Dapat dimengerti bahwa kandungan air di dalam kayu sangat bervariasi, seirama dengan variasi kebasahan dan kekeringan kayu. Ada kandungan air dalam jumlah banyak, yaitu manakala terdapat air dalam jumlah sangat banyak pada kayu berkondisi segar.
Sebaliknya, kandungan air tidak terdapat sama sekali, yakni pada kayu kering tanur atau kayu kering mutlak. Tolok ukur untuk menyatakan jumlah air di dalam kayu adalah kadar air kayu. Dengan kata lain, kadar air kayu merupakan terminologi yang digunakan untuk menyatakan banyak-sedikitnya jumlah air yang dikandung di dalam kayu. Dengan demikian kadar air merupakan ukuran untuk menyatakan kandungan air di dalam kayu.
Secara definitif, kadar air merupakan perbandingan antara berat substansi air yang ada di dalam kayu dan berat substansi kayu itu sendiri ketika sama sekali tidak mengandung air. Kadar air selalu dinyatakan dalam persen. Mengingat berat substansi kayu tersebut merupakan berat kayu dalam kondisi kering tanur, maka kadar air dirumuskan sebagai perbandingan antara berat air dan berat kayu dalam kondisi kering tanur, yang kemudian dinyatakan dalam persen.
Secara matematis, kadar air dirumuskan sebagai:
Ka = (Wa / Wo) x 100% ………………………………. (1)
dengan catatan bahwa Ka adalah kadar air, Wa adalah berat air dan Wo adalah berat kayu berkondisi kering tanur.
Disadari, bahwa karena sifatnya higroskopis, maka kayu itu secara instringsik selalu mengandung air, sehingga berat kayu merupakan penjumlahan dari berat substansi kayu (berat kayu kering mutlak) dan berat air yang ada di dalam kayu. Bila berat kayu yang mengandung air itu disimbolkan sebagai wb, sehingga terdapat kenyataan Baru, yaitu Wb = Wa + Wo atau Wa = Wb — Wo, maka rumus matematis kadar air di atas dapat dinyatakan menjadi:
Ka = {(Wb — Wo)/Wo} x 100% …………………………… (2)
Rumus (2) tersebut dapat diekspresikan lebih lanjut menjadi
Ka = {(wb/wo) — 1) x 100% ………………………….. (3)
Dengan bantuan rumus-rumus di atas, sudah tentu akan dapat menghitung kadar air,
atau berat kayu kering tanur atau berat air atau berat kayu bersama air, apabila tersedia data tentang dua parameter (bilangan anu) yang lain.
Contoh-contoh Soal Perhitungan
1. Sebuah contoh uji kayu mempunyai berat awal 88,7 gram. Setelah dikeringkan dalam tanur pengering secara terus menerus selama waktu 24 jam kemudian ditimbang lagi dan beratnya 76,7 gram. Diasumsikan bahwa pengeringan selama 24 jam itu telah mencapai kering mutlak, berapa persenkah kadar air sample kayu pada penimbangan pertama?
Jawaban
Kadar air sample kayu: Ka = {(Wb-Wo)/Wo} x 100%
= {(88,7 -76,7 )I 76,7 } x 100%
= 15,65%
2. Berat awal sebuah papan kayu adalah 23 kg dan contoh uji yang diambil dari papan tersebut sebelum dilakukan penimbangan awal berkadar air 27,5%. Berapakah berat
kering mutlak papan kayu tersebut?
Jawaban
Berat kering mutlak papan: Ka = {(wb/wo) — 1} x 100%
27,5% = {(23/Wo )-1 } x 100%
Wo = 23 kg /(0,275 + 1) = 18,04 Kg
3. Setelah dibiarkan selama 3 minggu, papan kayu pada nomor 2 tersebut ditimbang lagi dan beratnya 21,9 kg. Hitunglah berapa kadar airnya?
Jawaban
Kadar air sample kayu: Ka = {(Wb-Wo)/Wo)x 100%
= {(21,9 -18,04 )/ 18,04 }x 100%
= 19,4%
Keterkaitan Kondisi Kebasahan/Kekeringan, Kandungan Air dan Kadar Air
Dari uraian di atas, dikenal berbagai kondisi kebasahan/kekeringan kayu, yaitu kayu jenuh air, kayu segar, kayu berkondisi titik jenuh serat, kayu kering angin dan kayu kering tanur. Kayu berkondisi jenuh air dan kayu segar niscaya akan mengandung air dalam jumlah yang sangat banyak, dan bila diekspresikan dengan kadar air, maka kayu berkondisi demikian pasti berkadar air sekurang-kurangnya 100%.
Kayu berkondisi titik jenuh serat, berarti kandungan air terikatnya maksimal tanpa disertai adanya air bebas, berkadar air kurang lebih 30%. Kayu berkondisi kering angin akan mempunyai kadar air berkisar 17 20%, sedangkan kayu hasil pengeringan dengan dapur pengering akan dapat diatur sesuai dengan kadar air yang dikehendaki, yaitu berkadar air 6 s.d. 12%, bergantung pada kegunaannya, sedangkan kayu berkondisi kering mutlak berkadar air 0%
Dengan demikian, dalam konteks pengeringan ini, kayu dikatakan sebagai kayu basah atau sebaliknya sebagai kayu kering sudah tentu perlu dipikirkan batas-batasnya. Mengingat kayu hasil pengeringan alami akan berkadar air 15 — 20%, maka kadar air tersebut dapat digunakan sebagai pemisah untuk menentukan dua kelompok kayu, yaitu kelompok kayu kering dan kelompok kayu yang masih basah. Kayu yang kadar airnya di atas kadar air kondisi kering angin (15 — 20%) disebut sebagai kayu basah, sedang kayu yang kadar airnya sama atau dibawah kadar air berkondisi kering angin, disebut sebagai kayu kering.