Perkecambahan biji:
- Bentuk awal dari embrio yg berkembang menjadi sesuatu yg baru yaitu tanaman anakan yg sempurna (Baker, 1950)
- Proses tumbuhnya embrio (keluarnya radicle dan plumulae dari kulit biji (Kramer dan Kozlowski, 1979)
Air Fungsi 1: Melunakkan kulit biji : embrio dan endosperm mengembang sehingga kulit biji robek
Fungsi 2: Memfasilitasi masuknya 02 ke dalam biji :
- air imbibisi pd dinding sel shg dinding sel jd permeabel thd gas
- gas masuk scr difusi shg suplai 02 pd sel hidup meningkat : pernafasan aktif
Fungsi 3: Mengencerkan protoplasma : aktivasi macam2 fungsinya
Fungsi 4: Alat transport larutan makanan dari endosperm/kotiledon ke titik tumbuh di embryonic axis : utk membentuk protoplasma baru
Faktor yg mempengaruhi kecepatan penyerapan air
1. Permeabilitas kulit/membran biji
2. Konsentrasi air
Km air masuk scr difusi (dr konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji hrs tdk lebih pekat dr di dlm biji
3. Suhu air
Suhu air tinggi : energi meningkat, difusi air meningkat shg kecepatan penyerapan tinggi
4. Tekanan hidrostatik
- Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air
- Ketika volume air dalam membran biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, shg kecepatan penyerapan air menurun
5. Luas permukaan biji yg kontak dengan air
- Berhubungan dg kedalaman penanaman biji
- Berbanding Iurus dengan kecepatan penyerapan air
6. Daya intermolekuler
- Mrpk tenaga listrik pd molekul2 tanah/media tumbuh : makin rapat molekul2nya, makin sulit air diserap oleh biji
- Berbanding terbalik dengan kecepatan penyerapan air
7. Spesies dan varietas
Berhubungan dengan faktor genetik yg menentukan susunan kulit biji
8. Tingkat kemasakan
Berhubungan dg kandungan air dim biji : biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat
9. Komposisi kimia
- Biji tersusun atas karbohidrat, protein, lemak
- Kecepatan penyerapan air : protein>karbohidrat>lemak
10. Umur
Berhubungan dg lama penyimpanan : makin lama disimpan, makin sulit menyerap air
b. Suhu
Adanya cardinal point temperatures : min – optimal – max
- Suhu minimum : batas suhu terendah di mana tdk dpt terjadi lagi perkecambahan biji Berpengaruh pd periode waktu perkecambahan; bersifat reversible
- Suhu maksimum : batas suhu tertinggi di mana tdk dpt terjadi lagi perkecambahan biji Berpengaruh pd periode waktu panjang maupun pendek; bersifat irreversible
- Suhu optimum : kisaran suhu di mana keceptn dan % perkecamb berada pd titik tertinggi Berpengaruh pd periode waktu minimum
Kondisi biji dim merespon suhu dipengaruhi oleh
- lamanya penyimpanan pascapanen * tingkat kerusakan biji
Suhu selama periode permulaan imbibisi adalah kritis, terutama pada 30 menit pertama Imbibisi pada suhu < 15 oC menurunkan jumlah dan tingkat pertumbuhan benih
Chilling/alternating temperature :
- Pemberian suhu tinggi 25 oC pada face awal imbibisi, dilanjutkan dg suhu rendah 15 oC
- Bertujuan utk mematahkan dormansi biji krn suhu dg meminimalkan kerusakan
- Mengadopsi kondisi alami pada proses pergantian siang dan malam (ada fluktuasi suhu)
Teori yg digunakan :
- Teori zat penghambat
Pada suhu tinggi, metabolisme dim biji membentuk inhibitor
Ketika suhu diturunkan, konsentrasi inhibitor berkurang shg perkecambahan dpt terjadi
- Teori 02 :
Pada suhu tinggi, 02 tidak mencukupi utk perkecambahan Ketika suhu diturunkan, 02 menjadi tercukupkan
c. 02
- Dibutuhkan pd proses oksidasi utk membentuk energi perkecambahan
- Bukan mrpk faktor pembatas pd perkecambahan biji, namun dibutuhkan dim jumlah lebih banyak pada proses-proses selanjutnya
- Udara di alam yg mengandung 20% 02 sudah membantu perkecambahan Proses perkecambahan hanya butuh 0,3% 02
d. Cahaya
Pengaruh cahaya berhubungan dg waktu imbibisi
- Berkecambah dim gelap
- Berkecambah dim cahaya terus menerus
- Berkecambah setelah penyinaran sesaat
- Tidak terpengaruh oleh ada/tidaknya cahaya