Lompat ke konten
Kategori Home » Arsitektur » Pengaruh Tanaman Terhadap hal-hal Teknis

Pengaruh Tanaman Terhadap hal-hal Teknis

  • oleh

Penanaman pohon dan tanaman-tanaman lainnya di kota sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah teknis lingkungan, seperti kontrol erosi tanah, polusi udara, polusi suara, pengelolaan air limbah, kontrol lalu lintas, dan silau. Masing-masing akan dijelaskan pada sub-bab di bawah ini.

Tanaman sebagal pengontrol erosi tanah

Erosi tanah merupakan hilangnya lapisan permukaan tanah akibat terpaan angin atau air, yang biasanya disebabkan kurang stabilnya tanah. Erosi tanah di daerah urban sering terjadi di tempat-tempat terbuka yang tanahnya dibiarkan kosong tanpa dianami, atau di tempat yang sedang dilangsungkan kegiatan konstruksi, dimana banyak permukaan tanah yang terbuka. Erosi tanah ini merupakan salah satu sumber polusi air, karena partikei-partikel tanah yang terbawa air hujan akan turut mengalir dan masuk ke dalam tanah atau sungai, menyebabkan air tanah atau air permukaan menjadi keruh.

Pemanfaatan tanaman dapat berfungsi mencegah terjadinya erosi tanah oleh air dengan:

  • Kemampuannya menyerap sebagian air hujan sebelum jatuh ke tanah. Air hujan yang jatuh akan diserap sebagian oleh tanaman (pohon) sehingga sisa air yang terus jatuh tidak membahayakan. Disamping itu tanaman, dengan daun, dahan dan batangnya akan membantu mengurangi kecepatan air yang jatuh ke tanah.
  • Menahan tanah dengan akarnya. Akar tanaman, khususnya yang berbentuk serabut atau tunggang, berfungsi mengikat tanah, sehingga butiran tanah tidak mudah lepas.
  • Meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Tanah-tanah yang ditanami pohon, semak, atau rumput akan menjadi lebih gembur, daripada tanah terbuka tanpa tanaman, sehingga lebih memudahkan air hujan terserap masuk ke dalam tanah

Mengurangi polusi suara

Polusi suara sering pula disebut sebagai ‘polusi yang tak terlihat’, yang umumnya mempengaruhi secara fisik dan psikolgis bagi pendengamya. Intensitas suara yang berkaitan dengan skala kenyaringan suara diukur dengan desibel (dB). 0 dB merupakan intensitas suara paling rendah yang masih dapat ditangkap telinga manusia dibawah kondisi sangat sepi, dan intensitas paling tinggi sekitar 120 dB.

Tabel 13.2 menunjukkan tingkat intensitas suara berdasarkan jenis sumber suara:

Tabel 13.2 Tingkat intensitas suara

Sumber. Herrington dalam Grey dan Deneke, 1986

Seberapa efektif tanaman dapat mengontrol suara ditentukan oleh:

  • Suara itu sendiri (jenis, asal, tingkat desibel, intensitas)
  • Tanaman (spesies, penataan dalam hubungannya dengan sumber kebisingan dan pendengar, ketinggian dan kepadatan tanaman)
  • Kondisi iklim (arah dan kecepatan angin, temperatur dan kelembaban)

Gambar 13.5 Tanaman sebagai pencegah kebisingan di beberapa setting urban

Sumber diolah dari Grey dan Deneke, 1986

Gambar 13.6 Tanaman sebagai pencegah kebisingan di area permukiman Sumber diolah dari Grey dan Deneke, 1986

Dalam mereduksi suara, gelombang suara akan diserap dan dipecah oleh daun, dahan dan ranting tanaman yang ringan dan fleksibel. Jenis tanaman yang paling efektif untuk mereduksi kebisingan adalah tanaman yang mempunyai banyak daun tebal dan fleshy.

Juga tanaman harus ditanam berkelompok atau berjajar, karena apabila hanya satu pohon berdiri sendiri akan tidak efektif dalam menyerap suara. Sedangkan posisi tanaman sebagai pembatas antara sumber suara dan penerima suara sangat penting. Tanaman pembatas yang ditanam dekat dengan sumber suara akan lebih efektif daripada ditanam didekat tempat yang tidak menginginkan suara itu.

