Mobilitas sosial mengacu pada perpindahan status sosial seseorang dari satu status ke status lainnya. Pergeseran itu bisa lebih tinggi atau lebih rendah, antar generasi, atau intra-generasi, dan tidak serta merta dapat ditentukan apakah perubahan itu baik atau buruk.
Asal Mula Konsep Mobilitas Sosial
Sosiolog Amerika kelahiran Rusia dan aktivis politik Pitirim Sorokin pertama kali memperkenalkan konsep mobilitas sosial dalam bukunya “Social and Cultural Mobility.” Dia menyatakan bahwa tidak ada masyarakat yang benar-benar terbuka (seperti sistem kelas) dan tidak ada masyarakat yang benar-benar tertutup (seperti sistem kasta di India).
Menurut Sorokin, tidak ada dua masyarakat yang sama dalam hal pergerakan diperbolehkan dan dihalangi, dan kecepatan mobilitas sosial dapat berubah dari satu periode waktu ke periode berikutnya. Tergantung seberapa maju masyarakatnya.
Pergeseran sosial semacam itu dapat terjadi seiring waktu ketika individu berpindah dari satu posisi ke posisi lain karena berbagai interaksi sosial.
Mobilitas, kurang lebih, memberikan manfaat kepada orang-orang karena mereka dimotivasi oleh berbagai faktor dalam masyarakat dan bekerja untuk mencapai peran baru yang menawarkan standar hidup yang lebih baik dan penghargaan yang lebih besar kepada mereka. Orang-orang bersaing dan bekerja sama dengan orang lain dalam masyarakat untuk menaiki tangga mobilitas sosial.
Jenis Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial dapat mengambil bentuk yang berbeda, dan orang dapat mengalami berbagai jenis mobilitas dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Jenis-jenis mobilitas tidak tergantung satu sama lain dan seringkali dapat tumpang tindih. Mereka hanya dibedakan untuk tujuan analisis.
1. Mobilitas horizontal
Ini terjadi ketika seseorang mengubah pekerjaan mereka tetapi status sosial mereka secara keseluruhan tetap tidak berubah.
Misalnya, jika seorang dokter beralih dari praktik kedokteran menjadi mengajar di sekolah kedokteran, pekerjaannya berubah tetapi prestise dan status sosial mereka kemungkinan besar tetap sama.
Sorokin menggambarkan mobilitas horizontal sebagai perubahan agama, teritorial, politik, atau pergeseran horizontal lainnya tanpa perubahan posisi vertikal.
2. Mobilitas vertikal
Ini mengacu pada perubahan status pekerjaan, politik, atau agama seseorang yang menyebabkan perubahan posisi sosial mereka. Seorang individu berpindah dari satu strata sosial ke strata sosial lainnya. Mobilitas vertikal bisa naik atau turun.
Ascending melibatkan perpindahan individu dari kelompok di lapisan yang lebih rendah ke yang lebih tinggi atau penciptaan kelompok serupa dengan posisi masyarakat yang lebih tinggi, bukan berdampingan dengan kelompok yang ada.
Mobilitas menurun terjadi, misalnya, ketika seorang pengusaha mengalami kerugian dalam usahanya dan terpaksa menyatakan pailit, sehingga berpindah ke lapisan masyarakat yang lebih rendah.
3. Mobilitas ke atas
Ini adalah ketika seseorang berpindah dari posisi yang lebih rendah dalam masyarakat ke posisi yang lebih tinggi. Ini juga dapat mencakup orang-orang yang menduduki posisi yang lebih tinggi dalam kelompok masyarakat yang sama. Namun, mobilitas ke atas, meskipun dilihat sebagai hal yang baik, juga dapat merugikan individu.
Ketika seseorang bergerak ke atas, mereka sering kali harus meninggalkan lingkungan yang akrab seperti keluarga dan tempat. Mereka mungkin juga perlu mengubah cara berpikir dan perilaku mereka.
Individu perlu beradaptasi dengan lingkungan baru sebagai hasil dari gerakan ke atas mereka dan mengadopsi perilaku yang berbeda dalam masyarakat baru.
4. Mobilitas ke bawah
Mobilitas ke bawah terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat ke posisi yang lebih rendah. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang tertangkap basah melakukan tindakan salah yang dapat mengakibatkan hilangnya posisi yang dijabatnya saat ini.
Mobilitas ke bawah bisa sangat menegangkan bagi orang-orang yang menghadapi penurunan cepat dalam status sosial mereka.
Mereka mungkin merasa sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, karena tidak mirip dengan standar hidup mereka dulu. Mobilitas ke bawah adalah contoh sejauh mana suatu masyarakat menghargai kesempatan dan struktur yang sama.
5. Mobilitas antar generasi
Mobilitas antar generasi terjadi ketika posisi sosial berubah dari satu generasi ke generasi lainnya. Perubahannya bisa ke atas atau ke bawah. Misalnya, seorang ayah bekerja di pabrik sementara putranya mengenyam pendidikan yang memungkinkannya menjadi pengacara atau dokter.
Perubahan masyarakat seperti itu juga menyebabkan generasi mengadopsi cara hidup dan berpikir yang baru. Mobilitas antar generasi dipengaruhi oleh perbedaan pola asuh orang tua dan anak, perubahan jumlah penduduk, dan perubahan pekerjaan.
6. Mobilitas antar generasi
Perubahan intra-generasi dalam posisi masyarakat terjadi selama masa hidup satu generasi. Itu juga bisa merujuk pada perubahan posisi di antara saudara kandung. Salah satu caranya adalah ketika seseorang menaiki tangga perusahaan dalam kariernya.
Misalnya, seorang individu memulai karir mereka sebagai juru tulis dan sepanjang hidup mereka pindah ke posisi senior seperti direktur. Satu saudara kandung juga dapat mencapai posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat daripada saudara laki-laki atau perempuan mereka.