Lompat ke konten
Kategori Home » Keperawatan » TRANSPORTASI PADA PASIEN KRITIS

TRANSPORTASI PADA PASIEN KRITIS

  • oleh

Transportasi  pasien  atau  memindalikan   pasien  dan  satu  tempat  ke  tempat  lain seringkali diperlukan, namun perlu diingat bahwa pasien dengan sakit yang kritis tidak mempunyai atau hanya mempunyai sedikit cadangan fisiologik.

Sehingga pemindahan pasien kritis dapat menimbulkan problem yang besar. Alasan itulah maka pemindahan pasien kritis memerlukan perencanaan yang cermat serta pengawasan yang ketat.

1. Pedoman Transportasi Pasien Kritis

Pemindahan pasien kritis dengan aman didasarkan atas 5 pedoman, yaitu:

1.  perencanaan

2.  sumber daya manusia

3.  peralatan

4.  prosedur

5.  lintasan.

2. Kategori Transportasi Pasien

1.  Transportasi intra mural (pemindahan dalam satu lingkup RS).

2.  Transportasi ekstra mural (pemindahan di luar RS). Ada 3 jenis pemindahan:

a.  Pre RS (primer)

Dan tempat kejadian ke RS.

b.  Inter RS (sekunder)

Pemindahan dan RS ke RS lain.

c.   International

Jarak Iebih dari 5.000 km.

3.  Kategori Transportasi lainnya.

a.  Transportasi Neonatus/anak.

b.  Transportasi pada pasien yang mengalami kecelakaan sewaktu menyelam.

c.   Transportasi pasien ICU pada saat kebakaran.

3. Transportasi Intra Mural

Pemindahan pasien dalam lingkungan RS seringkali diperlukan, sebagai contoh dan UGD, kamar operasi atau dan ruangan!zaal  yang akan masuk ke CU, ataupun untuk   keperluan   diagnostik.   Pemindahan   pasien   dalam   lingkungan   RS   relatif sederhana, meskipun pada keadaan darurat tetap harus diperhatikan/diantisipasi.

Keuntungan   dan  intervensi   pemindahan   pasien  harus   mempertimbangkan resiko  dan  pemindahan  tersebut,  lebth-lebih  pada  pasien  kritis.  Langkah-langkah pemindahan  pasien harus ditata dengan baik, sehingga  dapat terhindar dan bahaya baru atau resiko lain.

  •      Perencanaan Transportasi Intra Mural

Perencanaan  harus  ditetapkan  sebagai  protokol  dan  dibuat  sejelas  mungkin. Perawatan  selama  pemindahan  harus  sebanding  dengan  perawatan  selama  di ruangan.  Waktu  pemindahan  harus  ditetapkan.  Termasuk  rute  perjalanan  yang akan  dilewati.  Komunikasi  antar  petugas  untuk  koordinasi  mempunyai  peranan penting.   Perencanaan   yang   salah   akan   menyebabkan   memefektifitas   dan memperpanjang atau memperlama perjalanan pemindahan.

  •       Sumber Daya Manusia Transportasi Intra Mural

Jumlah  tenaga,  ketrarnpilan/skill  petugas  harus  dipertimbangkan  sesuai  dengan kondisi  pasien  yang  dipindahkan.  Tim  transportasi  merupakan  kombinasi  dan dokter,  perawat  clan profesi  lain yang terkait.  Setiap  anggota  tim harus familiar terhadap peralatan yang digunakan, mempunyai kemampuan serta berpengalaman mengenali dan mengatasi masalah, seperti kemampuan  untuk pembebasan  jalan nafas, ventilasi, resusitasi ataupun tindakan kedaruratan  lain. Di dalam tim harus ada pembagian tugas yang jelas, sehingga memudahkan prosedur.

  •       Peralatan Transportasi Intra Mural

Peralatan selama pemindahan harus tetap berfungsi sampai tempat tujuan. Peralatan harus mudah penggunaannya, dan tidak dibenarkan peralatan diletakkan pada  pasien  atau  dibawa  oleh  petugas.  Peralatan  yang  dibawa  disesuaikan dengan  kebutuhan  dan  kondisi  pasien.  Monitor  EKG,  denyut  nadi  dan  tensi diperlukan  oleh  setiap  pasien  (kecuali  pada  pemindahan  pasien  dalam  proses penyembuhan ke bangsal perawatan biasa).