Ada beberapa rekomendasi untuk penanaman tanaman dalam perancangan urban yang dapat efektif mereduksi suara berdasarkan pada studi yang telah dilakukan oleh Van Haverbeke dalam Grey dan Deneke (1986), yaitu:

1) Reduksi suara lalu lintas di daerah urban dapat dilakukan dengan penanaman sederet pohon atau semak setebal 6-16 m dengan jarak dari pusat suara 5-16 m. Semak atau pohon kecil setinggi 2-2,5 m yang ditanam dipinggir jalan raya sebaiknya diikuti dengan penanaman jajaran pohon dibelakangnya setinggi 4,510 m.

2) Untuk hasil yang optimum, pohon dan semak-semak harus ditanam dekat dengan sumber bunyi, dan bukannya dekat dengan area yang akan dilindungi dari bunyi tersebut.

3) Jalan raya yang dekat dengan daerah perumahan sebaiknya diberi penghalang deretan tanaman semak dan deretan pohon tinggi dibelakangnya, dengan total lebar keduanya sekitar 6 meter. Penanaman harus cukup rapat dan menerus.

4) Jika mungkin, gunakan pohon tinggi yang bervariasi yang mempunyai daun lebat dan relatif dengan ketinggian sama. Apabila penanaman pohon tinggi tidak dimungkinkan, dapat dipakai pohon pendek atau semak dan rumput atau tanaman penutup tanah yang lain, daripada memakai perkerasan.

Keefektifan tanaman sebagai penghalang bunyi semakin meningkat dengan meningkatnya kelebatan daun, ketinggian pohon dan kepadatan penanaman. Tanaman mampu mereduksi suara apabila ditanam secara berkelompok atau berjajar membentuk pagar penghalang yang lebat. Satu pohon yang ditanam tidak akan mampu mereduksi suara. Pohon, semak, dan vegetasi lain akan cukup efektif mereduksi suara apabila ditanam secara benar. Selain itu penanaman tanaman sebagai penghalang suara akan lebih memberi efek psikologis dan visual lebih baik daripada jenis penghalang yang lain.

Tanaman mereduksi polusi udara

Keberadaan tanaman, khususnya pohon besar sangat diperlukan oleh suatu kota. Barangkali menanam pohon merupakan upaya yang paling mudah dilakukan untuk mengurangi polusi udara yang ada, baik yang berasal dari lalu lintas, industri, maupun domestik. Polutan paling penting adalah yang berbentuk gas dan partikel.

Tanaman dikenal menghasilkan oksigen pada saat berfotosintesa. Pada saat mengeluarkan oksigen ke udara (proses oksigenasi), polutan-polutan udara yang berada didekat tanaman akan bercampur dengan oksigen baru tersebut, sehingga tingkat polusi akan berkurang. Bahkan beberapa tanaman tertentu dapat menyerap beberapa jenis polutan udara, yang adalah hidrogen fluorida, sulfur dioksida,nitrogen dioksida, dan sedikit karbon monoksida. Semakin tinggi pohon dengan daun lebat, semakin efektif menyerap polutan udara.

Pohon-pohon atau semak-semak dipinggir jalan sangat berfungsi untuk menangkap partikel-partikel polutan, seperti pasir, debu, abu dan asap. Daun, ranting, batang dan seluruh permukaan tanaman mampu menangkap partikel polutan, yang kemudian akan dibersihkan oleh air hujan yang mengenainya, atau juga oleh angin yang bertiup. Sehingga pada kondisi yang sama, suatu area dengan banyak ditumbuhi pohon besar akan mempunyai udara lebih sehat daripada area yang tidak atau kurang mempunyai pohon. Di area perdagangan di pusat kota biasanya hanya sedikit atau bahkan tidak ditumbuhi pohon sama sekali, sehingga udara terasa lebih panas dan berdebu.

Tanaman juga membantu mengurangi bau yang tidak sedap, yang berasal dari, misalnya tempat pembuangan sampah. Daun, ranting, dan batang tanaman akan menyerap bau atau mencampur udara bau dengan oksigen yang dihasilkannya.

