Lompat ke konten
Kategori Home » Ekonomi » Harga Transfer Dalam Perusahaan

Harga Transfer Dalam Perusahaan

  • oleh

Efektifitas dari ukuran tingkat pengembalian atas modal yang digunakan aatu laba residual sebagai alat untuk mengukur kinerja divisional sangat bergantung pada akurasi dari alokasi biaya dan aktiva yang berkaitan dengan divisi tersebut.

Dalam multi pabrik yang terdesentralisasi atau organisasi dengan multi produk, manajer divisional diharapkan untuk menjalankan divisi mereka sebagi bisnis yang memiliki otonomi. Jika divisi tersebut tidak sepenuhnya independent dan terpisah, maka layanan korporat yang tersentralisasi mungkin disediakan bagi divisi, serta barang dan jasa mungkin ditransfer dari satu divisi ke divisi lain, suatu situasi yang umum terjadi di korporasi yang terintegrasi.

Produk jadi atau setengah jadi dari satu atau lebih divisi seringkali menjdadi bahan baku dari satu atau lebih divisi lain. Ketika transfer barang atau jasa dilakukan, sebagian pendapatan dari satu segmen menjadi bagian biaya dari divisi lain, dan harga dengan mana transfer dilakukan mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh setiap pusat laba.

Nilai dari laba ini sebaagi ukuran kinerja bergantung tidak hanya pada kemampuan eksekutif melainkan juga harga transfer yang digunakan. Sistem penetapan harga transfer yang digunakan dapat mendistorsi laba yang dilaporkan dan membuat laba menjadi pedoman yang buruk guna mengevaluasi kinerja divisional. Pada akhirnya, biaya atau harga yang digunakan untuk transfer tersebut akan digunakan dalam menghitung tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.

Hukum pajak secara signifikan mempengaruhi penentuan harga transfer. Suatu perusahaan dengan pabrik di luar negeri, dimana tarif pajaknya rendah, seringkali mencoba untuk menetapkan harga transfer yang tinggi untuk bahan baku yang dikirimkan ke fasilitas domestic guna menahan labanya di luar negeri.

Suatu perusahaan dengan gudang di suatu Negara bagian dengan pajak persediaan mungkin menetapkan harga transfer yang rendah atas berang yang dibawa ke Negara bagian tersebut guna mengurangi tagihan pajaknya. Sistem penetapan harga transfer harus memenuhi criteria fundamental berikut ini :

1) Harus memungkinkan manajemen pusat untuk menilai seakurat mungkin kinerja dari pusat laba divisional dalam hal kontribusi dari divisi tersebut secara terpisah ke total laba korporat

2) Harus memotivasi manajer divisional untuk mengejar cita-cita laba divisi itu sendiri dengan cara yang kondusif bagi keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

3) Harus merangsang efisiensi manajer tanpa kehilangan otonomi divisi tersebut sebagai pusat biaya.

Sistem tersebut sebaiknya juga mudah untuk diterapkan, memenuhi persyaratan pelaporan hukum dan eksternal, serta memungkinkan setiap unit perusahaan untuk memperoleh laba yang sesuai dengan fungsi yang dijalankannya.

Secara praktiknya, criteria ini mungkin sulit untuk dipenuhi, karena pertimbangan perilaku adalah sangat penting. Oleh karena itu, harga transfer sebaiknya merupakan harga yang adil bagi pihak penjual maupun pihak pembeli. Suatu keuntungan yang diperoleh oleh satu divisi di

pihak lain merupakan kerugian dari divisi lain, dan akhirnya, dapat mengganggu cita-cita laba korporat.

Metode dasar dari menentukan harga biaya transfer dalam perusahaan adalah :

1.  Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Dalam perusahaan yang tersentralisasi penuh, manajemen eksekutif pada dasarnya membuat keputusan operasional untuk divisi tersebut. Tanggung jawab ini membuat pengendalian biaya sebagai dasar untuk mengukur kinerja seorang manajer.

Harga transfer berdasarkan biaya (cost based transfer pricing) biasanya mencukupi dalam situasi ini. Suatu perusahaan tanpa operasi yang terintegrasi mungkin memiliki sedikit transfer dalam satu perusahaan sehingga terlalu memakan waktu dan mahal untuk menetapkan harga transfer selain berdasarkan biaya.

Keuntungan utama dari emtode penetapan harga berdasarkan biaya adalah kesederhanaan. Metode ini menghindari kebutuhan untuk melakukan eliminasi atas laba antar divisi dalam suatu perusahaan dari persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi dan retur pajak penghasilan. Juga, biaya yang ditrasnsfer dapat segera digunakan untuk mengukur efisiensi produksi dengan cara memungkinkan perbandingan antara biaya actual dengan biaya yang dianggarkan. Terakhir, metode tersebut memungkinkan perhitungan biaya produk akhir yang sederhana dan mencukupi guna analisis laba berdasarkan lini produk.

Di pihak lain, satu harga transfer berdasarkan biaya tidak sesuai untuk perusahaan terdesentralisasi yang perlu mengukur profitabilitas dari unit-unit yang memliki otonomi. Juga, segmen produksi mungkin tidak cukup teliti dalam mengendalikan biaya yang akan ditransfer, meskipun penggunaan biaya standar untuk penetapan harga transfer daapt mengurangi masalah ini.

Harga transfer lain berdasarkan biaya yang telah diusulkan adalah biaya variabel standar plus perunit margin kontribusi yang dikorbankan atas penjualan keluar oleh perusahaan ketika suatu segmen menjual secara internal. Untuk pusat laba, hasil tersebut pada umumnya mendekati harga pasar, sementara untuk pusat biaya, harga transfernya adalah biaya variabel standar ditambah kemungkinan pembabanan sebagian dari biaya tetap.

2. Harga Transfer Berdasarkan Pasar

dalam penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar (market based transfer pricing), harga yang digunakan secara internal biasanya identik dengan harga yang digunakan ke pelanggan luar, meskipun beberapa perusahaan menerapkan diskon atas harga pasar untuk mencerminkan ekonomi dari perdagangan antar divisi di dalam suatu perusahaan.

Kelemahan yang paling serius dari metode ini adalah kebutuhan akan pasar di luar yang kompetitif dan telah berkembang dengan baik. Namun, harga pasar tidak selalu dapat ditentukan untuk produk setengah jadi atau produk yang unik. Juga, harga berdasarkan pasar menambah elemen laba atau rugi dengan setiap transfer produk.

3. Harga Transfer Berdasarkan Biaya Plus

Penetapan harga transfer berdasarkan biaya plus (cost plus transfer pricing) meliputi biaya untuk memproduksi plus markup laba normal. Metode ini sering kali digunakan ketika harga pasar tidak tersedia.

Meskipun harga berdasarkan biaya plus memiliki keuntungan yaitu kemudahan dalam menghitungnya, tetapi harga tersebut bukan merupakan harga yang sempurna dan dapat menyebabkan distorsi terhadap profitabilitas relative dari divisi penjual dan divisi pembeli. Harga transfer berdasarkan biaya plus tidak memberikan insentif begi divisi penjual supaya menjadi efisien.

4. Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi

Dalam penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi (negotiated transfer pricing), harga transfer ditetapkan melalui negosiasi antara divisi pembeli dan divisi penjual.

Masalah serius dengan metode ini adalah bahwa negosiasi tidak hanya memakan waktu tetapi juga memerlukan pemeriksaan ulang dan revisi harga yang cukup sering. Harga transfer berdasarkan negosiasi sering kali membelokkan usaha manajer divisional dari aktivitas-aktivitas produktif yang sebenarnya menjadi kepentingan perusahaan ke aktivitas-aktivitas yang memberikan manfaat bagi divisi tersebut. Evaluasi dari kinerja operasi relative dari divisi-divisi dapat terdistorsi ketika harga transfer berdasarkan negosiasi digunakan. Selain itu, karena harga transfer tersebut mencaktup markup laba, maka biaya actual dari produk final dapat menjadi sulit untuk ditentukan, dan laba antar divisi dalam suatu perusahaan harus dieliminasi dari persediaan untuk laporan keuangan dan retur pajak penghasilan konsolidasi.

5. Harga Transfer Arbitrer

Dalam penetapan harga transfer arbitrer, harga ditetapkan oleh manajemen pusat. Harga tersebut umumnya dipilih untuk meminimalkan pajak atau tujuan tingkat perusahaan lainnya. Baik divisi pembeli maupun divisi penjual tidak mengendalikan harga transfer tersebut.

Keuntungan dari metode ini adalah bahwa suatu harga dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga akan mencapai tujuan yang dianggap paling penting oleh manajemen pusat. Tetapi kerugian me tode ini jauh melebihi keuntungannya.

Metode ini sangat menghambat otonomi dan insentif laba bagi manajer divisi. Karena harga transfer arbitrer umumnya mencakup markup, maka menentukan biaya actual dari produk final dapat menjadi sulit, dan laba antar divisi dalam satu perusahaan harus dieliminasi untuk laporan keuangan dan retur pajak penghasilan konsolidasi.

6. Harga Transfer Ganda

Tujuan yang merupakan fungsi dari harga transfer dapat berbeda di departemen yang menggunakan (departemen pembeli) dengan departemen yang memproduksi (departemen penjual). Dalam situasi semacam itu, satu perusahaan menemukan bahwa adalah berguna untuk mengadopsi pendekatan penetapan harga transfer ganda (dual transfer pricing) dimana :

a. divisi produksi menggunakan harga transfer berdasrkan pasar, biaya plus, negosiasi, atau arbitrer dalam menghitung pendapatannya dari penjual internal.

b. Biaya variabel dari divisi produksi ditransfer ke divisi pembeli, bersama- sama dengan bagian yang wajar dari biaya tetap.

c. Total laba divisional adalah lebih besar dibandingkan dengan laba untuk perusahaan secara keseluruhan. Laba yang dikenakan ke divisi produksi dieliminasi ketika laporan keuangan tingkat perusahaan dibuat dan pajak penghasilan dihitung.

Pendekatan ini berarti bahwa divisi produksi memiliki insentif untuk memperluas penjualan dan produksi, baik secara eksternal maupun internal. Tetapi divisi yang menggunakan tidak disesatkan. Tentu saja, manfaat dari pendekatan penetapan harga transfer ganda dapat dicapai hanya jika data biaya yang mendasarinya adalah akurat dan andal.

Meskipun metode penetapan harga transfer ganda nampaknya mengatasi banyak insentif negatif yang ada di metode penetapan harga transfer lainnya, tetapi metode ini tidak umum digunakan dalam praktik. Kurangya penggunaan metode ini mungkin sebagian disebabkan karena kerumitan pencatatan dari metode tersebut dan sebagian karena kesulitan yang ada dalam mengevaluasi kinerja relatif dari divisi penjual dan pembeli ketika laba mereka telah ditentukan dengan dasar yang berbeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *