Telah banyak hama Jati dikenal dan dilaporkan, tetapi hanya beberapa saja yang kadang-kadang dapat menghebat serangannya.
1. Xyleborus destruens Bldf
Nama daerah : Bubuk Jati Famili : Scolytidac Ordo : Coleoptera
Hama X. destruens mulai dilaporkan pada tahun 1918 dari Sumber pucung (Malang Utara) dan 1920 dan Sabah (Pekalongan), kemudian laporan adanya serangan di tempat lain saling menyusul. Pada tahun 1952 ternyata hampir semua tanaman jati di Jawa diserang. Penyebaran di luar Indonesia adalah Fiji, Malaysia, Serawak dan Pulau Solomon.
Kumbang Ambrosia ini banyak dilaporkan menyerang pohon yang sudah tumbang dan beberapa jenis pohon. Khusus di Jawa merupakan perusak Jati yang masih tum uh. Biasanya berkembang biak pada daerah yang musim kemaraunya hanya pendek, curah hujan tinggi atau pada tanaman Jati yang tumbuh di atas 500 mdpl. Di Jawa selai Jati juga dilaporkan menyerang Kemlandingan (Lucaena glauca), Kakao (Theobroina cacao) dan Kesambi (Schleichera oleosa).
Kumbang menggerek batang pohon arah melintang, setelah sampai di dalam lalu berbelok, kadang-kadang dapat berbelok ke arah atas atau ke bawah, dengan diameter lubang gerek ± 2 mm dan bercabang-cabang. Telur diletakkan di dalam lubang gerek yang berwarna abu-abu sampai hitam yang disebabkan adanya jamur ambrosia yang ditularkan oleh kumbang. Tanaman Jati yang diserang berumur 5 tahun ke atas. Kumbang berwarna sawo matang sampai hitam, yang betina mempunyai panjang 4,5 – 5 mm dengan lebar 1,7 – 1,8 mm, yang jantan lebih kecil betina. Siklus hidup di Indonesia ± 3 minggu.
Pemberantasan yang pernah dilakukan dengan cara:
(a) Tidak menanam Jati di daerah yang mempunyai curah hujan lebih dari 2000 mm/ tahun, atau pada ketingg an tempat di atas 500 mdpl.
(b) Menebang dan memusnahkan penjarangan.ahkan pohon-pohon yang diserang, terutama sewaktu
(c) Mengurangi tanaman bawah untuk mengurangi kelembaban udara.

2. Hybalea puera Cr.
Nama daerah : Ulat daun Jati Famili : Noctuidae Ordo : Lepidoptera
Pada tahun 1926 telah diberitakan adanya penggundulan daun Jati oleh H. puera seluas 200.000 ha dalam waktu 10 hari. Daerah penyebarannya adalah India, Indonesia, Australia, Ceylon, Melawai, Malaysia, Pakistan, Pulau Solomon, Afrika Selatan dan Afrika Timur. Telur diletakkan oleh ngengat satu per satu, dapat di bagian atas atau bawah permukaan daun. Seekor ngengat betina dapat meletakkan telur sampai 1000 butir. Pada siang hari ngengat bersembunyi dan terbang pada waktu malam hari. Larva yang kel ditinggalkan hanya tulang dari telur memakan semua jaringan daun dan yang daun (vein) yang besar. Larva makan dan dengan
melindungi dinnya dengan sebagian dari daun, bila diganggu akan menjatuhkan diri dengan benang suteranya. Pupa dapat dijumpai pada daun yang digulung, tapi bila daun-daun telah gundul, sewaktu larva akan masuk stadium pupa, turun dengan bantuan benang-benang suteranya dan berkepompong di tanah atau seresah daun.
Larva dapat mencapai panjang sampai 35 mm, mula-mula berwarna hijau dengan kepala hitam, kemudian berubah menjadi gelap atau kehitam-hitaman. Pupa berwama coklat tua sampai kehitam-hitaman. Ngengat mempunyai sayap depan yang berwarna coklat kelabu, dengan garis-garis yang berwarna gelap. Panjang sayap yang
dibentangkan 4 cm. Sayap belakang coklat tua-ungu dengan bulatan kuning. Siklus hidup di India 15 hari di bagian Selatan dan 47 hari di bagian Utara. Di Indonesia (Jawa) ±20 hari. Tindakan pengendalian belum pernah diadakan, biasanya alam akan menekan sendiri populasinya

