Radiofarmasetik adalah senyawa radioaktif yang digunakan untuk diagnostik dan terapetik dari penyakit manusia. kedokteran nuklir hampir 95% radiofarmasetik digunakan untuk maksud diagnostik, sedangkan sisanya digunakan untuk tujuan terapetik.
Radiofarmasetik umumnya tidak mempunyai efek farmakologis, sebab dalam banyak hal mereka digunakan dalam jumlah sedikit.
Dalam hal ini mereka tidak menunjukkan hubungan dosis-respon dan maka dari itu berbeda dari obat konvensional.
Sebab mereka digunakan pada manusia, mereka hams steril dan bebas pirogen, dan mereka harus mengalami semua persyaratan kontrol kualitas dari obat konvensional. Radiofarmasetik bisa elemen radioaktif sepertiXe atauKr, atau senyawa berlabel seperti-iodinated protein dan senyawa berlabelmTc.
Walaupun term radiofarmasetik banyak digunakan, terdapat pertentangan mengenai terminologi ini. Maksud utama adalah bahwa senyawa ini terutama digunakan sebagai agen diagnostik, tidak seperti obat yang sesungguhnya.
Beberapa nama telah diusulkan, seperti “kelumit berlabel” dan “agen radio diagnostik”, tetapi tak satu di Amerika telah diterima unanimously. Maka dari itu kita akan menggunakan term yang banyak digunakan “radiofarmasetik” seluruh pembicaraan kita. Hal menarik lainnya adalah perbedaan antara radiokimia dan radiofaarmasetik. Yang pertama tidak dapat digunakan pada manusia disebabkan karena kurang steril dan non pirogenisitas. Yang lain, radiofarmasetik adalah steril dan nonpirogenik dan dapat digunakan pada manusia secara aman.
Radiofarmasetik mempunyai dua komponen : Radionuklida dan farmasetik.
Kegunaan dari radiofarmasetik dinyatakan dengan karakteristik dari dua komponen ini. Dalam desain radiofarmasetik, farmasetik adalah pilihan pertama berdasarkan pada preferensial lokalisasinya dalam organ yang digunakan atau partisipasinya dalam fungsi fisiologik dari organ. Kemudian kenyamanan radionuklida ditempelkan pada farmasetik yang dipilih seperti bahwa setelah pemberian radiofarmasetik, pancaran radiasi daripadanya dideteksi dengan detektor radiasi.
Jadi struktur morfologis atau fungsi fisiologis dari organ dapat perkirakan. Pilihan farmasetik hams aman dan non toksik untuk pemberian manusia. Radiasi dari pilihan radionuklida hams mudah dideteksi dengan instrumen modern, dan dosis radiasi pada pasien hams minimal.
Macam alat nuklir umumnya digunakan dalam praktek dari kedokteran nuklir. Scener rektilinier, Camera gamma dan testiroid banyak digunakan. Semua instrumen ini menggunakan sodium iodida kristal [Nal (TI)] dari bentuk yang berbeda seperti detektor. Bentuk dari detektor ini bervariasi dari 3-17″ diameter dalam dan mereka menggunakan ketebalan umumnya 0.,5 — 5.
paling kecil tetapi lebih tipis kristal digunakan dalam testiroid dan scener rectilinier, sedangkan yang lebih besar (10-17″) dan lebih tipis (0,25-0,5″) kristal digunakan didalam kamera.
Berbagai desain dari instrumen adalah baik dari berbagai pemsahaan. Secara dasar, foton y dari organ target ber- interaksi dalam NaI (Ti) krital dan cahaya foton dihilangkan.
Yang akhir itu fotokatode dari tabung fotomulti pliyer (PM) dan pulsa dikembangkan pada akhir dari tabung PM. Pulsa diamplified dan pulsa analizer tinggi dikeluarkan amplified pulsa sesuai dengan energi dari foton dan akhirnya masuk ke dalam skaler, tape magnetik, sinar katoda tabung osciloskop, atau alat recording lainnya.
Dalam semua alat untuk melihat kedokteran nuklir, kolimator dilekatkan pada permukaan dari NaI (Ti) detektor agar supaya menghilangkan medan pandang dan untuk menghindari radiasi dari daerah non- target yang dicapai detektor. Kolimator umumnya dibuat dari logam plembum dalam bentuk lempeng dengan sejumlah lubang dan dapat berbeda bentuk dan ukurannya. Tergantung pada ketipisan, bentuk dan ukuran dari lubang dan tipe fokusing pada objek kolimator diklasifikasikan sebagai pinhole, energi tinggi, energ rendah, lubang paralel, menyebar, atau menguncup.