Kayu sebagai bahan bangunan alami dan hidup dijadikan media dan bahan makanan oleh makluk hidup lainnya. Kerusakan bahan bangunan kayu sebagian besar karena jamur dan Insekta. Konstruksi banguinan kayu namun ada yang berurur ratusan tahun dan tanpa menggunakan bahan kimia untuk melindungi diri. Teknik dan tindakan yang dipergunakannya hingga sekarang belum banyak terungkap. Pengenalan terhadap perilaku Jamur dan Insekta sangat perlu dilakukan untuk melihan dan menindak lanjuti atau mengurangi akibat perusakannya.
1. Perusak kayu dan perlawanan terhadap Jamur
Semua jamur untuk kehidupannya sebagai parasit membutuhkan kelembaban pada kayu sekitar 20%M. memang ada beberapa jamur yabng dapat hidup pada kelembaban kayu antara 6 % s/d 12 %M.
a. Jamur yang mengubah warna kayu
Ada 2 macam jamur: jamur perusak kayu dan jamur pengubah warna kayu. Jamur pengubah warna akan mengakibatkan kayu berwana biru, dikenal sebagai jamur biru.
Jamur biru sangat mudah tersebar, is dapat hidup pada temperatur yang sangat rendah 5°c dan kelembaban 18%.
Kekuatan dari kayu tidak banyak dipengaruhi, kayu menjadi kotor Macamnya:
- Jamur biru pada batang kayu, batang kayu yang baru ditebang akan sangat cepat terserang
- Jamur biru pada potongan kayu. Jamur tumbuh pada permukaan kayu yang barusaja dikerjakan dan masih cukup lembab
- Jamur biro pada bagian dalam kayu, Jamur akan hidup di dalam kayu karena bagian permukaan luarnya telah kering, naum bagian dalam masih basah
- Jamur labur, jamur biru yang hidup di bawah lapisan cat atau pelabur. Hal ini dapat terjadi karena lapisan cat atau labur yang kurang sempurna atau terangkat /terbuka.
Pencegahan yang dapat dilakukan:
Pengatasan secara cepat dan langsung setelah kayu ditebang dengan memberikan bahan lapisan anti jarnur. Bahan pencegah ini namun dapat berakibat jelek pada tats kehidupan di sekitar, karena beracun. Cara yang lebih bersahabat berkait dengan waktu tebangnya, secara tradisional waktu tebang yang baik pada bulan-2 cukup air, mendekati musi hujan atau setlah musim hujan dan tidak path musim kering.
b. Jamur Perusak/pemakan kayu
Sama halnya dengan jamur biru, jamur perusak kayu hidup pada kayu yang lembab. Jenis Jamur pembusuk dikenal sebagai Schwamm dan Vermodern adalah sangat ganas merusak kayu. Ada tiga macam Jamur pembusuk yang dikenal: Pembusuk Rumah, Pembusuk Gudang dan Pembusuk Batang.
- Pembusuk Rumah (Hausfaeulen): Jamur ini membutuhkan waktu yang lam untuk memakan kayu. Kayu dipergunaka sebagai rumahnya. Jamur ini tidak hanya menyerang kayu pad rumah pada kayu ditempat lain dengan kelembaban yang tidak begitu tinggi sekalipun.
- Pembusuk Gudang (Lagerfaeulen), hidup dan menyerang kayu secara cepat, karena kayu sangat lembab atau terendam.
- Pembusuk Batang (Stammfaeulen), jamur yang menyerang batang kayu yang telah mati ataupun masih hidup.
Jamur dikenal orang sebagai Mycel atau Luftmycel, yang terdiri dar Hyphen, plek basah yang terlihat pada permukaan kayu. Setelah cukup waktu Mycel nantinya akan berubah menjadi macam Jamur dalam bentuk yang berbeda dan juga berbeda warnanya.
Sebagai Gambar dibawah ditunjukana macam dari Jamur perusak kayu dan akibat kerusakan yang diderita kayu.
