiolabel (Ad)  dan  antigen  tak  berlabel ditambahkan pada sejumlah antibodinya yang tak cukup untuk membentuk kompleks antigen-antibodi dengan semua antigen (keduanya berlabel dan tak berlabel). Dalam  pembentukan  kompleks  ini,  kedua  tipe  antigen  akan  berkompetisi  untuk menempati tempat ikatan pada antibodi, dan keduanya kompleks berlabel dan tak berlabel akan dibentuk dalam proporsi pada sejumlah antigen yang sesuai. Jadi dalam campuran MA, akan terjadi reaksi sebagai berikut :

Ab + Ag Ab — Ag + Ag

Ab + Ag*+-* Ab — Ag*+ Ag*

Di sini antibodi berada dalam jumlah tak cukup untuik mengikat semua antigen berlabel dan tak berlabel. Sering sekali, di dalam campuran RIA antigen berlabel yang tak bereaksi dipilih untuk sebagai antigen bebas dan konsentrasinya dinyatakan sebagai F, dan kompleks antigen-antibodi berlabel (Ab – Ag*) dipilih sebagai ikatan antigen dan konsentrasinya dinyatakan sebagai B.

Untuk sejumlah konstan dari antibodi dan antigen berlabel (dengan antibodi tak cukup untuk membentuk kompleks dengan semua antigen berlabel dan tak berlabel), jumlah dari ikatan antigen akan membalik proporsional  menjadi jumlah dari antigen tak berlabel.

Maka, bila jumlah antigen talc berlabel dinaikkan, jumlah dari antigen terikat akan  turun   dengan   concomitant  kenaikan   dalam   jumlah   antigen  bebas   yang  meninggalkan dalam campuran dan sebaliknya.

Jadi rasio antigen terikat dan bebas (B/F) adalah fungsi dari konsentrasi dari antigen talc berlabel dalam campuran RIA dan dapat di utamakan dalam penentuan antigen dari koinsentrasi yang tidak diketahui dalam sampel dengan menggunakan standard atau kurva dosis-respon sebagai yang diterangkan terakhir.

Inkubasi

Dalam banyak hal waktu inkubasi pada temperatur tertentu dipersyaratkan untuk memacu pembentukan kompleks antara antibodi dan antigen. Misalnya, untuk MA dari digoksin, campuran diinkubasikan selama 2 jam pada 25°C; untuk vitamin B12 waktu inkubasi adalah 90 menit pada temperatur kamar; Untuk insulin 18 jam pada 14°C. Strict adherence pada temperatur tertentu dan waktu inkubasi adalah esensial.

Pemisahan kompleks antibodi-antigen

Untuk  menentukan  konsentrasi  antigen  terikat  dan  bebas  dalam  campuran  RIA, keduanya hams dipisahkan satu sama lain.

Sejumlah metoda pemisahan telah dibuat di dasarkan pada sifat fisiko kimia dari antigen  terikat  dan  bebas.  Beberapa  dari  metoda  umum  yang  digunakan  untuk pemisahan dua sepsies adalah :

1. Presipistasi dengan reagen seperti etanol, polietilenglikol, dan amonium sulfat.

2. Adsorbsi antigen pada solid surface seperti talk, charcoal, selulosa, dan silika.

3. Adsorbsi antibodi pada solid fase seperti gelas atau plastik.

4. Gel filtrasi menggunakan sephadex dan bio-gel.

5. Metoda antibodi-ganda di mana antiodi kedua ditambahkan pada campuran MA agar supaya mengendapkan antigen terikat.

Metoda

Pertama standard atau kurva dosis-respon dibuat menggunakan seri sampel yang mengandung  antigen  tak  berlabel  dengan  kenaikkan  konsentrasi  yang  diketahui, termasuk satu sampel dengan antigen yang tanpa tak berlabel; yang akhir ini dipilih sebagai standard nol. Untuk masing-masing sampel ini, sejumlah diketahui dari antigen berlabel dan sejumlah konstan dari antibodi (ingat, antibodi tak cukup untuk berik atan dengan semua antigen berlabel dan tak berlabel (ditambahkan ).

Setelah inkubasi untuk perioda tertentu, pada temperatur tertentu, antigen terikat dan bebas dari masing-masing sampel dipisahkan dengan metoda kimia yang sesuai.

Baik jumlah antigen terikat maupun bebas ditentukan dan rasio B/F atau persen dari ikatan dihitung. Harga ini kemudian diplotkan terhadap logaritma dari konsentrasi antigen tak berlabel dari masing-masing sampel. Plot ini adalah kurva standard untuk RIA dari senyawa tertentu yang diteliti.

Kurva standard tipikal ditunjukkan dalam gambar 11-1. Untuk sampel dengan jumlah antigen yang tidak diketahui, diikuti prosedur yang identik, B/F atau persen terikat dihitung dan tingkat hubungan dari antigen dibaca dari kurva standard. Dalam konstruksi dari kurva standard, kadang-kadang F/B dan B/Bo juga dipolotkan pada ordinat dalam tempat B/F.

Disini Bo adalah konsentrasi dari antigen terikat dalam sampel standard 0 di mana tidak ada antigen tak berlabel ditambahkan. Kurva ini tidak linier, sebagai bukti dari gambar 11-1 maka, plot linier dari data bisa di dapat dengan menggunakan fungsi cahaya, yang didifinisikan sebagai

Dimana Y = B/Bo. Bila logit (Y) diplotkan terhadap log (Ag), dihasilkan kurva linier, membuatnya ini lebih mudah untuk membaca data.

