Lompat ke konten
Kategori Home » Sosial Politik » Tingkat Perubahan Organisasi

Tingkat Perubahan Organisasi

  • oleh

Sebagaimana telah dikaji pada bagian terdahulu, perubahan dapat terjadi pada tingkat individu, tingkat kelompok maupun pada tingkat organisasi.

Perubahan pada Sikap Individu dalam Organisasi

Perubahan pada tingkat individu dapat terjadi pada aspek pengetahuan, sikap maupun perilaku. Sikap para anggota organisasi merupakan suatu kondisi bagi suatu respon atau tanggapan terhadap perubahan organisasi dan sangat dipahami bahwa merubah sikap seseorang tidaklah selalu mudah dilakukan. Sikap dari seseorang pada dasarnya dikondisikan oleh perasaanperasaan yang dimilikinya.

Dengan memahami hal ini dapat dikatakan bahwa apa yang dirasakan oleh para anggota organisasi sangat menentukan bagaimana mereka akan merespon perubahan. Perasaan-perasaan yang dimiliki oleh para anggota organisasi itu bukanlah hasil dari perubahan yang terjadi, tetapi berkaitan dengan proses biologis yang dialami para anggota organisasi itu, latar belakang kehidupannya, serta pengalaman-pengalaman sosial yang dimilikinya selama berinteraksi dalam organisasi. Jadi lingkungan sosial dimana para anggota organisasi itu berada, baik dalam maupun luar organisasi, sangat menentukan sikapnya.

Harus dipahami bahwa setiap anggota organisasi pada dasarnya juga menjadi bagian dari kelompok sosial, baik dalam maupun di luar organisasi, yang memiliki norma, nilai, kebiasaan dan lain-lain yang berpengaruh terhadap sikapnya, termasuk dalam interaksinya dengan anggota lain dalam organisasi. Bagaimana seseorang membangun perasaannya, tidak selalu dapat dinilai berdasarkan logika.

Perasaan seseorang dapat bersifat logis maupun tidak logis. Ini berarti bahwa logika saja tidak cukup digunakan untuk memahami perasaan seseorang. Sebagai misal, sikap seorang buruh yang ikut melakukan aksi mogok padahal dirinya sangat membutuhkan upah dan tidak ingin di-PHK akibat aksi itu.

Sikap buruh seperti ini tentu dilandasi oleh suatu perasaan tertentu, misalnya solidaritas terhadap teman-teman buruh lain yang melakukan aksi mogok. Jadi secara umum dapat dipahami bahwa sikap-sikap seseorang sangat dikondisikan oleh perasaan-perasaannya, sehingga atas dasar hal ini dapat muncul perilaku tertentu.

Perubahan pada Tingkat Kelompok

Peranan kelompok dalam suatu perubahan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) kelompok sebagai media atau wahana perubahan, (2) kelompok sebagai sasaran perubahan, dan (3) kelompok sebagai agen perubahan. Jika tujuan dari perubahan itu dipusatkan pada perubahan perilaku dari para anggota organisasi, maka kelompok dipergunakan sebagai media atau wahana perubahan. Perubahan yang dilaksanakan pada tingkat kelompok ini akan mempengaruhi para anggota kelompok itu, sedangkan perubahannya itu sendiri dapat saja mengenai norma kelompok, nilai kelompok, kebiasaan kelompok dan sebagainya. Jadi dengan melakukan pada tingkat kelompok maka perubahan akan terjadi para tingkat individual para anggota kelompok itu.

Jika kelompok dipergunakan semagai media atau wahana perubahan maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

(a) Jika kelompok dipergunakan sebagai media perubahan, maka para anggota kelompok itu harus mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) yang kuat terhadap kelompok itu.

(b) Jika pengaruh kelompok terhadap anggotanya kuat, maka pengaruh perubahan ini akan mudah diterima oleh anggota kelompok tersebut.

(c) Jika perubahan sikap, nilai atau perilaku itu memiliki relevansi yang kuat dengan apa yang menjadi sikap, nilai dan perilaku kelompok, maka perubahan pada tingkat kelompok itu akan besar pengaruhnya terhadap perubahan anggota kelompok tersebut.

(d) Jika rasa kebanggaan sebagai anggota kelompok cukup besar diantara para anggota kelompok itu, maka perubahan melalui kelompok itu akan mudah diterima oleh anggota kelompok tersebut.

(e) Usaha untuk melakukan perubahan pada individu tertentu atau sebagian tertentu dari suatu kelompok , jika dapat berhasil, akan menghasilkan suatu kondisi dimana individu atau sebagian kelompok tertentu itu berbeda atau menyimpang dari norma kelompok dan ini akan menemui penolakan yang kuat dari anggota kelompok yang lain.

(f) Tekanan yang kuat untuk melakukan perubahan dalam kelompok dapat dimapankan melalui usaha membangun suatu persepsi yang sama diantara para anggota kelompok akan pentingnya perubahan, sehingga usaha ini akan membuat sumber tekanan berada ditengah-tengah kelompok itu.

(g) Informasi mengenai perubahan, rencana perubahan dan konsekuensi dari perubahan itu harus diketahui secara bersama oleh anggota-anggota yang berkaitan dengan perubahan itu, yang ada dalam kelompok.

(h) Perubahan pada suatu bagian dari kelompok akan menimbulkan ketegangan dalam hubungannya dengan bagian lain yang berkaitan dengan bagian yang mengalami perubahan itu, dimana ketegangan ini hanya dapat dihilangkan melalui peniadaan perubahan atau dilakukan suatu penyesuaian kembali bagian lain yang berkaitan dengan bagian yang berubah itu.

Perubahan pada Tingkat Organisasi

Perubahan pada tingkat organisasi merupakan perubahan yang cukup rumit, meskipun perubahan tersebut terjadi pada tingkat individu dan/atau pada tingkat kelompok. Pada saat perubahan terjadi, meskipun hanya berkaitan dengan seorang anggota organisasi, namun perubahan itu sangat besar kemungkinannya memiliki berbagai efek atau pengaruh yang berkaitan satu sama lain.

Sebagai misal, dalam suatu perusahaan yang modern dan cukup besar, suatu promosi kenaikan jabatan yang dialami seseorang pada satu tingkat yang lebih tinggi akan membawa akibat pada perubahan posisi jabatan pada tingkat-tingkat di bawahnya.

Perubahan jabatan seseorang itu mau tidak mau akan membawa perubahan pula para perangkat peran (role set) yang dimilikinya. Konsep diri dari anggota yang dipromosikan itu, yang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok acuannya, kebudayaannya maupun hasil pendidikan dan pelatihan yang pernah dialaminya, juga mengalami perubahan.

Perubahan ini juga akan mempengaruhi pada perannya dalam aktifitas kerja perusahaan, yang nampak dari bagaimana anggota itu berperilaku dan bekerja sama dengan anggota lain dalam perusahaan itu. Jika peran dalam aktifitas formal pada perusahaan itu tidak sejalan dengan konsep diri yang dimilikinya maka anggota yang dipromosikan itu harus melakukan perubahan pada perannya dalam aktifitas formal dalam perusahaan itu atau merubah konspe diri yang dimilikinya. Dari contoh ini sangat jelas terlihat bahwa satu tindakan yang dilakukan dalam organisasi, memiliki kaitan berantai dengan berbagai hal lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *