Kepemimpinan merupakan elemen penting dalam organisasi. Kegagalan atau keberhasilan suatu organisasi terletak pada kepemimpinan dari organisasi itu. Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh yang dapat dilihat. Ketika suatu perusahaan atau organisasi bisnis mengalami keberhasilan, dimana perkembangan usahanya menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, maka yang pertama-tama mendapatkan sanjungan adalah para pemegang kendali dari perusahaan itu, yaitu para manajer yang menjalankan fungsi kepemimpinan.
Contoh yang lain misalnya dalam suatu universitas, jika pelaksanaan tugas perguruan tinggi itu dalam hal penduidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat mengalami perkembangan yang pesat, sehingga tidak saja kegiatan belajar mengajar berjalan lancar dan mengfhasilkan keluaran yang handal, kualitas penelitian dari tenaga akademiknya cukup menonjol dan inovatif, sedangkan pada sisi pengambdian masyarakat berkembang pula sehingga masyarakat mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan itu, maka sanjungan yang pertama diberikan adalah kepada para pimpinan universitas tersebut.
Contoh yang lain lagi, seorang manajer tim sepak bola nasional akan mendapat sanjungan karena tim sepak bola yang dipimpinnya mampu berprestasi dan menjuarai suatu kejuaraan yang bergengsi.
Sebaliknya, jika suatu usaha bisnis mengalami kebangkrutan, misalnya salah urus dalam manajemen sehingga mengalami kerugian besar dan terjadi kebocoran anggaran serta penyimpangan lainnya yang menyebabkan kekacauan dalam keuangan dan macetnya kegiatan usaha itu maka yang pertama akan dituding dan bahkan akan diganti adalah para pengambil keputusan dalam usaha itu, yaitu para manajer yang menjalankan kepemimpinan dalam organisasi bisnis itu.
Demikian juga jika suatu tim nasional sepakbola mengalami kekalahan yang menyakitkan karena salah urus, maka yang pertama mendapatkan sasaran kegagalan itu adalah manajer tim yang memimpin kesebelasan itu.
Adalah tidak mudah menjelaskan batasan pengertian tentang kepemimpinan. Sharma (1982) misalnya, menyatakan bahwa pernah ada penelitian tentang definisi dari kepemimpinan ini. Hingga pada tahun 1949 saja, telah dapat diinvertarisasikan sebanyak tidak kurang dari 130 definisi tentang kepemimpinan. Tidak terlalu mengejutkan jika dewasa ini terdapat lebih banyak lagi definisikarena makin banyak ahli yang menaruh perhatian terhadap fenomena kepemimpinan ini.
Munculnya banyak definisi menganai kepemimpinan ini juga disebabkan karena fenomena kepemimpinan menjadi pusat perhatian berbagai cabang ilmu sosial. Selain ilmu politik, sosiologi, ilmu sejarah, semua cabang ilmu sosial yang lain juga memiliki perhatian pada masalah kepemimpinan ini. Bagi ilmu politik yang erat kaitannya dengan masalah kekuasaan, maka masalah kepemimpinan menjadi perhatian utama.
Demikian juga bagi sosiologi, yang salah satu kajiannya adalah mengenai struktur sosial, masalah kepemimpinan ini merupakan hal yang penting untuk dikaji. Bagi ilmu sejarah, kepemimpinan merupakan kajian yang sangat penting mengingat para pemimpin dengan kepemimpinannyalah yang sebenarnya “membuat” sejarah. Demikian juga ilmu-ilmu yang lain, kepemimpinan ini merupakan bagian yang penting dalam kajiannya mengenai berbagai hal yang termasuk dalam bidang studi ilmu tersebut.
Telah sejak lama perhatian terhadap fenomena kepemimpinan ini menjadi perhatian dari para ahli. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa banyak dari lembaran sejarah berisikan cerita tentang para pemimpin militer, pemimpin agama, pemimpin politik dan pemimpin dalam bidang lainnya.
Gambaran tentang pemimpin yang berani dan pandai menjadi isi dari banyak legenda, cerita dan mitos. Cerita yang demikian tidak hanya tertuang dalam berbagai buku atau kitab sejarah, tetapi juga menghiasi hampir semua sejarah lisan dan cerita tutur lainnya.
Perhatian yang besar tentang masalah kepemimpinan juga berkaitan dengan pandangan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses yang “misterius” dan pengaruh yang dihasilkannya secara nyata dapat menyentuh kehidupan setiap orang. Makna “misterius” disini antara lain berkaitan dengan kenyataan bahwa hadirnya seorang pemimpin pada suatu jaman tertentu, pada kenyataannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Kepemimpinan secara umum menunjuk pada kemampuan atau kecakapan, kualitas dan tingkah laku yang berkaitan dengan peran pemimpin kelompok. Peran ini dapat dimiliki seseorang berdasarkan pada pengalaman dan karakteristik seseorang, atau dimiliki berdasarkan tradisi dan atau posisi yang diduduki.
Menurut pendapat Theodorson (1979:227), kepemimpinan menunjuk pada pelaksanaan pengaruh atau wewenang dalam suatu hubungan sosial atau dalam suatu kelompok sosial yang dilakukan oleh satu atau beberapa anggota kelompok sosial tersebut. Sedangkan fungsi dari kepemimpinan yang utama adalah mengkoordinasikan berbagai aktifitas kelompok menuju pencapaian tujuan yang ditentukan.
Dominasi dan penghargaan yang berkaitan dengan peran dari seseorang yang menjalankan kepemimpinan merupakan hasil atau akibat dari terjadinya pemusatan kemampuan dan kewenangan untuk melakukan koordinasi dan menyatukan berbagai aktifitas . informasi dan pengambilan keputusan.
Menurut pandangan Etzioni (Hall, 1991), kepemimpinan menunjuk pada kemampuan atau kecakapan, yang bersumber dari kualitas personal yang dimiliki seorang pemimpin, untuk mendapatkan ketaatan sukarela dari para pengikut dalam beberapa hal. Kepemimpinan juga dapat dipandang sebagai proses dipengaruhinya berbagai aktifitas dari seseorang atau sekelompok orang dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu situasi tertentu. Mengikuti pendapat Blanchard (Sharma, 1982), proses tersebut dapat formulasikan sebagai berikut:
dimana
K adalah kepemimpinan, Pi adalah pemimpin, Pe adalah pengikut dan Si adalah situasi.
Dari formulasi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah fungsi dari pemimpin, pengikut dan variabel situasi yang lain. Dari formulasi diatas dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki pengaruh, dikatakan seorang manajer karena berada dalam situasi dimana organisasi dimana ia menjalankan kepemimpinan itu adalah suatu organisasi formal, dikatakan seorang pemimpin informal, karena ia berada dalam organisasi informal, misalnya sebagai kepala keluarga.