Seperti telah dijelaskan di atas proses komunikasi kartografi hanya dapat berhasil jika kartografer (pengirim) membuat tanda/isyarat (peta) yang dapat dimengerti oleh sipemakai peta (penerima). Keberhasilan komunikasi kartografi tidak hanya mengartikan dan mengerti setiap simbol. tetapi juga mengerti kaitannya dengan geografi dan distribusi keruangannya (posisi X,Y,Z).
Salah satu kebutuhan untuk mencapai sukses seperti mengerti hubungannya dan distribusi spasialnya ( posisi X,Y,Z), kartografer hams merancang simbol secara benar berdasarkan aturan-aturan di bidang kartografi dalam menggambarkan informasi tersebut.
Jadi jelas bahwa mendesain suatu simbol tidak hanya melakukan merancang simbol-simbol yang berbeda dari setiap obyek dan di tampilkan dipeta, tetapi merancang suatu simbol merupakan proses inteluktual dari keselarasan simbol yang di rancang.
menggambarakan secara tepat mengenai tipe, ciri-ciri/karakter dan lokasi dari suatu elemen di dalam peta. Gambaran simbol-simbol tersebut juga sebaiknya seimbang/selaras (tidak saling menonjol), sehingga si pemakai peta dapat memahami secara maksimal tampilan peta sebagai sarana informasi tersebut.
Proses komunikasi sering terganggu oleh langkah-langkah tanpa suatu perencanaan matang. Seperti gangguan yang tidak diinginkan datang dari sisi sipemakai peta sendiri, tetapi mungkin muncul dari beberapa tempat dalam proses komunikasi, misalnya : dari sisi cartografer, yaitu simbol-simbol yang tidak memadai dipilih. Semua faktor-faktor yang mengganggu dalam proses komunikasi disebut dengan ” Noise “
Tabel dibawah ini memperlihatkan daftar dari kemungkinan “noise” dalam proses kartograafi komunikasi
Tabel I : Kesalahan yang terjadi dalam proses Kartografi
