Pada kenyataannya di dalam masyarakat atau dalam organisasi hanya terdapat sangat sedikit orang yang menjadi pemimpin, sedangkan sebagian terbesar lainnya adalah sebagai pengikut. Hal yang kemudian menjadi penting untuk dipersoalkan adalah apa yang sebenarnya membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin atau apa yang membuat seseorang berhasil menjadi pemimpin.
Dalam pendekatan ini, diasumsikan ada sesuatu yang secara bawaan sejak lahir dimiliki oleh pemimpin, sedangkan para pengikut tidak memiliki itu. Jadi, pendekatan ini lebih menekankan pada kualitas ciri bawaan yang dimiliki seseorang yang menjadi pemimpin.
Salah satu cara untuk mengetahui ciri-ciri bawaan itu adalah dengan menanyakan langsung pada para pemimpin itu, bagaimana ia merasakan dirinya berbeda dari orang lain yang menjadi pengikutnya, atau apa karakteristik yang ia miliki.
Cara yang lain untuk mengetahui ciri-ciri bawaan yang dimiliki para pemimpin adalah dengan melakukan analisa mengenai kondisi masa lalu dan masa sekarang dari pemimpin itu, dengan memperhatikan latar belakang keluarganya, pendidikan, pengalaman kerja dan karirnya, dan sebagainya.
Sebagai hasil dari cara-cara itu adalah didapatkannya suatu daftar dari ciriciri yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Pada kedua cara itu, kehidupan seorang pemimpin menjadi sangat menarik hanya karena seseorang itu kemudian menjadi pemimpin. Tetapi daftar dari ciri-ciri pemimpin itu sama sekali tidak memiliki kekuatan sebagai dasar untuk melakukan prediksi, meskipun penelitian itu kemudian diperluas dengan melihat tulisan tangan pemimpin, bentuk tengkorak kepala, bahkan dengan pengaruh ramalan bintang atau zodiac.
Beberapa studi telah banyak dilakukan dengan memakaicara itu dan hasilnya berguna untuk membedakan antara pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil dengan para pengikutnya. Pada umumnya ciri-ciri yang diamati itu adalah:
(a) karakteristik fisik, seperti umur, tinggi badan dan penampilan
(b) latar belakang sosial, seperti pendidikan, status sosial dan mobilitas.
(c) intelegensia, seperti pengetahuan, pendapat, ketegasan dan kelancaran berbicara.
(d) kepribadian, seperti ketajaman perhatian, kemandirian, kreatifitas, rasa percaya diri.
(e) karakteristik yang berhubungan dengan kegiatan, seperti dorongan untuk maju, inisiatif, orientasi kerja dan berusaha dan ketekunan.
(f) karakteristik sosial, seperti kemenonjolan dihadapan orang-orang lain, ketenaran, kemudahan untuk diterima orang lain, dan keahlian dalam menciptakan hubungan dengan orang lain.
Jika semua studi dengan cara ini ditampilkan maka sebagai hasilnya adalah suatu daftar yang panjang mengenai ciri-ciri seorang pemimpin. Meskipun demikian, terdapat suatu kesepakatan diantara para ahli dalam pendekatan ini bahwa seorang pemimpin secara umum memiliki intelegensia, kematangan secara sosial, memiliki hubungan sosial yang luas, memiliki motivasi diri dan dorongan untuk maju, serta memiliki suatu sikap dalam melakukan hubungan sosial. Ciri yang demikian pada umumnya tidak secara lengkap dimiliki oleh para pengikut.
Pendekatan ini memiliki banyak kelemahan. Beberapa kritik yang penting terhadap pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini tidak memberikan secara jelas ciri-ciri untuk membedakan pemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil. Adalah sangat sukar untuk melihat dan mengukur percampuran dari berbagai ciriciri yang dimiliki seorang pemimpin.
Selain itu, antar ciri-ciri dengan tingkah laku pada kenyataannya tidak selalu konsisten. Pendekatan ini juga tidak melihat apa yang dilakukan oleh pemimpin, terlalu mengabaikan peranan para pengikut dan pengaruh para pengikut terhadap pemimpin.
Tidak dapat dipakai untuk menjelaskan adanya pemimpin dan bukan pemimpin serta pemimpin yang “baik” dan yang “tidak baik”, karena kenyataannya antara etika dan moral seseorang kadang tidak berhubungan secara konsisten dengan cara pelaksanaan kepemimpinan terhadap para pengikut.
Pendekatan ini memang memiliki banyak kelemahan dan dewasa ini telah banyak ditinggalkan oleh para ahli yang mengkaji masalah kepemimpinan. Meskipun pendekatan ini dinilai banyak kelemahan, namun pendekatan ini memiliki peranan yang penting sebagai dasar dari perkembangan pendekatan lainnya. Jadi pendekatan ciri bawaan pemimpin ini memiliki at yang penting bagi pendekatan yang lain, yang muncul pada perode berikutnya.