3. Pyrausta machueralis Wlk.
Nama daerah : Ulat daun Jati Famili : Pyralidae
Ordo : Lepidoptera Hama ini dikenal pula dengan nama Hapalia niachaeralis, merupakan leaf skelentonizer atau pembuat rangka daun. Ulat ini hanya makan bagian daun yang lunak saja, dan meninggalkan rangka daun.
Daerah penyebaran di luan Indonesia adalah Ceylon, India dan Pakistan. Seekor ngengat betina dapat meletakkan telur sampai beberapa ratus butir, diletakkan baik pada bagian as maupun bawah permukaan daun. Larva melindungi dirinya dengan benang-benang sutera. Pupa juga melindungi dengan benang-benang sutera yang berada di daun, di tanah ataupun di seresah daun.
Larva dapat mencapai panjang 22 sampai 25 mm, warna hijau kecoklat-coklatan atau ungu dengan garis-garis yang berwarna coklat, kuning atau hijau dan meirilhiki empat titik hitam pada tiap ruas. Ngengat mempunyai panjang sayap yang direntangkan 19 — 26 mm. Sayap depan kekuning-kuningan dengan berbagai warna yang membentuk garis-garis zigzag. Sayap belakang berwarna pucat dengan warna kuning atau kemerah-rnerahan pada pinggirnya atau batasnya. Siklus hidup 18 – 33 hari, sehingga satu tahun dapat menghasilkan 10 generasi atau lebih, tetapi
kenyataannya eksplosi serangga ini di pulau Jawa hanya terjadi 1 kali setiap tahun, pada awal musim hujan pada saat daun muda sedang/ baru tumbuh setelah daun Jati meranggas. Tindakan pengendalian serangga ini diserahkan kepada kemampuan alam.

4. Neotermes tectonae Damm.
Nama daerah : Inger-inger Famili : Kalotermitidae
Ordo : Isoptera
Hama ini merupakan jenis rayap yang sangat merugikan baik pada hutan Jati
tanaman maupun hutan Jati alam. Pada tahun 1930 serangan hama didapatkan tersebar di seluruh Jawa. Penyebaran rayap ini di Indonesia ini telah adalah di pulau Jawa, Sumatera, Muna dan Irian Jaya. Rayap ini makan selulosa dan kayu yang berada di dalam sarang, dan sarang tersebut terletak pada batang dan cabang tinggi di atas permukaan tanah dan tidak pernah berhubungan dengan tanah.
N. tectonae merupakan serangga sosial artinya hidup berkoloni yang terbagi dalam kasta-kasta sebagai berikut.
(a) Kasta kelamin yang bersayap, yaitu individu dalam kasta kelamin yang bersayap mempunyai tugas untuk membuat keturunan. Guna penyebarannya maka individu ini mempunyai sayap, yang akan segera terlepas setelah dipakai terbang.
(b) Kasta kelamin yang tak bersayap.
Kasta ini sering juga disebut sebagai kasta suplementer atau Neoten. Tugasnya menggantikan kedudukan raja dan ratunya bila mati.
(c) Kasta prajurit.
Individu dan kasta prajurit steril (tak berkelamin) dan tak bersayap. Tugasnya melindungi keselamatan anggota koloni dan segala gangguan dan luar.
Pekerjaan-pekerjaan mengurus telur-telur dan makanan dilakukan oleh individu- individu yang masih muda (young stage).
(d) Kasta “pekerja” dalam koloni rayap ini tidak dijumpai secara khusus oleh karena itu pekerjaan kasta ini dalam sarang dilakukan oleh nimfa dan larva yang lebih kuat.
Serangan awal rayap ini dimulai dari bagian pohon yang mati (bekas pangkal ranting yang gugur), kemudian serangan diteruskan pada bagian pohon yang sehat, baik pada bagian kayu teras maupun gubal. Kerusakan yang ditimbulkan berbentuk liang-liang, lorong-lorong atau terowongan yang saling berhubungan, akibatnya dapat menganggu/ terhentinya pengiriman bahan makanan tanaman.
Bagian pohon yang diserang menjadi membengkak bergembol-gembol dan kulitnya terbelah-belah sebagai akibat terjadinya pertumbuhan hiperplasial untuk membentuk jaringan pengangkutan yang baru. Kerusakan kayu teras tidak dapat pulih (sembuh), namun demikian dengan bertambahnya umur pohon kulit menjadi licin dan permukaan batang yang terserang menjadi rata kembali/ tidak terdapat gembol. Pohon yang diserang biasanya berumur 3 tahun ke atas. Bagian batang pohon yang diserang dapat rnencapai ketinggian 10 m dari permukaan tanah. Serangan makin berat pada Jati yang tumbuh pada bonita yang makin rendah. Pohon yang diserang mudah patah apabila tertiup angin kencang.
Rayap kasta kelamin dewasa berwama coklat mengkilap, dengan bagian bawah tubuh berwarna coklat muda, sedangkan kepala berwarna coklat sampai hitam. Panjang tubuh (tanpa sayap) 8 ½ – 9½ mm. Larva dan nimfa berwarna putih kekuning- kuningan. Larva berukuran panjang 2 – 3 mm sedang nimfa 9 – 10 mm. Individu prajurit dengan kepala membesar berwarna coklat mengkilap, memiliki mandibula besar dan kuat berwarna hitam. Dalam perkembangan hidupnya stadium nimfa dibedakan menjadi instar 1 sampai dengan 5 disebut larva, dan instar 6 dan 7 disebut nimfa.
diperlukan waktu 5 – 6 tahun. Setelah itu anggota koloni berkurang, melemah dan akhirnya mati. Pengendalian yang pernah dilakukan adalah dengan cara penjarangan yang teratur, sebaiknya dilakukan sebelum hujan pertama atau kira-kira bulan Agustus
– September, untuk mencegah penyebaran kasta kelamin. Pohon yang diserang oleh inger-inger dengan koloni masih aktif ditebang dan bagian batang maupun cabang yang diserang segera dimusnahkan (misalnya dengan jalan dibakar) atau dipindahkan ke tempat yang jauh dari hutan Jati.