Monitor respirasi, oksi metri, alat defebrilasi dan suction harus disediakan pada pasien yang tergantung pada ventilator atau pasien yang unstabil. Ventilator portable  akan  memberikan  ventilasi  yang  lebih  konsisten  dibandingkan  dengan kantong Resusilator manual.

Monitor  tekanan  darah  otomatis  non  invasif  dan  pompa  imfus  sangat dibutuhkan.  Kotak  emergency  kit  jangan  berisi  obat-obat  emergency  analgetik,seclatif,   pelumpuh   otot  dan  intubasi   set  sangat  membantu   untuk   meigatasi masalahmasalah   darurat   yang  mungkin   terjadi   selama   tindakan   transportasi pasien.  Peralatan  yang menggunakan  ants listrik  harus tetap  berfungsi.  Selama perjalanan, bila perlu membawa baterai cadangan.

Peralatan  yang terpasang  pada pasien seperti dramage,  USD, mfus  line atau cup line, catheter harus dipastikan dalam keadaan aman selama perjalanan. Semua peralatan tersebut harus siap pakai dan diperiksa secara teratur.

  •       Prosedur Transportasi Intra Mural

Tim transport harus terbebas dan tugas lain. Petugas penerima telah siap sebelum pemindahan   dimulai,   waktu   kedatangan   diketahui   dengan   jelas.   Sebelum berangkat alat-alat siap, perbaikan pasien dapat dilakukan mis, pemberian sedatif, mengganti cairan infus, transfusi yang habis, memastikan obat-obat motorik telah masuk   ke   dalam   infus,   dan   sebagainya.   Pemberian   trnasport   tidak   boleh mengabaikan pengobatan dan perawatan dasar pasien.

  •       Lintasan Transportasi Intra Mural

Tempat   tidur/brancard,   peralatan   dan   petugas   dengan   aman   dapat melewati seluruh rute perjalanan. Jika tempat tidur tidak dapat melewati rate mis pintu/lift gunakan brancard. (Kelemahan brancard tidak cukup membawa alat yang dibutuhkan).  Hindari  trauma  pada  pasien  atau  petugas  selama  memindahkan pasien.

Lift barus digunakan  selain pengunjung/wartawan  sebelum  memindahkan pasien sehingga tidak menghambat  perjalanan. Gerakan dan getaran yang kasar harus  dimmimalkan.   Status  pasien  dipenksa   setiap   interval  tertentu.   Segala perubahan keadaan pasien atau konclisi kritis yang mungkin terjadi dicatat. Pemindahan  pasien  dapat  menggunakan  temapat  tidur  dengan  catatan  tempat tidur beserta petugas dapat masuk lift dan dengan aman dapat melewati seluruh rute.

4. Transportasi Ekstra Mural

  •       Perencanaan Transportasi Ekstra Mural

Koordinasi dan komunikasi yang baik antar tim evaluasi, tim ambulans dan petugas pada  kedua  tujuan  akhir  adalah  sangat  penting.  Komunikasi  yang  kurang  akan membatasi penyebaran informasi yang jelas dan memungkiukan petugas spesialis kurang  dapat mempertimbangkan  dengan  tepat akan adanya  situasi  yang  kritis. Saluran telepon dan faksimile mengenai resusitasi atau pelaksanaan pasien kritis sebelum tim evaluasi tiba.

  •       Sumber Daya Manusia Transportasi Ekstra Mural

Semua  anggota  tim  harus  mempunyai   kemampuan   dan  pengalaman   dalam diagnostik dan resusitasi. Petugas yang biasa terkena mabuk perjalanan sebaiknya menghindari  misi  ini.  Mabuk  perjalanan  bagi  pasien  juga  perlu  diperhitungkan, karena  dapat menyebabkan  aspirasi.  Medikasi  yang  paling  efektif  untuk  mabuk perjalanan  adalah  Hydrobromide  Hyosine  (Skopolamine)  berefek  selama  4 jam pertama  perjalanan.  Suntikan  transdermal  dapat  berefek  selama  8  jam.  Efek sampingnya adalah sedasi, mulut kering dan distromia.

  •       Peralatan Transportasi Ekstra Mural

Peralatan  secara  umum  yang diperlukan  antara lain tempat  tidur/brancard  yang aman selania  perjalanan,  kotak medis  dengan  berat di bawah  40 kg.  Peralatan untuk proteksi petugas seperti sarung tangan, masker, dan sebagamya.

Apabila  menggunakan   peralatan  elektronika   harus  dilengkapi   dengan   baterai cadangan   untuk   2  kali   perhitungan.   Mat   komunikasi   jarak   jauh.   Peralatan selngkapnya dapat dilihat pada lampiran.

  •       Prosedur Transportasi Ekstra Mural

Penilaian  pasien  di  tempat  kejadian  meliputi  A,  B,  C  dan  resusitasi ditambah koreksi suku dan biokimia. Lakukan intubasi jika perlu di luar kendaraan. Tandatanda   vital/data-data   penting   seperti   AGD,   X  Ray   dilakukan   sebelum berangkat dan dilakukan cross cek golougan darah. Pasien yang gelisah mungkin perlu diberikan sedasi.

Perhatikan selang drainase ketika mengangkat pasien. Tercabutnya selang drainase dapat menambah resiko pneumothoraks.  Kateter IV lebih baik dipasang jauh  dan  persendian  dan  terjamin  keamanannya.  Jalur  vena  sentral  mungkin dibutuhkan.  Penggunaan  infus pump dapat mengurangi  terputusnya  aliran infus. Infus dengan tekanan dapat diindikasikan  untuk penggantian  volume cairan yang darurat.   Obat-obat   IV  dipersiapkan   dan   diberi   label   dengan   baik   sebelum digunakan. Jika nutri dihentikan hams diperhitungkan  kejadian hipoglikemia harus dicegah dengan memberikan infus dekstrose 10 % dan monitor gula darah. Syringe

pump   dapat   mengontrol   pengaturan   obat   dan   cairan   dengan   baik   selama perjalanan.

  •       Passager Transportasi Ekstra Mural

Transportasi  udara digunakan  untuk  lintas kota atau medan  yang  berat, darat biasa digunakan untuk daerah perkotaan, atau daerah yang memungkinkan. Pesawat  udara menjadi  pilihan  untuk sebagian  besar sistim  medik darurat,  baik helikopter  ataupun pesawat. Masalah utama penggunaan  transport udara adalah ketinggian     yang    menyebabkan     berkurangnya     tekanan    parsial    oksigen, menmgkatnya tekanan gas di mang tertutup, dan menurunnya suhu udara.

Pasien  yang  mungkin  terganggu  clengan  ketinggian  (hipoksernia  berat) dapat  diberikan  oksigen  100  %  dan  diterbangkan  dengan  ketinggian  serendah yang diijinkan. Posisi melintang akan memberikan perubahan terkecil pada cairan tubuh, tetapi hanya sedikit alat transportasi yang mempunyai ruang untuk ini. Ada beberapa problem penting yang dapat terjadi dalam perjalanan antara lain:

–     Brankard pasien tidak sesuai dengan kendaraan yang cligunakan.

–     Lingkungan atau cuaca yang tidak baik.

–     Ketidaknyamanan perjalanan, terik matahari, malam han.

–     Getaran dan suara bising.