Sensitifitas dan spesifisitas

Penggunaan dari metoda RIA terletak pada sensitifitas dan spesifisitasnya untuk membentuk kompleks antigen-antibodi. Selebihnya, metoda sangat tepat dikarenakan sensitifitas dan spesifi sitasnya.

Sensitifitas dari metoda menyatakan tingkat minimum dari antigen yang dapat dideteksi dengan metoda ini. Tingkat yang lebih rendah, ketinggian dari sensitifitas metoda ini. Metoda RIA sensitif tinggi disebabkan karena adanya radiaktivitas yang dapat dideteksi dalam jumlah kelumit.

Spesifisitas menyatakan kemampuannya untuk menepatkan kadar hanya satu spesies dalam campuran beberapa senyawa.

Dalam RIA, reaksi immunologik antara antigen dan antibodi sangat spesifik, dan maka dari itu metoda ini mempunyai spesifisitas tinggi. Peptida, hormon, obat dsb dapat dideteksi dalam jarak 10-9 — 10-12 M. Konsentrasi ini sebaliknya tidak mungkin untuk mengestimasi dengan beberapa metoda kimia.

Ketelitian dari metoda tergantung pada berbagai faktor percobaan dan spesifisitas dari reaksi antigen-antibodi.

Ketepatan dari MA sering di pengaruhi oleh kesalahan percobaan dalam memipet reagen, pemisahan kimia dari kompleks, dan penghitungan.

Aplikasi

Metoda RIA atau CBA sangat berguna dalam penetapan kadar berbagai hormon, enzim, steroid, dan peptida dalam plasma. Pengukuran ini menghasilkan informasi dalam keadaan normal dan abnormal dari pasien.

Beberapa contoh dari substansi yang secara rutin ditetapkan dengan RIA atau CBA adalah T3, T4 dan ACTH, Calcitonin,  Gastrin,  Angiotensin,  Insulin,  Asam  folat,  Virus  Hepatitis  B,  Antigen karsinoembrionik, Vitamin B12, Aldo-steron, Hormon pertumbuhan manusia, Prolaktin, Estradiol, Progesteron, Kortisol, dan banyak lagi.

Yang lain adalah aplikasi MA telah dalam menentukan tingkat serum dari obat yang telah diberikan pada pasien.

Contoh yang sangat penting adalah penetapan kadar tingkat digoksin dalam plasma pasien  dengan  penyakit  jantung.  Contoh  lain  adalah  penetapan  kadar  berbagai antibiotik seperti gentamisin.

Kit dipasarkan oleh pabrik untuk RIA dari senyawa yang disebutkan di atas. Dalam kit material berikut termasuk :

1.   Seri dari sampel standard yang mengandung kenaikan jumlah dari antigen tak berlabel.

2.   Vial dari antigen berlabel.

3.   Vial dari larutan antibodi dan

Zat pengendap atau antibodi kedua untuk mengendapkan kompleks antigen – antibodi dengan metoda antibodi-ganda.

Tergantung dari tipe metoda RIA, material suplemen lain bisa disiapkan. UmumnyaI atauI antigen berlabel digunakan.

Semua dalam beberapa halH  —  atauC berlabel antigen digunakan, mereka digunakan terbatas karena aktivitas spesifiknya rendah.

SCHILLING TEST

Schilling   test   menandakan   absorbsi   normal   atau   abnormal   dari   vitamin   B12 (Sianokobalamin) sebagai anemia perniciosa. Vitamin B12 dilabel denganCo atau Co diberikan untuk pasien puasa dan ekskresi urin 24 jam dan kelumit diukur dan digunakan sebagai indeks dan keadaan sakit.

Dalam prosedur aktual, pasien diminta untuk puasa semalam; 0,5gCo atauCo vitamin B12 yang mengandung 0,5Ci radioaktivitas diberikan secara oral, diikuti dengan pemberian intramuskuler dari jumlah besar dosis (~ 1000g) vitamin B12 dingin.

Yang  akhir  digunakan  untuk  menghilangkan  ekskresi  urin  dan  vitamin  B12  dan menjenuhkan hati dan jaringan lain. Standard radioaktif disipakan dengan aliquot atau sejumlah identik dan dosis yang diberikan. Urin dikoleksi selama periode 24 jam. Aktivitas dalam 24 jam urin dan standard diukur, persen terekskresi dalam 24 jam dihitung.

Harga normal dan ekskresi urin dari vitamin B12 dalam jarak 10% – 40% (rata-rata 18%). Harga di bawah batas ini menandakan mal absorbsi dan vitamin B12. Bila harga di bawah normal (< 7%), anemia perniciosa bisa dibedakan dan penyakit lain yang berhubungan. Prosedur diulangi beberapa hari kemudian dengan 30 mg faktor intrinsik yang diberikan secara oral selama dengan radioaktif vitamin B12. Dalam hal anemia perniciosa atau gastrektomi total, ekskresi urin 24 jam menjadi normal (10% – 40%).

dalam sindrom tidak dipengaruhi oleh faktor intrinsik, harga masih tetap rendah. Secara alternatif, metoda isotop ganda bisa digunakan, dan ulangan dari schilling test dalam hal anemia perniciosa dihindari. Dalam metoda ini, kapsul yang mengandung keduanya Co  vitamin  B12  dan  intrinsik  faktor,  dan  kapsul  lain  yang  hanya mengandungCo vitamin B12 secara oral diberikan simultan. Kedua isotop dalam 24 jam sampel urin dihitung dalam well counter dalam dua windows energi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *