Setiap bangunan yang dibuat di sungai, baik yang dibangun pada alur atau bangunan yang melintas di atas alur sungai, harus direncanakan dengan baik. Persyaratan hidrologi dan hidraulika dalam perancangan setiap bangunan tersebut harus dipenuhi, sehingga dapat mengamankan, melestarikan dan meningkatkan keandalan bangunan di sungai maupun sungainya sendiri. Pertimbangan ini didasari pada kenyataan di lapangan, bahwa setiap bentuk usaha pembuatan bangunan di sungai, sedikit atau banyak akan dikehendaki adanya perubahan karakteristik sungai, terutama pada tempat di sekitar bangunan tersebut akan dibangun.
Secara alami sungai akan memberikan reaksi untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan- perubahan tersebut. Jika proses alami ini tidak diperhitungkan secara cermat, dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat merugikan keselamatan umum. Keselamatan dan kelestarian sungai perlu dijaga, mengingat sungai sebagai salah satu sumberdaya alam yang berfungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia (PP No 35 Th. 1991 tentang Sungai).
Oleh karena itu, prosedur perencanaan setiap bangunan di sungai harus memperhitungkan faktor alam utama, menyangkut perilaku sungai, yaitu sifat hidrologi dan hidraulika. Dengan mengkaji kondisi, sifat dan karakteristik hidrologi dan hidraulika sungai dapat ditentukan nilai beberapa besaran rancangan yang diperlukan, serta dapat dipikirkan cara-cara menghindari hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh penlaku hidrologi dan hidraulika sungai akibat adanya bangunan sungai tersebut. Petunjuk umum dalam hal perencanaan bangunan di sungai ini telah dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan .
Umum (1987) berupa Pedoman Perencanaan Hidrologi dan Hidraulika untuk Bangunan di Sungai.
Pada perencanaan bangunan jembatan kereta api misalnya, beberapa hal kiranya perlu diperhatikan menyangkut persoalan hidrologi dan hidraulika sungai. Dalam kaitannya dengan perancangan konstruksi bangunan jembatan tersebut, perlu ditetapkan beberapa nilai besaran rancangan yang harus didahului dengan analisis hidrologi dan hidraulika. Pada dasarnya tahapan analisis tersebut dimaksudkan untuk memahami karakteristik daerah aliran sungai (DAS) dimana bangunan tersebut akan dibuat, terutama menyangkut permasalahan banjir yang sering kali menyebabkan kerusakan-kerusakan bangunan di sungai. Dua besaran rancangan yang utama adalah debit banjir maksimum dan tinggi muka air banjir pada debit tersebut. Debit banjir rancangan dapat dihitunglditetapkan berdasarkan hasil analisis hidrologi, selanjutnya tinggi muka air banjir pada debit rancangan tersebut dapat dihitung dengan analisis hidraulika berdasarkan nilai debit banjir rancangan dan beberapa parameter hidraulika sungai.
Penetapan debit banjir rancangan tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah, terutama pada lokasi dimana data aliran sangat minim atau bahkan tidak tersedia sama sekali data pencatatan atau pemantauan aliran sungai, khususnya pada saat debit besar. Dalam keadaan demikian, penetapan debit banjir rancangan hanya dapat dilaksanakan dengan cara-cara tertentu melalui prosedur analisis hidrologi yang didasarkan pada hasil kajian terhadap data curah hujan dan parameter DAS. Selain itu kadang diinginkan usaha perbaikan jembatan kereta api yang telah dibuat. Dalam hal ini perlu ditinjau kembali perubahan karakteristik hidrologi setempat, yang dapat menyebabkan berubahnya debit banjir ekstrim. Umumnya perubahan karakteristik hidrologi tersebut diakibatkan oleh perubahan tataguna lahan pada DAS yang lebih cenderung bertambahnya lahan pemukiman. Hal ini menyebabkan meningkatnya nilai koefisien limpasan yang berarti debit maksimum aliran sungai juga akan meningkat. Oleh karena itu, upaya perbaikan jembatan tersebut tetap juga harus memperhitungkan persoalan hidrologi setempat.
Tinggi muka air banjir tergantung kepada karakteristik hidraulik sungai setempat, seperti bentuk dan ukuran tampang alur sungai di bawah rencana jembatan, kekasaran dinding dan dasar alur, dan kemiringan dasar alur. Dalam hal ini tentunya diinginkan profil muka air banjir di sekitarjembatan yang akan tergantung pula pada bentuk tampang aliran akibat adanya konstruksi pilar dan perletakan jembatan.
Dengan analisis hidraulika menyangkut aliran sungai pada debit banjir rancangan dapat diketahui profil garis muka air banjir sesuai dengan bentuk tampang rancangan pada alur sungai sekitar jembatan tersebut.
Dan tinjauan sifat sungai, menyangkut morfologi sungai, perilaku aliran sungai, akan dapat dipertimbangkan pemilihan macam dan tipe serta tata letak konstruksi pilar dan perletakan jembatan. Umumnya juga diperlukan perancangan beberapa bangunan pelindung konstruksi jembatan tersebut, seperti krib, bronjong tebing, dam penahan erosi dan lain-lainnya. Untuk menetapkan tipe dan ukuran konstruksi bangunan pelindung tersebut diperlukan tinjauan hidraulika secara lebih mendetil.
Dan uraian tersebut, secara umum dapat dinyatakan bahwa untuk merancang bangunan di sungai diperlukan persyaratan pokok terkait dengan pertimbangan hidrologi dan hidraulika sungai menyangkut debit banjir rancangan dan pemahaman karakteristik morfologi sungai.