5. Transportasi Khusus

a.  Transportasi pada Neoratus

Inkubator biasanya besar dengan berat ± 80 kg, dan menggunakan tenaga 200 W (menggunakan  AC  atau  DC)  tmtuk  hemostatis  suhu  dan  sekitar  20  W  untuk monitoring. Kegunaan dan gas medis serta energi listnik disediakan di kendaraan adalah untuk mengurangi  silinder gas dan tenaga baterai konservatif  yang hams dibawa. Aeronudical transport adalah penting untuk mengatur Fi02, meminimalkan resiko terjadinya fibroplasia retrolental.

b.  Transportasi pada Pasien yang mengalami kecelakaan sewaktu menyelam Pasien dengan nyeri dikompresi atau emboh gas arterial tidaklapat ditolelir walau kedalamannya   rendah   (100-200   m),  karena   gelembung   yang   meluas   akan mengakibatkan  eksaserbasi gejala klinis. Untuk perjalanan udara, sebagian besar pasien dengan kecelakaan di saat menyelam diberi oksigen 100 % dengan masker wajah, dan dievaluasi dengan kecepatan penuh pada tekanan permukaan air laut

ke unit hiperbarik yang dapat dipindahkan, dapat dibawa ke tempat kejadian, tetapi beberapa  modelnya  dapat  menimbulkan  beberapa  masalah  pembawaan,  dan kurangnya ruangan untuk membawa.

c.  Transportasi Pasien ICU bila terjadi kebakaran

Penyebab  kematian  terbesar  adalah  inhalasi  asap  ddan  keracunan  CO  serta Sianida. Konsekuensmya,  ketika timbul kebakaran  di dalam/di dekat  Ruang ICU, pertamatama petugas harus memindahkan pasien yang bernafas spontan. Pasien dengan   ventilasi   mempunyai   suplai   udara   sendiri   dan   dapat   dipindahkan belakangan dimana asap telah menginfiltrasi masuk. Lift tidak boleh digunakan.

Beberapa hal prinsip dalam pemindahan pasien perlu mendapat perhatian, antara lain:

1.  Jelaskan pada pasien jika memungkinkan.

2.  Stabilisasi pasien seoptimal mungkin sebelum berangkat.

3.  Harus terencana,jangan tergesa-gesa.

4.  Pertahankan stabilitas selama perjalanan.

5.  komunikasi yang adekuat antara pengirim dan penerima.

6. LAMPIRAN

•   Alat-alat

Peralatan untuk transportasi intra mural, antara lain:

1. Oksigen

2. Ventilator manual

3. Pleura drainase (WSD)

4. Urin bag dan drai yang lain

5. Defibrilator lengkap monitor EKG

6. Pace maker biasanya external pacing

7. Cairan infus

8. Alat dialisis (CAVH, CVVH)

9. Pulse oksimetri

10. Termogulation (pelindung dan hawa dingin)

11. Emergency kit

12. Cadangan baterai

13. Alat monitor (EKG, tekanan darah invasif, respirasi, oksimetri, suhu dll).

Peralatan untuk ekstra mural, antara lain:

1.  Respirasi

Airways,    ambubag    dengan   mask,   ventilator    portable   lengkap,    simple spirometer.

Alat intubasi  : ETT, laringskope,  magil forceps,  yunger  suction,  tracheostomi tube.

Pleura drainase : kateter, trocar, kanul vena besar, scapel howard kelly forceps, heimlich valves, drainase bag, set jahit kulit Nebulizer.

2.  Sirkulasi

Monitor,  defibrilator,  pulse  oksimetri,  spygnomanometer,   tensimeter,  kateter vena perifer atau sentral, cairan kristaloid, kateter arteri dan set monitor, spuit, infus pump atau syringe pump.

3.  Gastrointestinal

NGT dengan bag.

4.  Renal

Dower catheter/kondom dengan bag.

5.  Umum

Lampu senter, plester, label, gunting, antiseptik, pakaian dli.

6.  Obat-obatan

•    Obat-obatan sirkulasi.

•     Inotropik

•     Atropin

•    Beta bloker

•     Neostigmin

•    Antri aritmia

•     Antiliipertensi

•     Deuretic

•     Potasium

•     Magnesium

•    Sodium bicarbonat

•    Calcium cloride

•    Glucosa hipertonic

•    Penisilin atau yang lam

•     Heparin

•    Vitamin K

•    Oxitocin

•    Bronchodilator

•    Narkotik

•    Narkotik antagonis

•    Antikonvulsi

•    Sedatif

•    Neuromuskuler bloker

•    Anti emetik

•    Anestesi lokal

•    General anestesi

7.  Mat lain

Termometer

Alat lab sederhana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *