Lompat ke konten
Kategori Home » Hukum » Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional

Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional

  • oleh

Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional

1. Persiapan.

– penury ukan wakil

– pemberian full powers: – status

– kewenangan (hadiri sidang, aktif di persidangan; menyetujui teks; menandatangani)

2. Negosiasi.

– Cara:

– Bilateral (lisan) maupun multilateral (konf. Diplomatik)

– Selalu konsultasi dg. pemerintahnya.

3. Otentifikasi.

– kesepakatan, artinya: – siap di tanda-tangani.

– sahkan hasil perundingan

– akibat tanda-tangan:

1. sahkan hasil perundingan, bila utk. mengikatnya PI perlu ratifikasi atau

2. menjadikan terikat pd. PI, bila utk. mengikatnya PI tdk. perlu ratifikasi

4. Ratifikasi. = persetujuan dr. kpl. neg/pemth. atas t.t. thd. PI yg. dilakukan oleh wakilnya. = pernyataan formal utk. terikat pd. PI.

Perlunya Ratifikasi: – dittk. deihikian

– bdsrk. kesepakatan, ratifikasi adl. perlu.

– PI yg. tlh. di t.t. akan berlaku bila ada ratifikasi

Ratio adanya ratifikasi:

– hak neg. utk. tinjau kembali – perlu penyesuaian dg HN

– bdsk. prinsip kedaulatan – prinsip demokrasi Aksesi & Adhesi

= turut serta dim. perj. ftp. tdk. ikut dim. pembuatan perj.

Arti: – aksesi: turut serta ttp tdk. penuh

– adhesi: turut serta sec. penuh

Praktek: tdk. ada perbedaan arti.

Reservasi

= pernyataan sepihak utk. meniadakan/merubah akibat hk.ttu. dim. PI, pd. saat menyatakan terikat pd. PI

– hak neg. berdaulat.

. alasan pembenar: – partisipasi masimal

– pengutamaan ktt. dasar PI

. Akibat hk. reservasi:

– neg. pereservasi <–> neg. penerima: PI berlaku sbg. mana perubahan

– neg. pereservasi <–> neg. penolak: neg. penolak membolehkan sbg. peserta, PI berlaku penuh

– sesama neg. tdk. reservasi: PI berlaku penuh.

Mulai Berlakunya PI

– ps. 24/1: – ktt. dim. PI

– bdsk. hsil kesepakatan

– bg. PI yg. memerlukan ratifikasi: stlh. dilakukan pertukaran/penyimpanan

– bg. PI yg. tdk perlukan ratifikasi: setelah tanda-tangan

– setelah dipenuhi sejiimlah ratifikasi.

Registrasi & Publikasi

. penuhi ktt. ps. 102 Piagani PBB: setiap perjanjiaii harus didaftarkafi kesekre-tariat PBB.

. bila tidak, tdk. dpt. di bawa ke badan PBB (khususnya MI)

. tujuan ps. 102: utk. cegah adanya perj. yg. sembunyi-

sembunyi.

Aplikasi & Pelaksanaan

– penyesuaian dim HN dan atau – pengaturan dim HN

Sahnya PI

= berlaku menurut hukum

= memenuhi ktt. hukum yg. berlaku:

– kewenangan para pihak,

– berkaitan dg. proses pembuatan PI.

Ps.46-52, PI tidak sah bila ada unsur:

– incapacity in making treaty (=mnrt HI) – corruption (penyalahgunaan)

– error (khilaf) – coercion (paksaan)

– fraud (penipuan) – bertentangan dg jus cogens

*

→ hak membatalkan hilang bila secara eksplisit menyetujui atau secara implisit mentaati PI.

Bahasa PI

. umumnya di buat dim bhs. inggris

. perj. bilateral: bhs. masing-2 neg.

. perj. multilateral: dim. berbagai bhs. dan mengacu pd. bhs. resmi PBB.

Inconsistent Treaty

= adanya >< kewj. ant. treaty lama dg. Baru-^ berlaku asas: “lex posterior derogat legi priori” (ps.30 ay. 2).

Pengecualian:

– ada neg. sbg. pihak dr. 2 treaty, sdg. pihak lain salah satu treaty-> yg. berlaku yg. sama samasbg. pihak.

– treaty lania melarang berlakunya treaty baru yg. bertentangan dg. treaty lama (ps. 103 Piagam PBB).

Revisi, Amandemen, & Modifikasi

* umum: proses perubahan PI yg. sdg. berlaku.

* revisi: perubahan sec. umum

* amandemen: perubahan ktt. ttu.

* modifikasi: perubahan antar pihak ttu.

* tujuan: sesuaikan dg. keadaan yg. berubah.

Berakhirnya PI

A. Karena Hukum:

1. Hapusnya subyek atau obyek perj.

2. Munculnya “jus cogens”:

= norma hukum pemaksa yg. tidak dpt. dirubah oleh ktt. hk. (int.) lain

= hanya dpt. ditiadakan oleh jus cogens baru.

– masih menimbulkan persoalan = tdk. menja min kepastian hukum.

3. Adanya doktrin “rebus sic stantibus”

= perj. akan tetap berlaku selama keadaan esensial pd. saat ditutupnya

perj. tetap.

– diatur dim. ps.62 “fundamental change of circumstances”

– Perubahan tsb. menyangkut 2 hal:

i. keadaan fundamental tsb. sbg. dasar terikatnya neg. → menimbulkan pertimbangan bg. pihak-2 atas keadaan yg. berubah, utk. meneruskan PI (test subyektif).

ii. perubahan keadaan tsb. merubah kewajiban pihak-pihak dlm. PI (test obyektif).

– Perubahan keadaan fundamental tsb. tdk. berlaku bagi:

– bg. penetapan garis perbatasan,

– akibat pelanggaran oleh pihak dlm. PI.

B. Tindakan para pihak:

– adanya persetujuan

– penarikan diri

PENAFSIRAN PI

1. Badan yg. berwenang:

– Badan peradilan

– Organisasi int. yg. lakukan tugas teknis

– Badan eksekutif dr. IMF

– Panitia ad hoc.

2. Prinsip/Cara penafsiran:

– gramatikal dan kehendak para pihak

– tujuan dan konteks PI

– kepantasan dan keselarasan

– prinsip efektifitas

– penggunaan bahan ekstrinsik, meliputi:

. prinsip: isi/kalimat dim PI

. keadaan masa lampau

. travaux preparatoires/catatan perundingan

. protokol/resolusi/laporan komite

. persetujuan tambahan

. perj. lain yang materinya sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *