Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. ini berarti perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besarnya kas makin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya.
Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar profitabilitas saja akan berusaha agar semua persediaan kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Kalau perusahaan menjalankan tindakan tersebut berarti menempatkan perusahaan dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Untuk menentukan berapa sebaiknya kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan, belum ada standar ratio yang bersifat umum. Namun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun hutang lancar.
H.G. Guthman menyatakan bahwa jumlah kas yang harus dipertahankan dalam suatu perusahaan yang well finance hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jurnlah penjualannya atau salesnya. Perbandingan antara jumlah sales dengan jumlah kas rata-rata menunjukkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnover ini makin baik, karena ini berarti makin tinggi tingkat efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi cash turnover yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang bersangkutan.
Seperti halnya pada inventory dan piutang, pada kaspun terdapat persediaan besi atau persediaan minimal ialah apa yang disebut safety cash balance atau persediaan besi kas. Dimaksudkan sebagai persediaan besi kas adalah jumlah minimal dan kas yang harus dipertahankan oeh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu-waktu. Persediaan besi kas ini merupakan unsur atau inti permanen dan kas. Besarnya persediaan kas minimal ini berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan Iainnya. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan besi kas suatu perusahaan dapatlah disebutkan terutama:
1. Perimbangan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar
Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun timming antara cash inflow dengan cash outflow dalam suatu perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai jumlahnya maupun waktunya dapat dipenuhi dan penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang besar. Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. ini berarti bahwa pembayaran hutang akar dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan piutang. Pembayaran-pembayaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh, dan lain-lain, diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil penjualan produknya.
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan.
Untuk menjaga likuiditas, perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam perusahannya. Apabila aliran kas senyatanya selalu sesuai dengan dengan estimasinya, maka perusahaan tersebut tidak menghadapi kesukaran likuiditas. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempertahankan persediaan besi kas yang besar. Sebaliknya perusahaan yang aliran kasnya sering mengalami penyimpangan yang merugikan dan yang diestimasikan, perlulah perusahaan ini mempertahankan adanya persediaan besi kas yang agak besar.
Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas keluar misalnya karena adanya pemogokan, banjir, angin puyuh dan bencana alam lainnya, adanya penubahan peraturan pemerintah mengenai upah buruh, sehingga perusahaan harus sering mengadakan pengeluaran ekstra. Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas masuk misalnya kegagalan langganan untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Bagi perusahaan yang sering mengalami penyimpangan yang merugikan dalam aliran kasnya dirasakan perlu untuk mempertahankan adanya persediaan kas yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak sering mengalami peristiwa seperti tersebut di atas.
3. Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank
Apabila pimpinan suatu perusahaan telah berhasil dapat membina hubungan yang baik dengan bank akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesulitan finansialnya, baik yang disebabkan karena adanya peristiwa yang tidak diduga maupun yang dapat diduga sebelumnya. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan besi yang besar.