5. Coptotermes curvignathus Hepper
Nama daerah : Rengas atau Anai-anai putih Famili : Rhinotermitidae
Ordo : Isoptera
Di indonesia dikenal sebagai perusak pohon Karet (Hevea dan Ficus) sejak tahun 1919, tahun 1930 mulai dikenal sebagai perusak pohon kapok. Serangan pada hutan Jati mulai diketahui sejak tahun 1932. Serangan di kebun percobaan Yanlapa (Jawa Barat) yang diselidiki sejak tahun 1964 sampai 1969 masih terlihat cukup berat. Di samping Jati juga menyerang tanaman Albizzia procera, Eucalyptus spp, Pinus caribea, P. insularis, Pinus merkusii, Shorea spp., Aghatis spp., Inisia spp., Koompassia inalaccensis, dan Canarium spp.
Daerah penyebaran adalah India, Burma, Indocina, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia telah tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Tempat hidup yang disukai adalah tempat-tempat yang lembab. Sarangnya dapat meliputi seluas 1 ½ – 2 ha, sarang sekundernya dapat berada 90 m dari pusatnya. Penyerangan pada pohon hidup dimulai dari akarnya, tampaknya dimulai dari bagian akar yang sudah mati atau membusuk.
Apabila menyerang kulit pohon maka bagian luar dari liang-liangnya ditutupi dengan tanah. Pohon yang diserang secara terus- menerus dapat sampai mati. Serangan juga dapat terjadi pada tanaman Jati muda yang menggunakan stump atau apabila penanaman terlambat waktunya sehingga harus disiram pada musim kemarau. Dalam kehidupan sosialnya dapat dijumpai kasta- kasta reproduktif primer, reproduktif sekundair, pekerja (steril) dan prajurit (steril). Kasta reproduktif mempunyai panjang badan 7,5 – 8,0 mm, sedang yang bersayap mempunyai panjang sayap yang direntangkan 15 – 16 mm. Kasta pekerja mempunyai panjang 4,5 – 5,0 mm. Kasta prajurit mempunyai panjang 5,0 – 5,3 mm. panjang mandibula ± 0,9 mm dengan lebar kepala 1,4 – 1,5 mm.
Pemberantasan yang pernah dilakukan adalah:
• Membersihkan lapangan dan pohon-pohon yang diserang, pohon-pohon mati, tunggak-tunggak dan jenis-jenis pohon yang disukai pada waktu persiapan lapangan untuk penanaman.
• Menggunakan insektisida untuk membunuh serangga. Insektisida yang pernah dipakai adalah gas-gas belerang yang dipompakan ke dalam lubang sarang atau menggunakan termitisida.

6. Hama Jati Iainnya
Beberapa hama Jati perlu untuk mendapat pengawasan agar populasinya tidak meningkat, walaupun sampai kini belum dilaporkan banyak menimbulkan kerusakan.
Duomitus ceramicus Wlk. dari famili Cossidae, ordo Lepidoptera dikenal de gan nama
Oleng-oleng. Larvanya mempunyai panjang sampai 8 cm, memakan kulit, kambium selanjutnya ke kayu gubal dan terus ke dalam kayu. Arah lubang gerek mula-mula
tegak lurus batang seterusn a membelok ke arah atas, dapat mencapai anjang 75
cm. Sering batang pohon membentuk gembol-gembol. Pohon yang diserang berumur 8 bulan – 30 tahun.
Monochamus rusticator Fab. dan famili Cerambycidae, ordo Coleoptera yang dikenal dengan nama Ulan-ulan atau Engkes-engkes. Larva yang berwarna putihmenggerek kulit, kambium terus masuk ke kayu dan setelah sampai di h membelok ke atas dan ke bawah mencapai panjang ± 20 cm, dapat m gembol-gembol yang di dalamnya berlubang.
Phassus damor Morr. dari famili Hepialidae, ordo Lepidoptera yang dikenal dengan nama Uter-uter. Larva berwarna putih kekuning-kuningan dengan panjang sarnpai 6 – 7,5 cm menyerang leher akar atau 30 cm di atasnya. Larva akan terus masuk sampai akar besar.
Upaya pengendalian jenis-jenis serangan hama tersebut di atas belum pernah dilaporkan dan tampaknya di erahkan kepada kemampuan alam.