Lompat ke konten
Kategori Home » Teknik » Perbedaan Komunikasi Bahasa Percakapan dengan Komunikasi Kartografi

Perbedaan Komunikasi Bahasa Percakapan dengan Komunikasi Kartografi

  • oleh

Komunikasi mempunyai arti percakapanatau lewat tulisan yang dikenal/sudah lazim, dari satu orang ke orang lain. Bahasa percakapan dibuat dari kata-kata yang disusun dalam perintah tertentu (berdasarkan tata bahasa yang digunakan), dan mempunyai arti atau maksud tertentu.

Misalnya kalimat :”kucing duduk di karpet” dan “kucing di karpet”. Keduanya dapat diterima (dimengeri) oleh penerima atau pembaca serta kalimat tersebut mempunyai arti.

Komunikasi lewat percakapan atau tulisan yang perlu diperhatikan adalah kerapian dan bentuknya (suara jelas / tulisannya jelas), kemudian tata bahasanya (grammar) benar.Komunikasi sulit dimengerti, jika susunannya dibolak-balik, misal “Karpet kucing duduk di->kalimat ini tidak punya arti.

Kesimpulan : Inti/pokok komunikasi percakapan yaitu bahasanya dimengerti, Jelas tata bahasanya, ada penyampai informasi dan penerima informasi.

Komunikasi kartografi dapat diterapkan juga pada peta /gambar. Peta topografi memberikan gambaran darisuatu tempat dari unsur-unsur yang ada dimuka bumi. Meskipun orang yang belum mengenal suatu daerah, tetapi dapat membaca dan mengerti peta daerah itu, ia seakan dapat mengenal bentang darat/topografi daerah itu.

Harus ditekankan disini, bahwa pengetahuan dan pengalaman dari pemakai peta sangat penting, khususnya di dalam hubungan dengan peta. Sebagai contoh : Garis kontur, yang biasanya digunakan untuk menanpilkan relief. Jika orang belum tahu apa garis kontur itu, akan menjadi bingung dan salah mengartikan garis tersebut.

Contoh di atas menjelaskan bahwa gambar dan peta mungkin memenuhi fungsi komunikasi yang betul dan efektif dibandingkan dengan kata-kata yang digunakan dalam komunikasi percakapan. Kesimpulan sementara, ini hanya sebagian yang benar. dibandingkan dengan pengarang yang membuat bahasa dengan tata bahasa yang diketahui kepada pembaca dan ini berfungsi sebagai komunikasi kontrol. Kartografer tidak mempunyai kontrol seperti itu.

Tidak ada bahasa kartografi yang mulai membaca suatu peta dan bagaimana prosedurnya. Sulit membuat penilaian effektif dari peta sebagai media yang membawa informasi pada proses komunikasi.

Pemakai peta mungkin tidak memahami informasi tertentu pada peta karena alasan bahwa latar belakang pengetahuannya tidak cukup atau karena hanya sebatas melihat pada detil tertentu, Peta juga tidak berisi teks yang menjelaskan pada sipemakai peta, dimana untuk mencari informasi tertentu. Sipemakai peta hams mempunyai pendidikan khusus, mempunyai pengalaman khusus di dalam kehidupannya, lingkungan adat istiadat, dan pribadinya. Faktor tersebut berpengaruh pada pemahaman suatu peta.

Sebagai contoh : Jika sudah melihat peta topografi dari suatu wilayah yang belum dikenal, gambar bentang alam (topografi) apa yang ada dalam pikiran saudara ? Normalnya sesuatu perhubungan dengan pengalaman saudara sendiri dimana saja.

Ini kenyataan, meskipun simbol peta dapat ditampilkan dalam bentuk titik, garis dan luas, nama geografis (toponomi) dan merancang simbolnya dengan hati-hati, jangan salah ditafsirkan, itupun masih selalu diinterpretasikan.

Model komunikasi kartografi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *