Pendekatan ciri bawaan pemimpin mencoba menjelaskan fenomena kepemimpinan melalui beberapa ciri yang dimilki oleh para pemimpin. Kemudian, pendekatan perilaku pemimpin telah menambah pengetahuan mengenai fenomena kepemimpinan melalui penjelasan tentang gaya kepemimpinan.
Keduanya sebagaimana telah diterangkan di muka, memiliki kelemahan-kelemahan, meskipun memberikan sumbangan bagi pemahaman fenomena kepemimpinan dan menjadi landasan bagi perkembangan pendekatan yang lebih baru.
Dua pendekatan terdahulu ini telah gagal untuk menjelaskan faktor situasi sebagai faktor yang sangat penting dalam kepemimpinan. Kepemimpinan dengan demikian, bukan hanya didukung oleh faktor bawaan pemimpin dan faktor perilaku pemimpin, tetapi juga terdapat faktor laun, yaiti situasi kepemimpinan.
Pendekatan situasi kepemimpinan tidak mementingkan gaya kepemimpinan yang terbaik, tetapi gaya semacam apa yang efektif dalam suatu situasi tertentu. Dengan demikian, suatu gaya kepemimpinan dalam situasi yang satu tidak sama dengan gaya kepemimpinan pada situasi yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang sesuai pada lingkungan industri, barangkali gaya kepemimpinan itu tidak relevan untuk lingkungan lembaga pendidikan.
Bahkan, dalam satu lembaga pendidikan misalnya, gaya kepemimpinan yang relevan untuk staf administrasi, barangkali tidak relevan untuk staf pengajar. Jadi sejumlah gaya kepemimpinan merupakan kepemimpinan yang efektif atau tidak efektif, sangat tergantung pada elemen situasi yang penting itu.
Kepemimpinan sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh serangkaian faktor situasi. Faktor situasi yang mempengaruhi perilaku pemimpin antara lain karakteristik manajemen yang ada, karakteristik bawahan yang dihadapi, faktor kelompok-kelompok dalam organisasi serta faktor-faktor lain yang ada dalam organisasi dan sebagainya, yang semua itu merupakan lingkungan dari pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya.
Sangat tidak mudah untuk menyebutkan semua faktor yang dinyatakan sebagai lingkungan bagi pemimpin ini, tetapi semua itu secara jelas menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses yang kompleks.
Hal yang paling penting dari pendekatan situasi kepemimpinan ini adalah menegnai kesiapan dari orang yang dipimpin, yang sering disebut dengan anggota atau pengikut. Pemimpin menjalankan kepemimpinannya terhadap anggota atau pengikut. Menurut pendekatan ini, kesiapan atau kematangan dari para anggota atau pengikut ini merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan kepemimpinan.
Jadi tingkat kesiapan atau kematangan dari pengikut atau anggota itu bervariasi, dan ini sangat menentukan efektif tidaknya suatu kepemimpinan. Pemimpin untuk menjalankan suatu kepemimpinan yang efektif harus melihat tingkat kesiapan dan kematangan para pengikut atau anggota ini. Meskipun demikian, kemampuan pemimpin untuk menilai tingkat kesiapan atau kematangan anggota atau pengikut ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor pula, termasuk anggapan dari pemimpin itu sendiri.
Meskipun pendekatan yang ketiga ini merupakan pendekatan yang dinilai paling baik dalam menggambaran fenomena kepemimpinan, tetapi sampai sekarang ini belum mencapi bentuk akhirnya. Artinya, di bawah pengaruh pendekatan situasi kepemimpinan ini sampai kini para ahli masih terus melakukan studi mengenai kepemimpinan.
Berbagai studi yang dilakukan memang kemudian mampu memperjelas dan memperluas apa yang menjadi dasar dan ciri utama dari pendekatan ini, bahwa kepemimpinan itu berkaitan dengan serangkaian situasi tertentu serta kepemimpinan itu merupakan suatu proses yang kompleks.