Perkecambahan dan persemaian tanaman kehutanan selalu mendapat ancaman dari berbagai binatang, khususnya serangga yang merusak. Sebagian besar serangga tersebut merusak pada malam hari, sehingga di waktu siang hari bibit-bibit tanaman telah rusak, sedangkan perusaknya tidak dijumpai karena telah bersembunyi di dalam tanah, batu-batu, daun kering atau tempat persembunyian yang lain.
Binatang-binatang yang sering merusak persemaian adalah:
(a) Agrolis segetum Schiff., A. ipisilon, A. interjectionis dari famili Noctuidae, ordo Lepidopetera. Serangga-serangga ini sering disebut sebagai ulat tanah.
(b) Gryllus mitratus Burm., Gryllus bimaculatus Deg. (Jangkrik) dan Brachytrypes portentosus Licht. (gangsir, kasir) dari famili Gryllidae, ordo Orthoptera.
(c) Species-species dari famili Acrididae, ordo Orthoptera yang dikenal dengan nama belalang.
(d) Larva dari famili Melolonthidae, ordo Coleoptera, dikenal dengan nama uret.
(e) Species-species dari famili Formicidae, ordo Hymenoptera yang dikenal dengan nama semut.
Binatang lain yang merusak persemaian adalah:
(a) Achalinu fulica Fer., dan filum Mollusca yang dikenal dengan nama bekicot, siput darat atau keyong racun.
(b) Tikus dan berbagai macam burung.
Pencegahan dan/ atau pemberantasan yang pernah dilakukan untuk melindungi persemaian adalah :
(a) Membuat selokan di sekitar persemaian dan mengairi selokan.
(b) Menutupi biji-biji yang baru disebar, misalnya dengan daun-daun kering.
(c) Secara mekanis yaitu dengan menangkap baik dengan tangan ataupun dengan perangkap kemudian membunuhnya.
(d) Menggunakan insektisida yang dicampur pada tanah, biji ataupun disemprotkan.