C. Pengenalan Dini Serangan Jamur Terhadap Kayu
Serangan dan sebaran Mycle sangat sulit dikontrol dan dikendalikan setelah berada pada kayu. Pencegahan merupakan langkah awal yang dapat dan baik dilakukan. Ada satu metode phisikalis untuk menguji keberadaan Mycle secara dini:
- Dengan menggunakan bahan amoniak atau Silbernitrat yang diolehkan pada permukaan kayu. Permukaan Kayu yang berubah warnnya menjadi gelap menunjukkan adanya mycle.
- Kayu yang diserang jamur perusak warnanay akan berubah lebih mengkilat, karena Jamur hygroskopis tidak mampu menerobos lapisan atau plek dari Jamur.
- Kayu yang sehat warnanya terang sedang kayu yang terserang jamur lebih gelap
- Kadang permukaan kayu terlihat bersih dan sehat namun bisa jadi kayu tersebut rusak karena jamur menyerang pada badian dalamnya
D. Hidup dan Pertumbuhan Jamu Kayu
Semua Jamur hidup pada arean lembab, kayu yang lembab. Kelembaban di atas 20 %M menjadi media yang baik untuk hidup Jamur. Namun kayu yang terlalu banyak air menjadikan jamur tak dapat bernafas, jamur membutuhkan oksigen yang cukup. Sebaliknya dalam air yang cukup oksigen dan cellulosa. Jamur senang hidup dapa kelembaban dengan derajat keasaman atau pH 5 hingga 6. Bahan bangunan yang cukup mengandung pH itu Genteng tanah ;Hat dan Pasir menjadi area subur pertumbuhan Jamur. Sebaliknaya Bahan bangunan yang mengandung Alkali seperti kapur, semen, batu kapur tidak disenagi dan dijauhi oleh pertumbunhan jamur.
E. Usaha untuk berperang melawan Jamur
Perlawanan yang dapat dilakukan terhadap serangan Jamur ada mengenal secara persis jenis jamurnya.
- Penyebab utama datangnya jamur adalah kelembaban yang tinggi, diatas 20%M. Kayu yang terserang jamur harus diangin-2kan atau aliran udara dibagian kayu dibuat lancar supaya kayu menjadi kering, kelembaban di bawah 20%M
- Kerusakan pada bagian luar bangunan, adalah kesalahan secara teknis konstruksi.
Hal itu dapat pula terjadi karena pada banguna yang telah cukup umur 10 hingga 20 tahun, membutuhkan perbaikan atau renovasi, penggantian bahan kayunya yang telah rusak.
- Kerusakan pada Jendela karena kesalahan atau terlepasnya lapisan cat penutup permukaan kayu atau pada nat untuk kaca. Nat kaca sangat potensial menjadi sarang air, kelembaban tinggi. Perbaikan secara konstruksi nat atau alur kaca harus rapat atau
- Bahan kayu yang telah rusak dimakan Jamur harus dibuang dan bagian yang disisakan minimum berjarak 1 m, untuk menghindari penyebaran Mycle.
Perlawanan dengan Jamur pada prakteknya tidak dilakukan secara langsung. Perlawanan yang kebanyakan dilakukan justru menghindari atau menjaukankayunya dari sumber kerusakan. Cara pencegahan yang sudah banyak dilakukan secara tradisional: dengan menggunakan udara panas.
- Udara panas atau peng asapan sudah banyak dilakukan di daerah pingiran. Kadang orang justru memasak di dlam rumah dan menggunakan kayu. Asap kayu sangat beracun. Namun karena sifat asap panas, arah alirannya ke atas, tidak berbahaya bagi yang ada di bawah. Keadaan ini dimanfaatkan untuk mengawetkan kayu atau bambu yang digantung-2 diatas tunggu atau konstruksi p Atapnya. Persoalan yang pokok adalah perencanaan terhadap aliran asapnya, peletakan beda ketinggian lobang-2 supaya aliran dapat berlangsung. Metode peniupan dengan udara panas dikembanggan lebih jauh di Negara maju dengan menggunakan peralatan, sehingga dapat diataur tinggi temperatur dan lamanya pemanasan begitu juga dapat menjangkau kemanapun dibutuhkan.
- Pengaliran udara secara lancar bertujuan untuk menurunkan tingkat kelembaban kayunya. Namun disisi lain perlu dipikirkan ada kemungkinnan terbawanya Mycle mengikuti aliran udaranya.
- Di Derah yang membutuhkan kehangat ruangan untuk melawan udara dingin, akan terjadi efek samping, pengembunan yang menempel pada permukaan kayu. Serangan jamur dapat dan banyak terjadi justru pada bagian ruang dalam.
- Satu kesalahan secara konstruksi yang menjadikan kayu rusak dimakan Jamur karena teknik sambunganya memungkinkan air terjebak dan tinggal dalam kayu. Model-2 sambungan purus untuk konstruksi di luar dan berdekatan dengan sumber kelmbaban masih banyak dan mudah diketemukan, naum tidak banyak diperbaiki. Konstruksi model takit atau purus membuthkan persyaratan tambahan dalam pemakaiannya setidaknya berkait dengan penempatan nya.

Gambar: Perilaku kelembaban pada sambungan rapat dan berjarak Sumber: Konstruksi tak terlindung, Pradipto dan Budi 2002
2. Perusak Kayu dan Perlawanan Terhadap Insekta
Seperti Jamur, Insekta merupakan ancaman yang sangat besar bagi bahan bangunan kayu. Walupun ada beberapa bangunan kayu yang berusia ratusan tahun tidak terserang oleh Insekta. Namun demikian perilaku insekta per diketahu dan diamati sebagai upaya untuk mengurangi akhibat seangannaya.
Ada beberapa macam Insekta : perusak atau pemakan kayu dan tinggal di kayu
A. Insekta yang tinggal atau bersarang pada kayu
Insekta ini menempatkan telornya pada celah-2 atau pori-2 kayu, jumlah telor ratusan. Setal menetas Larva akan mengebor kayu, selain untuk bersembunyi juga mengambil sari makanan. Larva dapat tinggal dalam kayu antara 1 hingga 10 tahun. Ketika berupan menjadi kepompong dan menjadi kupun, ia memiliki waktu kehidupan anta 3 – 5 minggu. Seperti pada awalnya, ia akan menempatkan telor-2nya pada celah atau pori-2 yang ada. Karena jumlah dan masa tumbuhnya relatif cepat, Insekta ini menjadi sangat berbanya bagi keberadaan kayu.
Beda Insekta dengan Jamur, pada umumnya insekta tidak banyak bergantung pada nilai kelembaban kayunya. Justru pada kayu kering bayak jenis insekta memakan atau bersarang pada kayu. Contoh : Hausbock memakan hampir semua bagian kayu, bukan hanya bagia gubal tetapi juga bagian Galihnya. Insekta jarum (Nagekaefer) atau Anobien meletakkan telornya pada lobang yang tua, pada permukaannya. Hal ini menjadi tidak terlihat dan sulit terlacak, karena pada pori-2 mudah dikenal dan akan ditutup denga cat.
Secara umum dapat Insekta dikelompokan Insekta kayu Basah dan Insekta kayu Kering.
- Insekta kayu basah, meletakan telornya hanya pada kayu yang basah, atau sehabis dipotong. Pada musim panas insekta terbang keluar dan tidak terjadi kerusakan, pada musim dingin kayu dipotong sarangpun digergaji. Insekta ini tidak mengembangkan din pada kayu yang kering.
- Insekta kayu Kering, Ada tiga macam
1. Insekta Jarum ( Anobien), cacing kayu kecil, makan semua jenis kayu
2. Hausbock, cacing kayu besar, menyerang jenisa kayu Kiefer
3. Insekt batang kayu, hanya memakan batang kayu
Beberapa Insekta perusak kayu dan akibat dari kehidupannya dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar : Insekta Perusak Kayu

Sumber : Holzschut ohne Gift
B. Pendeteksian Awal serangan Serangga
- Lobang-2 tempat bersarang yang ditemukan menunjukan serangan Insekta sudah dimulai. Perlu dipastikan jenis insekta bash atau kering.
- Pada atap rumah atau kuda-2 Hausboch pada musim panas memakan dengan tenang namun dapat terdengan seperti kucing lagi menggarukkan kukunya.
- Ketukan pada balok dengan suara teredam menunjukan isi kayu telah termakan Insekta
C. Mengatasi Serangan Serangga pada Kayu
Dapat dilakukan sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan. Insekta secara tidak langsung memakan kayu untuk kelangsungan hidupnya. Zat celulosa yang menjadi incaran dan makanan Insekta. Kandungan selulosa dikurangi atau diberi racun. Pada teknik tradisional, kayu ditrendam atau diasapi untuk memberi lapisan pada permukaan atau pada pori-2.
Pilihan jenis kayu menjadi hal yang sangat penting. Kayu dengan BJ besar pada umumnya memmiliki ketahan yang lebih baik. Selian itu setiap jenis kayu memiliki kandungan mineral atau zat racun bagi Insekta.
Penggunaan bahan kimia sangat diharapkan untuk hati-2 penggunaannya, karena bahan kimiawi berbentuk racun bagi makluh hidup lainnya.
Larutan Garam cukup efektif untuk mencegah pertumbuhan dan masuknya Insekta ke dalam kayu. Kelemahannya permukaan kayu musti dibersihkan dahulu supaya dapat masuk, apa lagi kalau kayu berminya. Sehingga larutan ini akan bereaksi dengan bahan lain dan menjadi beracun.
Pernghembusan udara panas, satu cars yang cukup aman untuk mengusir dan membunuh Insekta dalam kayu. Efeksamping hampir tidak ad, ruang dan tempat dapat secepatnya dipergunaklan lagi, tidak beracun untuk makanan, dapat menjangkau bagian yang tersembunyi dan tidak terjangkau dengan cam cairan beracun, temperatur udara panasnya dapat diatar dan disesukan dengan kebutuham
D. Serangan serangga Perusak kayu.
Rayap atau Termite merupakan srangga dari orda isoptera. Rayap ini hidup berkoloni. Rayap hidup di dalam tanah. Ada tiga kasta Rayap
- Rayap pekerja
Ciri-2 tidak bersayap, mandul dan buta. Rayap ini pengumpul bahan makaan termasuk menjaga sarang
- Rayap Prajurit
Kepala besar dan panjang, warna laming, tidak dapat mencari makan. Ia bertugas sebagai prajurit, pertahanan
- Rayap reproduksi / Ratu
Rayap bersayap yang melahirkan raya-2 baru. Rayap ini terdiri atas jenis jantan dan betina. Dalam kelolpok tertentu rayap ratu akan melahirkan ratu baru yang nantinya akan membentuk koloni baru.
E. Rayap perusak kayu
Ada 3 keluarga rayap perusak kayu, yaitu: rayap kayu kering ( Fam. Kalotermitidae), Rayap kayu basah ( Fam. Rhino termitidae) dan rayap tanah ( fam. Termitedae). Jenis Termitedae adalah perusak kayu yang paling ganas.
