Lompat ke konten
Kategori Home » Ekonomi » Budget Produksi dan Persediaan

Budget Produksi dan Persediaan

  • oleh

Setelah Budget Penjualan disetujui untuk periode budget bulanan, dan triwulan, maka dapat ditetapkan kuantitas tiap macam barang yang hams diproduksi atau dibeli. Banyaknya tiap macam barang yang harus diprodusir atau dibeli ini tergantung dari:

1.  Rencana penjualan

2.  Persediaan yang dibutuhkan

1. Tanggung-jawab untuk budget produksi

Budget  produksi  dupertanggungjawabkan   kepada  Kepala  Bagian  Produksi. Berdasarkan budget produksi ini Kepala Bagian Produksi menyusun program produksi, yang disesuaikan  dengan kebijaksanaan  management  dan  pembatasan-pembatasan yang ada dalam perusahaan.

2. Urutan penyusunan budget produksi.

Urutan penyusunan budget produksi dilakukan sebagai berikut:

1.  Menetapkan    kebijaksanaan    mengenai    persediaan    barang-barang    hasil produksi.

2.  Menaksir  banyaknya  barang-barang  yang  harus  diprodusir  selama  periode budget

3.  Menyusun  jadwal  produksi  selama  periode  budget,  dibagi  dalam  mingguan, bulanan dan triwulan

4.  Persetujuan dan budget produksi

5.  Menetapkan prosedur-prosedur control produksi

6.  Merubah   budget  produksi,   disesuaikan   dengan  kebutuhan-kebutuhan   dan jadwal produksi harian, bulanan dan triwulan.

3. Tata waktu Produksi.

Dalam   suatu   perusahaan   budget   produksi   berkaitan   dengan   kegiatan pemungutan  hasil/Rencana  produksi hasil hutan (kayu bulat) akan dibatasi oleh Etat Volume  Tahunan.  Selanjutnya  Rencana  produksi  tahunan  akan  diperinci  menjadi rencana produksi bulanan (tata waktu produksi). Dalam hal ini akan dipengaruhi oleh musim. Pada waktu musim hujan kegiatan produksi hasil hutan akan menurun.

4. Politik persediaan.

Dalam  menetapkan  politik  persediaan  untuk  barang-barang  hasil  produksi, perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1.  Banyaknya   barang-barang   yang  dibutuhkan   dalam   persedian   untuk   dapat melayani penjualan setiap waktu.

2.  Sifat barang-barang yang lekas busuk atau lekas rusak.

3.  Lamanya proses produksi.

4.  Fasilitas penyimpanan.

5.  Tersedianya modal untuk membiayai proses produksi dan persediaan, sebelum barang-barang itu terjual.

6.  Biaya untuk menyediakan barang-barang di gudang

7.  Pencegahan terhadap kekurangan bahan-bahan baku.

8.  Pencegahan terhadap kekurangan tenaga kerja.

9.  Pencegahan terhadap kenaikan harga.

10. Risiko untuk menyediakan barang-barang, akibat:

a.  Turunnya harga

b.  Turunnya kualitas dan barang-barang yang disimpan.

c.   Kerugian karena pencurian dan sebagainya.

d.  Tidak adanya permintaan akan barang-barang yang disimpan.

Untuk perusahaan hutan persediaan dapat mencakup hasil produksi kayu bulat, yang biasanya ada di TPK (Rempat Penimbunan Kayu). Sedangkan pada perusahaan hutan   mekanis   disamping   persediaan   kayu   bulan,   terdapat   persediaan   untuk bahanlmaterial  untuk  alat  mekanis  (traktor,  truk  dll)  meliputi  bahan  bakar/pelumas, suku cadang,  bau, sling dllnya  yang jumlahnya  cukup  besar  sehingga  memerlukan perhatian secara khusus.

5. Stabilitas Produksi

Stabilitas  produksi  dibutuhkan  karena  beberapa  alasan  yang  mengakibatkan penurunan  biaya-biaya  yang  tidak  sedikit  dari  perbaikan-perbaikan   dalam  operasi. Kebaikan-kebaikan dari produksi yang stabil ialah:

1.  Kestabilan pekerjaan, yang mengakibatkan:

a.  Memperbaiki moral dan efisiensi para buruh

b.  Kurangnya penggantian buruh

c.   Merangsang para buruh untuk bekerja lebih baik

d.  Pengurangan biaya untuk melatih buruh-buruh yang baru.

2.  Dapat melakukan pembelian bahan-bahan baku yang lebih ekonomis sebagai hasil daripada:

a.  Tersedianya bahan-bahan baku

b.  Volume potongan pembelian

c.   Masalah-masalah penyimpangan yang disederhanakan

d.  Kebutuhan modal yang lebih sedikit

e.  Mengurangi risiko persediaan.

3.  Fasilitas produksi yang lebih baik:

a. Cenderung  untuk mengurangi  kebutuhan kapasitas untuk menghadapi musim yang sibuk

b. Menghilangkan kapasitas yang menganggur.

6. Budget produksi sebagai alat perencanaan, koordinasi dan kontrol

Fakta bahwa rencana produksi disusun secara terperinci menunjukkan bahwa para   pelaksana   yang   bertanggung-jawab    memperhatikan    fungsi   perencanaan.

Demikian   juga  agar  budget   produksi   itu  dapat  dilaksanakan   efektif,   diperlukan koordinasi   antara  program   produksi  dan  keuangan,   penambahan   barang-barang modal, pengembangan hasil produksi dan rencana penjualan.

Akhirnya  sistim  kontrol  produksi  yang  tepat  harus  diciptakan  untuk  dapat melakukan  managerial  control  terhadap  biaya-biaya,  kualitas  dan  kuantitas. Budget produksi  khususnya  dalam  perusahaan  hutan  akan  sangat  terkait  dengan  masalah penjualan,    penyediaan    bahan-bahan    material    (bagian    logistik)    dan    bagian pemeliharaan/perbaikan    mesin-mesin    suatu    target   produksi/penjualan    tertentu, memerlukan sejumlah peralatan mesin, dari setiap mesin memerlukan bahan/material dan  standar  pemeliharaan/perbaikan  tertentu  (suku  cadang)  dllnya.  Oleh  sebab  itu harus ada rencana, koordinasi dan standar yang dipakai sebagai dasar pengawasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *