Keberadaan tanaman sangat penting bagi kota. Pohon dapat menghasilkan keteduhan, keindahan, dan banyak manfaat lainnya. Dari sudut eko-perancangan urban, beberapa manfaat penghijauan kota antara lain: mempengaruhi iklim kota, manfaat teknis, sebagai habitat burung dan satwa lain, serta manfaat lainnya seperti arsitektural, keindahan, dan memberikan efek psikologis manusia.
Pengaruh tanaman terhadap iklim kota
Elemen utama dari iklim yang mempengaruhi kita adalah radiasi matahari, temperatur udara, pergerakan angin, dan kelembaban. Dengan pemakaian pohon dan tanaman lain, iklim mikro kota dapat diciptakan agar memberikan kenyamanan bagi penduduknya.
Modifikasi temperatur
Kota cenderung mempunyai temperatur lebih tinggi daripada daerah pedesaan disekitarnya. Penyebabnya adalah kurangnya vegetasi di dalam kota dan besamya penyerapan atau absorbsi radiasi matahari oleh permukaan.
Radiasi matahari yang memasuki atmosfer bumi, sebagian hilang melalui refleksi penutupan awan; sebagian disebar oleh partikel-partikel dalam atmosfer; sebagian lagi terserap oleh polutan (misalnya CO2, butiran air, dan ozone), dan sisanya (sekitar setengah) mengenai permukaan bumi. Selama slang hari, radiasi matahari diserap oleh permukaan kota – aspal, semen, logam, kaca, genting, dan sebagainya.
Semuanya itu merupakan insulator yang tidak balk – bisa menangkap panas, tetapi segera hilang sangat cepat bila dibanding sinar yang mengenai vegetasi atau tanah. Sehingga udara disekitar permukaan-permukaan tersebut menjadi panas, karena panas radiasi yang diterima sebagian diserap yang menyebabkan permukaan menjadi panas, atau dipantulkan kembali ke udara dan menyebabkan udara sekitar menjadi panas.
Pohon, semak, dart rumput akan menurunkan temperatur Iingkungan kota dengan mengontrol radiasi sinar matahari. Daun-daun pohon dapat merefleksikan sinar, mengabsobsi sinar, dan meneruskan sinar, sehingga panas yang kita diterima bukan panas langsung dari matahari.
Keefektifan pohon untuk melakukan ketiga hal tersebut tergantung dari kepadatan daunnya, bentuk daun, dan pola batang-batangnya. Pohon dan tanaman lain dapat menurunkan temperatur melalui evapotranspirasi. Pohon dapat dikatakan sebagai pendingin ruang (AC) alamiah. Menurut Kramer dan Kozlowski dalam Grey dan Deneke (1986), sebuah pohon yang berdiri sendiri dapat menghasilkan kira-kira 400 liter air per hari (dalam kondisi tanah yang bagus). Ini sebanding dengan lima ruang ber AC, yang masing-masing mempunyai kapasitas 2.500 kkal/jam, bekerja
selama 20 jam per hari. Dalam hal ini penanaman pohon dapat menurunkan ketergantungan akan pendingin ruang dengan tiga cara, yaitu:
- Menahan radiasi sinar matahari yang akan mengenai bangunan dan tanah didekatnya;
- Menciptakan iklim mikro yang dingin di dekat bangunan dengan evapotranspirasi;
- Mengatur dan mendinginkan aliran udara yang akan mengenai atau masuk bangunan.
Dengan pengaturan vegetasi yang benar, maka manfaatnya dapat diperoleh secara maksimal, serta dapat mengurangi pemakaian energi listrik. Parker (1983) melakukan studi tentang fungsi pohon dalam menurunkan energi pendingin ruang di daerah selatan Florida yang beriklim panas-lembab seperti di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa suhu dinding yang menghadap ke barat dapat turun 28°F dengan adanya pohon besar yang ditanam di dekat dinding tersebut. Juga adanya satu atau dua pohon kecil yang dapat memberi bayangan diluar unit AC yang dipasang di dalam ruang dapat lebih mengefisienkan kerja mesin tersebut sebanyak 10%.