Rayap tanah masuk bangunan melalui celah-2 atau lobang kecil pondasi atau dinding bangunan. Rayap pekerja membuat terowongan dari sarang hingga pusat makanan. Rayap serdadu mengawal dan membantu membuka jalan atau penghalang dengan cairan zat yang memiliki daya melunakkan bahan keras. Rayap hidup dan memakan kayu yang lembab. Ada kecenderuingan hidup bekerja sama dengan Jamur, saling membantu. Jamur melunakkan kayu, rayap memakan sambil melunakkan kayu dengan sisa-2 kotorannya. Rayap hidup bergerombol, memakan bersama sehingga akhibat serangannya dapat cepat terlihat kerusakan yan terjadi. Di Daerah Tropis Rayak sangat subur hidup dan berkembang.
Rayap akan menyerang kayu pada ketinggian manapun, kalau didekat sarangnya tidak lagi tersedia makanan. Rayap menjadi satu fenomena lingkungan atau Ekologi. Secara tradisional orang Kampung naga menggunakan area di sekelilingnya sebagai bantalan terhadap serangan rayap. Sisa2 makanan atau kayu ditanam di sekeling sebagai upaya menyediakan makanan bagi Rayap. Sementara mulai dari kolong rumahnya pencegahan dilakukan dengan cara menjaga kebersihannya. Sehingag amat sangat dini mereka dapat menemukan serangan rayap atau terganggunya keseimbangan lingkungan di sekitar hunian.
Rayap tanah hidup pada kelembaban yang tinggi dan pada temperatur yang tinggi pula. Ia tidak senang dengan kehidupan lampu, relung-2 dibuat untuk mencipytakan suasana kegelapan sepanjang waktu, rayap pekerja tanggung tanpa waktu jeda oleh permainan matahari, timbul tenggelam.
Rayap kayu kering tidak mudah dideteksi karena hidupnya terisolir dsari sarangnya. Keberadaan rayap ini dapat diketaui dari kotoran yang ditinggalkannya, butiran kecil halus, kecoklat-2an, berbentuk silinder segi enam dan berujung bulat. Ketika memakan kayu suaranya dapat dan sering terdengar seperti kucing sedang menggaruk-2kan kuku.
Rayap kayu basah mempunyai kebiasaan seperti pada raya tanah, hanya mereka memiliki sarang didekat makanannya.
3. Usaha Pencegahan dan Perlawanan Terhadap Perusak kayu
Pada prinsipnya perlawanan terhadap perusak biologis kayu hanya dapat dilakukan dengan bahan kimia. Hal yang sangat membutuhkan pertimbangan adalah efektifitas pemilihan jenis bahan kimia dan ketepatan untuk melawan perusaknya sehingga akibat sampingannya terhadap makluk hidup lain dapat terkontrol atau dapat dikendalikan. Semua jenis bahan perlindungan kayu dibuat hampier semuanya untuk melawan jamur dan atau Insekta dan Iklim.
Bahan pengawet kayu adalah senyawa kimia untuk perlindungan kayu melawan perusak dari luar. Persyaratan bahan pengawet yang baik diantaranya:
- Memiliki daya penetrasi yang tinggi
- memiliki daya racun atau toxicy yang ampuh
- bersifat permanen, tidak mudah tercuci dam menguap
- aman dipakai, tidak boleh meracuni manusi atau binatang peliharaan
- tidak bersifat korotif terhadap logam
- kayu yang diwaetkan tetap dapat di cat, vernis atau difinesing
- bersih dalam pemakaian, tak berwarna, berbau dan tidak mencemari lingkungan
- tidak mengurangi sifat kayu
- tidak mudah terbakar
- murah
Kiasifikasi berdasrkan sifat bahan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. bahan pengawet berupa minyak
hasil sampingan dari industri petrolium, contoh: kreosot, kaboloneum dan kloronafim. Bahan ini pada umumnya mudah terbakar, berbau dan berwarna dan kayu setelah diawetkan tidak dapat dicat dengan baik. Biasanya digunakan untuk konstruksi terdedam air atau banyak kontak dengan air/kelembaban, seperti Jembatan
2. bahan pengawet yang larut dengan minyak
Bahan ini umumnya punya daya racun tinggi. Bahan ini mudah menguap, korosif, tidak stabil kontak dengan udara, Sangat beracun bagi manusia dan hewan, berbau; Penta Chloro Pheno; dan Naphtenat Tembaga. Bahan-2 ini mengadung minyak sehingga ayu yang telah diawetkan dengan bahan ini menjadi sulit untuk dicat dengan sempuma. Daya racunnya terhadap cendawan dan Insekta sangat tinggi, lebih baik dari kreosot.
