Pengelolaan sumberdaya air dapat berupa berbagai bentuk kegiatan, misalnya pembuatan waduk serbaguna, bendung untuk irigasi, instalasi bangunan untuk sumber air minum, air industri dan lain sebagainya.
Analisis hidrologi akan diperlukan baik pada tahap perancangan, pembuatan maupun operasi dan berbagai bangunan air tersebut. Tahap awal yang selalu dilakukan terkait dengan rencana pembuatan suatu bangunan untuk pemanfaatan air adalah perkiraan ketersediaan air. Informasi ketersediaan air mencakup jumlah dan waktu akan menentukan kapasitas bangunan yang akan dibuat.
Cara operasi setiap bangunan air ditetapkan tidak hanya berdasarkan data ketersedian dan kebutuhan air saja, akan tetapi juga perlu memperhatikan faktor lain untuk menjaga kelangsungan operasi pengelolaan air. Sebagai contoh waduk besar selalu dilengkapi dengan bangunan pelimpah banjir (spiliway) yang harus dirancang sesuai dengan ketentuan banjir rancangan yang berlaku.
Selanjutnya pedoman operasi setiap bangunan air juga harus disusun dengan metode yang semaksimal mungkin dapat menghasilkan cara operasi yang optimal. Untuk suatu keadaan dimana informasi dan data ketersediaan air sangat terbatas, beberapa analisis hidrologi moderen kiranya perlu diterapkan, misalnya model pembangkitan data aliran sungai (synthetic stream flow data generation) atau model pengalihragaman data hujan menjadi aliran (rainfall runoff model).
Bahkan dengan perkembangan ilmu hidrologi mederen sekarang ini, peramalan debit banjir dapat dilkukan secara lebih akurat dengan menggunakan jasa teknologi satelit untuk mendeteksi potensi awan hujan yang akan jatuh pada suatu daerah tangkapan tertentu.
Ilustrasi singkat ini menunjukkan bahwa peranan ilmu hidrologi begitu pentingnya untuk bidang pengelolaan sumberdaya air yang manfaatnya tentunya diperuntukkan bagi sektor lain menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan manusia, seperti pertanian, industri, energi, kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.