Kota merupakan aglomerasi dan berbagai struktur yang saling berkaitan, sebagai contoh: banguna tinggi, jalan sempit, pabrik, bangunan rendah, jalan raya, tempat parkir, taman, bukit, sungai, dan sebagainya. Masing-masing lokasi di dalam kota mempunyai iklim mikro sendiri, sehingga kebutuhan akan vegetasi untuk membantu menurunkan temperatur juga berbeda-beda.
Pengatur aliran angin
Pergerakan udara atau angin mempengaruhi kenyamanan manusia. Efeknya bisa positif atau negatif, tergantung dari seberapa jauh pemakaian vegetasi di daerah urban. Angin dapat meningkatkan evaporasi pendinginan selama slang hari, apalagi jika melewati sekelompok pohon (Gambar 13.2).
Pohon akan mengurangi pencapaian sinar matahari kebawah, dan dengan adanya angin, pohon dapat menurunkan kecepatan angin, yaitu dengan memecah dan mengarahkan angin, sehingga suhu dibawah pohon dan disekitarnya akan menjadi lebih dingin. Pohon dapat dikatakan sebagai pengontrol angin, yang di banyak kota di dunia, terutama di daerah dengan hembusan angin yang kuat, pohon sangat diandalkan untuk memperlambat hembusan angin.
Pohon dan semak dapat mengontrol angin dengan cara menahan dengan daunnya, meneruskan, membelokkan, dan menyerapnya. Tingkat pengontrolannya tergantung dari ukuran dan bentuk pohon, kepadatan daun, serta letak dari pohon. Seakin besar pohon, semakin besar fungsinya sebagai pencegah angin.
Apabila pohon semakin tinggi, umumnya di bagian bawah akan lebih terbuka dan angin bisa mengalir. Dengan adanya bayangan pohon membuat sejuk udara disekitamya. Pohon dapat dipakai untuk memperlambat angin di sekitar bangunan, disekitar sudut-sudut atau pintu masuk bangunan. Bahkan pohon dapat dipakai sebagai penghambat angin di jalan-jalan kota atau jalan raya.
Gambar 13.2 Sekelompok pohon yang terkena angin dapat mendinginkan udara disekitarnya Sumber diolah dari Grey dan Deneke, 1986
Gambar 13.3 Pohon menurunkan kecepatan angin Sumber diolah dari Grey dan Deneke, 1986
Pengontrol air hujan dan kelembaban
Selain sebagai pengontrol radiasi sinar matahari dan aliran angin, pohon juga mengatur masuknya air hujan ke dalam tanah dan penguapan oleh tanah. Jadi keberadaan tanaman, khususnya pohon cukup penting dalam siklus hidrologi. Pada waktu turun hujan tanaman menyerap dan memperlambat turunnya air hujan ke permukaan tanah, sehingga akan meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan menghindarkan adanya banjir atau erosi tanah. Meskipun besarnya penyerapan air dan kontrol banjir tergantung pula dari jenis tanah, kandungan organik tanah, topografi, jenis dan intensitas hujan, serta komposisi penutupan tanah oleh vegetasi.
Penyerapan air hujan oleh daun dan batang pada sekelompok pohon berbentuk tajuk seperti pohon pinus lebih besar daripada oleh sekelompok pohon berbentuk bukan tajuk (Gambar 13.4). Diperkirakan 40% air hujan akan diserap oleh pohon pinus dan sisanya menuju tanah, sedangkan pohon bukan tajuk (berkayu keras) akan menyerap 20% air hujan dan 80% air hujan sisanya terus turun menuju permukaan tanah. Meskipun demikian, semakin besar dan lama curah hujan, semakin kurang efektif pohon akan menyerap air.
Gambar 13. 4 Penyerapan air hujan oleh pohon.
Pohon bentuk tajuk dengan daun lebat Iebih menyerap air hujan yang jatuh mengenainya daripada pohon bercabang
Sumber diolah dari Grey dan Deneke, 1986