3. Bahan pengawet yang larut dengan air
Jenis bahan pengawet ini banyak dipergunakan untuk pengawetan kayu. Bahan ini tidak berbau, tidak berwarna, tidak mudah terbakar, murah dan mudah diperolehnya.
Bahan pengawet ini tidak cocok digunakan untuk kayu yang selalu basah atau terendam air, karena mudah tercuci. Pada umumnya bahan ini mengadung unsur seperti Seng( Ze), krpm (Cr), tembaga (Cu), boron (Br) dan arsen (Ar).
Bahan kimia yang banyak digunakan dan efektif melindungi kayu yang beredar di pasaran diantaranya:
- Creosote, bahan yang telah lam dikenal/bahan t. pemasannya didominasi olehb Industri Baja
- Pentachloro[henol, (PCP) pestisida sintetis pertaman, telah dapat menggantikan creosote
- Copper Naphthenate, bahan ini memiliki kadar racun 20 kali lebih rendah dari Penta. Biasa digunakan untuk kapal dan rumah
- Tributyltinoxide, TBTO banyak digunakan di Eropa untuk melindungi Jendela daun pintu dan kapal
- Copper-8Quinolinolate, Cu-8, kadar racunnya paling rendah dibanding lainnya
- Bahan kimia yang larut dalam air seperti: boron, CzC, CCA dll.
Sedang bahan pengawet yang ada di Indonesia, sesuai dengan keputusan Menteri
Pertanian No. 280/Kpts/Um/6/1973.
Tabel: Jenis bahan pengawet kayu yang diijinkan di Indonesia
Golongan | Jenis | Bentuk Formulasi |
CCA Chromated Copper Arsenate | Tanalith CT 106 | Bubukm 100% bahan aktif garam an hidrida |
Celcure A (P) | Pasta, min. 95% bahan aktif garam | |
Osmose K33 | Pasta, 72% bahan aktif oksida | |
Kemira K33 | Pasta 95% ( 71,6% bahan aktif oksida) | |
CCB Chromated copper Bor | Wolmanit CB | Bubuk, 97% bahan katif garam |
Diffusol CB | Bubuj, 100% bahan aktif gaeam | |
CCF Chromated copper fluor | Basilit CFK | Bubuk, 100% bahan aktif garam |
BFCA Brom-fluor- chro-arsen | Koppers formula | Bubuj, 100% bahan aktif garam |
Celsol | Pasta, 84,6 % bahan aktif |
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973
4. Pencegahan terhadap rayap selama pembangunan
Rekomendasi dari USDA Home and Garden Bulletin nomor 64, pengolahan tanah dengan bahan kimia untuk menceagah serangab rayap pad bangunan.Bahan kimia disemprotkan pada bagian galian tanah sebelum betom dicorkan. Proses pengolahan tanah sbb:
- Setiap 1 m panjang galian pondasi atau penyekat dan disekeliling pipa air diberi 5 li bahan kimia
- Setiap m2 digunakan 4 liter bahan kimia untuk memproses tanah dibawah cor beton
- Di daerah dengan urugan tanah dan pasir yang tidak dicuci dibutuhkan 6 luiter/ m2 bahan kimia
- Setelkah bangunan selesai sepanjang fondasi bagian luar digali sedalam 15 – 20 cm dari bagian atas ke arah bawah disiram bahan kimia 5 1/ m’. Sedang tanah yang akan dikembalikan ke parit, terlebih dahulu dicampur dengan bahan kimia.