Lapisan-lapisan sosial, diartikan sebagai penggolongan orang orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis berdasar parameter tertentu seperti : Power (kekuasaan), Privilege (kehormatan), Prestise (simbol bergengsi), dan Performence (penampilan). Penggolongan ini sendiri dimaksudkan sebagai penempatan diri sendiri atau orang lain, ke dalam suatu lapisan tertentu, yang disertai dengan anggapan bahwa dirinya berada pada tempat yang lebih rendah, sama atau lebih tinggi, apabila dibandingkan dengan orang lain.
Penggolongan ini bisa bersifat obyektif dan bisa juga bersifat subyektif. Penggolongan disebut obyektif, apabila penempatan lebih rendah atau lebih tinggi tersebut, ternyata setelah diukur dengan beberapa parameter yang ada, memang lebih rendah, sama atau lebih tinggi, atau dengan kata lain jika penempatan itu ternyata sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, misalnya seseorang yang merasa lebih pandai, lebih miskin atau lebih lemah, ternyata memang betul-betul sesuai dengan kenyataannya, ketika berhadapan dengan orang lain.. Sementara itu penggolongan disebut sebagai subyektif apabila penempatan lebih rendah, sama atau lebih tinggi ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Misalnya ada seseorang yang merasa lebih pandai, tapi ketika dibuktikan dengan kegiatan sama-sama menjalani ujian, ternyata nilainya lebih rendah: Artinya perasaan lebih pandai itu tidak sesuai denga keadaan yang sebenarnya. Perbedaan golongan secara hirarkis ini, akan menjadi penyebab terpilahnva anggota masyarakat kedalam lapisanlapisan yang tidak sama.
Status Sosial, menunjuk pada posisi sosial seseorang atau sekelompok orang di dalam suatu kelompok atau lapisan tertentu, ketika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Oleh Bruce J. Cohan (1979 : 35), dinyatakan bahwa :
“Staus refers to the social position that an individual holds in group or social ranking of a group when compared to other groups”. Status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam, meliputi : (I) Ascribed
Status , yaitu merupakan status yang berharga mati dan tidak dapat diubah-ubah oleh manusia, seperti : Kasta, Marga, Jenis Kelamin dan sebagainya dan (2) Achieved Status, yaitu merupakan status yang dapat diubah melalui usaha manusia, seperti : Tingkat pendidikan, kemiskinan, jenis pekerjaan dan sebagainya.
Ref : Universitas Gadjah Mada