Kebijakan Dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak bagi pemegang saham.
Apa yang dilakukan terhadap laba yang diperoleh selama tahun berjalan:
Dibagikan kepada pemegang saham sebagai Dividen atau Laba tersebut diinvestasikan lagi (Laba ditahan/Retained Earning).
Kontroversi Dividen
1. Dividen dibagikan sebesar-besarnya
Argumen yang mendukung :
Harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan dengan Rumus :
“Jika Dt ditingkatkan maka harga saham akan lebih tinggi “
Kontra:
- Dividen meningkat jika laba meningkat
- Laba dibenarkan ditahan jika dana tersebut bisa diinvestasikan dan memberikan tingkat keuntungan > biaya modal
Kesalahan dari argument Dividen dibagikan sebesar-besarnya:
- Peningkatan Pembayaran deviden memungkinkan jika laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Sehingga kenaikan harga saham disebabkan oleh kenaikan laba bukan oleh kenaikan pembayaran dividen
- Perusahaan tidak harus membagikan laba sebesar besarnya jika terdapat peluang investasi yang menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari biaya modalnya (NPV positif)
2. Kebijakan Dividen tidak relevan
Membagikan dividen dan penggantinya dengan menerbitkan saham baru mempunyai dampak yang sama terhadap kekayaan pemegang saham (lama)
Kontra Kebijakan Dividen tidak relevan :
Mengabaikan biaya emisi (floating cost)..
3. Dividen dibagikan sekecil-kecilnya
Daripada memberikan dividen yang akan dibebani oleh biaya emisi karena mengeluarkan saham baru lebih baik dividen dibayar sekecil mungkin sehingga dananya digunakan untuk investasi yang lebih menguntungkan
Contoh :
Jika perusahaan menerbitkan saham baru senilai Rp. 1.000 juta.
Biaya emisi = 3% x Rp. 1000 juta = 300 juta nDana yang diterima 970 juta
Dana yang bisa dibagikan sebagai dividen Secara Teoritis
Dividen = Laba Setelah Pajak+ Penyusutan – Investasi pada Aktiva Tetap-Penambahan Modal Kerja
Jika digunakan Asumsi :
- Investasi pada aktiva tetap sama dengan penyusutan
- Modal kerja dianggap tetap
Maka pada prakteknya dividen maksimum yang dapat dibagikan adalah sebesar laba setelah pajak.
Contoh :
Dividen yang dibagikan adalah 40% dari laba setelah pajak.
Artinya 60% digunakan untuk berinvestasi pada aktiva tetap dan penambahan modal kerja.