Tanaman sebagai pengontrol silau

Silau (glare) oleh cahaya matahari sering kita alami di tempat-tempat yang mempunyai permukaan mudah merefleksikan cahaya, seperti permukaan kaca, logam, beton, aspal, alumunium dan air. Secara arsitektural, silau dapat dikurangi dengan pemakaian tirai, kanopi diatas jendela, perletakan jendela dan bangunan yang menghindari silau. Tanaman dapat dipakai untuk menghalangi dan meredam silau. Tanaman dapat berfungsi sebagai filter sinar matahari setiap saat sepanjang hari. Selain itu pohon dengan daun lebat dapat dipakai disepanjang jalan raya untuk meredam silau di pagi hari dan sore hari.

Tanaman sebagai habitat burung

Cepatnya peningkatan pemakaian tanah, terutama di kota-kota metropolitan, telah menurunkan jumlah populasi burung yang ada. Para perencana dan perancang kota sebaiknya tidak hanya melihat pohon sebagai pemberi keteduhan, pengarah jalan dan keindahan. Lebih dari itu pohon merupakan tempat berlindung, bertengger dan beristirahat, mencari makan, serta berbiak bagi burung.

Keberadaan burung di area kota, terutama burung yang dapat bernyanyi, akan menambah wama, pergerakan, dan suara pada lansekap kota, dan ini akan meningkatkan kualitas hidup penduduknya serta memberikan pemahaman atau paresiasi lebih baik terhadap alam. Selain itu di taman-taman kota yang ditumbuhi pohon-pohon dengan berbagai jenis burung dapat dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan bagi anak-anak dan orang dewasa, khususnya untuk meningkatkan pengetahuan mereka akan pelestarian lingkungan.

Menghadirkan burung di kota memerlukan pemahaman terhadap kehidupan burung, untuk kemudian dapat dipilih jenis-jenis pohon yang sesuai serta tata letak penanamannya. Sebaiknya memeilih jenis pohon yang dapat menarik berbagai jenis burung, daripada jenis pohon yang hanya akan ditempati oleh satu jenis burung.

Penanaman pohon dan semak diruang-ruang terbuka yang cukup luas akan memberi tempat lebih baik kepada burung, misalnya di taman kota, hutan kota, dan daerah-daerah perumahan. Meskipun demikian, ditempat sempit pun bisa ditanami, seperti dipinggir-pinggir jalan. Di tanah sempit dianjurkan agar pola penanaman pohon berkelompok atau berjajar saling berdekatan.

Manfaat lain penghijauan kota

Penghijauan kota banyak dimanfaatkan untuk memenuhi persyaratan arsitektur dan keindahan. Bahkan hal inilah yang umumnya lebih mendapat perhatian dari para perancang urban, karena berkaitan dengan aspek visual dari penataan tanaman yang dapat dinikmati oleh manusia di sekitarnya. Beberapa kemungkinan penataan tanaman yang dapat dilakukan untuk fungsi arsitektur dan keindahan antara lain:

  • Tanaman (pohon dan semak) dapat membuat ruang terbuka yang luas menjadi lebih sempit, sehingga menimbulkan perasaan meruang dan lebih nyaman bagi pemakainya.
  • Tanaman dipakai sebagai penghubung suatu tempat dengan ternpat lain.
  • Tanaman dipakai sebagai pengarah untuk menuju ke suatu tempat atau ruang.
  • Tanaman dipakai sebagai pembatas ruang dan pandangan.
  • Tanaman dipakai sebagai penutup ruang agar penghuni memperoleh privasi
  • Tanaman dipakai untuk memperindah ruang (taman)

Pohon juga dipakai untuk memberikan efek psikologis bagi manusia., misalnya perasan nyaman berjalan atau berlari pagi di bawah pohon. Area di bawah pohon dapat sebagai tempat bermain anak-anak, tempat untuk bersosialisasi, dan beristirahat baik fisik maupun mental. Keberadaan pohon juga dapat memberikan memori atau kenangan bagi seseorang.

Semua manfaat penghijauan tersebut dapat dicapai dengan pengadaan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, baik berupa pertamanan kota, hutan kota, lapangan olah raga, area pemakaman, pertanian, jalur hijau, maupun pekarangan rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *