Bagaimana hubungan antara skedul aliran kas dengan kedatangan bahan mentah dan pengiriman barang jadi? Apabila pembelian bahan mentah dilakukan dengan tunai maka saat masuknya bahan mentah secara fisik ke dalam perusahaan adalah bersamaan dengan pada saat aliran keluar. Demikian pula apabila penjualan barang jadi dilakukan dengan tunai maka saat keluarnya barang jadi dari gudang adalah bersamaan dengan aliran kas masuk.
Tetapi apabila pembelian bahan mentah maupun penjualan barang jadi dilakukan dengan kredit maka saat masuk ke atau keluarnya barang secara fisik tidaklah bersamaan dengan saat aliran kas keluar atau aliran kas masuk. Dalam hubungan ini finansial officer lebih berkepentingan saat terjadinya aliran uang keluar atau aliran uang masuk daripada saat masuk atau keluarnya barang secara fisik. Estimasi aliran kas ke luar yang terjadi karena pembelian bahan mentah secara kredit dapat disusun dalam skedul pembayaran hutang atau schedule of future payment.
Seperti halnya pada pembelian bahan mentah, perusahaan besar pada umumnya menjual produk akhirnya dengan kredit, yang berarti bahwa saat penjualan adalah berbeda dengan saat penerimaan kas atau cash inflows. Cash inflows yang terjadi karena penjualan barang jadi dapat direncanakan dengan menyusun schedule offuture receipt atau skedul penerimaan piutang.
Masalah persediaan khususnya untuk unit-unit perusahaan hutan HPH/HTI yang terletak jauh dari pusat persediaan, keterlibatan fasilitas angkutan dan pusat persediaan ke lokasi menjadi sangat penting. Sebagai contoh HPH/HTI yang terletak di Hulu sungai Mahakam yang jaraknya ke Samarinda lewat sungai Mahakam kurang lebih 500 km, memerlukan perhatian khusus dalam persediaan untuk operasional di lapangan antara lain dalam hal keperluan bahan makanan di base camp, keperluan bahan bakar, pelumas, suku cadang, material lain (ban, sling dll). Angkutan dari pusat persediaan di Samarinda cukup jauh dengan alat khusus kapal tongkang dsb dan ini memerlukan waktu bisa mencapai 2-3 hari.
Oleh sebab itu persediaan diatas harus diatur dengan mempertimbangkan:
- Keperluan persediaan di lapangan
- Persediaan besi di lapangan berhubungan dengan fasilitas gudang di base camp
- Fasilitas transport / kapal tongkang untuk mengangkut persediaan dari kota base camp
- Biaya yang berhubungan dengan pengadaan persediaan.
Dari segi pembelanjaan apabila persediaan melebihi dari keperluan berarti akan ada uang yang berhenti cukup besar dan tidak produktif. Sebaliknya apabila persediaan kurang dari keperluan maka dapat menganggu kelancaran operasi perusahaan sehari-hari.
Disamping itu keperluan persediaan dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Yang bersifat kuantitatif misalnya keperluan bahan bakar, pelumas, ban dll. Apabila jenis dan jumlah peralatan/mesin dapat diketahui maka dapat ditaksir keperluan bahan bakar dllnya.
Yang bersifat kualitatif dan nantinya harus kuantitatif juga di lapangan adalah keperluan “suku cadang” jenis yang disebut dengan fast moving parts seperti contohnya busi dll. Untuk setiap peralatan/mesin telah ada standar keperluan fastmoving parts. Hal lain lagi berhubungan dengan fasilitas bahan makanan untuk
karyawan di base camp juga harus diperinci. Biasanya sudah ada standar misalnya beras perlu X kg/orang/bulan. Demikian pula untuk lainnya.