Plastisitas > kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk
- disebabkan adanya mineral lempung dalam tanah
- Kondisi basah dengan tingkat kadar air tertinggi, sifat konsistensinya berubah-ubah
- 4 kondisi konsistensi tanah : cair, plastis, semi solid, dan solid.
Cair > tanah dapat mengalir pada bidangnya oleh gerakannya sendiri (miring) Plastis > jika dapat diubah-ubah bentuknya tanpa mengalami retak-retak Semi solid > jika dapat diubah-ubah bentuknya > mengalami retak-retak Solid > tanah getas & ke as, tidak dapat dibentuk
Kadar air transisi dari masing-masing konsistensi Batas-batas konsistensi = Atterberg limit
- Batas Cair (Liquid Limit) = WL = LL kadar air pada transisi cair > plastis
- Batas Plastis (Plastic Limit) = WP = PL = UP = kadar air pada transisi plastis > semisolid
- Batas Susut (Shrinkage solid Limit) = WS = US = kadar air pada transisi semisolid > Solid
Panjang daerah kadar air tanah pada kondisi plastis disebut “index plastis” = IP = Plasticity Index IP = WL – WP Selisih antara batas cair & plastis > LL – PL
a. Penentuan batas cair tanah Batas cair
kadar air tanah > Liquid Limit (LL) isi antara cair & plastis
Di Laboratorium > alat Casagrande
Tanah tepat pada kondisi batas cair akan bertaut pada 25 ketukan
Handle diputar, mangko naik 1 cm akan jatuh berulang-ulang pada landasan
karet, Sampel tanah dicampur dengan air sampai homogen dimasukkan dalam
mangkok tanah dipisahkan 2 bagian yang dibatasi alur dengan colet (alur
berbentuk U jarak 2 mm). Jika cair sekali maka alur akan menutup, jika kurang cair
maka alur tidak menutup harus dipukul-pukul).
Makin kurang cair maka makin banyak pukulan-pukulan yang diperlukan. Tanah persis pada batas cair jika diperlukan 25 pukulan.
Contoh soal:
Jumlah ketukan 38 28 22 17
Kadar air (%) 39.5 43.4 48.2 52
Setiap pasang data diplotkan pada grafik, kemudian ditarik garis lurus penghubung
terbaik. Garis ini memot ng garis tegak lewat 25 ketukan, pada kadar air 46%.
Maka batas cair tanah ini WL = 46 %.